Sementara Ola terus saja mencari tahu dimana keberadaan Azka dan Mela.
"Sialan, bersembunyi dimana mereka ya? kenapa aku belum juga bisa menemukan keberadaan mereka? padahal aku sudah mengerahkan seluruh anak buahku," batin Ola kesal.
Selagi kesal mondar-mandir di teras halaman. Tiba-tiba datang beberapa orang.
"Maaf, Nona. Saya pemilik baru rumah ini, saya minta saat ini juga anda kemasi semua barang-barang anda, karena saya telah membeli rumah ini dari suami anda," ucap salah satu pria tersebut.
"Maaf, pak. Tapi suami saya tidak pernah mengatakan akan menjual rumah ini. Malah saat ini saya sedang mencari keberadaannya," ucap Ola.
"Tapi bener hari yang lalu, suami anda datang bersama dengan seorang wanita. Dan menyerahkan sertifikat rumah serta mobilnya untuk saya beli. Ini ada buktinya semua surat-surat ada di tangan saya," ucap pria tersebut seraya menunjukkan surat-surat tersebut.
Sejenak Ola melihat semua surat-surat tersebut. Dia semakin bertambah kesal dan dendam pada Azka.
"Kurang ajar, aku yakin dia minggat dengan Mela. Hukuman yang aku berikan pada mereka ternyata tidak membuat mereka jera!" batin Ola.
Hingga Ola terpaksa harus berkemas saat itu juga. Dia pun mengajak Neneng dan Ari tinggal bersamanya.
"Terpaksa aku harus tinggal di apartement, tetapi aku akan mengatakan apa tentang Olive yang sedang terbaring lemah jika suatu saat nanti Rere bertanya? ah bingung amat, biar saja aku katakan jika itu adalah Ola, habis perkara," batin Ola.
Saat itu juga Ola menelpon Brian untuk datang berserta beberapa anak buahnya ke rumah tersebut untu membantu membawa semua barang-barang ke apartement.
Hanya beberapa jam kemudian mereka telah sampai di apartement.
"Mah, kenapa kita pindah kemari? dan kenapa papah tak ikut, bahkan dari kemarin papah tak pulang?" tanya Rere dengan polosnya.
"Hem, suatu saat jika kamu telah dewasa pasti tahu. Sekarang kita tinggal di sini dulu ya?" ucap Ola.
"Baik, mah. Rere nggak apa-apa asalkan ada mamah di samping Rere," Anak perempuan umur lima tahun tersebut memeluk tubuh Ola yang dia sangka Olive.
"Anak mamah pintar sekali," Ola membalas pelukan Ola.
"Mba Ari, tolong bantu Rere menata semua pakaiannya ya."
"Baik, Nona."
Ola melangkah pergi ke kamar utama dimana ada Olive yang masih terbaring lemah tak berdaya. Dan kebetulan sedang di periksa oleh Rani seorang dokter profesional dan juga merangkap sahabat baik Ola.
"Bagaimana kondisi Olive?" tanya Ola penasaran.
"Hem, yah seperti inilah. Dia belum ada perkembangan sama sekali," ucap Rani.
"Lantas apakah ada harapan dia akan bisa pulih?" tanya Ola lagi.
"Kamu tak usah khawatir, kondisi tubuhnya kuat seperti dirimu. Aku pastikan dia akan pulih tetapi memang butuh waktu yang cukup lama. Karena lukanya begitu parah," ucap Rani.
"Bagaimana kamu bisa mengajak Rere tinggal di sini?" tanyanya penasaran.
Tanpa ada rasa sungkan, Ola bercerita panjang lebar pada Rani.
"Ya ampun, kok jahat banget tuh si Azka dan selingkuhannya. Aku kok jadi ikutan kesal mendengarnya," ucap Rani lirih.
"Apalagi aku, tahu akan seperti ini aku potong sekalian burung si Azka hingga habis. Dan aku kasih cabe yang banyak pada **** ***** si Mela," ucap Ola geram.
"Lantas apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya Rani penasaran.
"Aku akan datangi kantor Azka dan ingin memberinya pelajaran yang setimpal padanya. Oh ya, aku pergi dulu ya, sudah tak sabar aku ingin menghajar pria brengsek itu!"
Ola melangkah pergi meninggalkan Rani yang masih ada di kamar utama. Ola mengajak Brian untuk ke kantor Azka. Mereka lekas pergi dan hanya beberapa menit saja telah sampai di kantor Azka karena Brian sangat cepat dalam mengemudi mobilnya.
"Maaf Nona, anda di larang masuk ke kantor?" larang security menghadang langkah Ola.
"Saya ini istri pemilik perusahaan ini, kenapa saya di larang masuk ke kantor suami saya?" tanya Ola geram.
"Maaf nona, sekarang perusahaan ini sudah bukan milik suami anda lagi tetapi sudah di beli oleh orang lain," ucap Security tersebut.
"Anda jangan bohong ya, pak. Awas minggir!" Ola dengan kasar mendorong tubuh security tersebut dan dia menerobos masuk saja ke dalam kantor karena dia masih belum percaya dengan apa yang di katakan oleh security tersebut.
Namun Security terus saja mengejar Ola dan menghadangnya lagi.
"Pak, tolong jangan halangi saya atau anda akan tahu akibatnya!" ancam Ola.
"Nona, saya hanya menjalankan perintah dari atasan baru saya," ucapnya membuat Ola tak bisa lagi menahan rasa amarah dan dia memukul perut security tersebut dengan sangat keras.
"Bug"
"Ah...anda sudah keterlaluan nona." Rintihnya kesakitan.
Keributan tersebut sempat terdengar oleh pemilik baru kantor tersebut hingga dia pun keluar dari ruangannya.
"Heh, ada apa ini? dan anda siapa?" tanyanya melihat ke arah Ola.
"Saya istri yang punya kantor ini!" ucap lantang Ola.
"Wah ternyata anda istri, Tuan Azka? lantas siapa wanita yang bersamanya waktu itu yang datang ke rumahku ya?" tanya pria tampan itu.
"Katakan dimana suami saya?" tanyanya ketus pada pria tampan itu.
"Nona, saya tak tahu dimana dia. Setelah dia menjual perusahaannya padaku, dia pergi begitu saja bersama dengan seorang wanita. Kalau aku lihat wanita itu biasa saja, lebih cantikan anda. Betapa bodohnya Tuan Azka ya," ucapnya.
Setelah tahu jika Azka tak ada, Ola langsung berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan lagi pria tampan itu. Berbeda dengan pria tampan itu justru penasaran pada, Ola.
"Heh, kenapa kamu kesakitan?" tanyanya pada security.
"Perut saya di pukul oleh, Nona Olive."
"Hah, Wanita itu memukul mu hingga kamu kesakitan seperti itu?" pria tampan itu tak percaya.
"Hem, berarti tenaganya kuat juga jika bisa membuat security ini kesakitan. Lantas bagaimana bisa Tuan Azka bersama wanita jelek itu ya? sementara dia menyia-nyiakan wanita cantik tadi?"
"Apa dia sudah rabun matanya ya, hingga menyia-nyiakan istri yang sangat cantik. Aku saja sangat terpesona. Jika memang Tuan Azka sudah tak menginginkan dirinya, biar aku yang akan mengejar cintanya."
"Aku akan menyelidiki dirinya lebih lanjut. Supaya aku bisa mendekati dirinya dan aku jadikan dia permaisuri di dalam hatiku."
Diam-diam pria tampan ini telah jatuh cinta pada, Ola. Dan dia akan berusaha mengejar cinta Ola. Entah bagaimana caranya dia akan menyelidiki keberadaan, Ola.
Sementara saat ini Ola dan Brian dalam perjalanan pulang ke apartement.
"Brian, bagaimana tugas dariku? apa kamu sudah tahu dimana saat ini Azka berada?" tanyanya
"Maaf, bos. Sejauh ini saya belum menemukan dimana Azka berada."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
uutarum
alurnya cepat....
2022-11-24
0
Nonny
terlalu buru-buru ya ka😄😄
2022-10-04
1
🍓🍓🍓
Olla sedikit ceroboh😆 menghadapi org licik kamu harus lebih licik terutama cerdik
2022-10-04
3