Tidak Mendapat Restu

"Mas nggak sedang bercanda 'kan? Enggak lucu sama sekali, mas. Kita baru bertemu kemarin loh, dan sekarang mas ngajak aku untuk menikah." Cicit Selyn.

"Aku serius! Apa wajahku terlihat sedang bercanda?" tanya Sakti.

Selyn menatap wajah Sakti, "Tapi, aku bukan gadis yang cocok untuk pendamping hidupmu, Mas. Kita bagai bumi dan langit. Semua bisa dilihat dari hal yang sederhana, contohnya pakaian. Mas seperti raja dan aku gembelnya." Tutur Selyn sambil tersenyum.

Sakti mendekati Selyn, dia menatap lekat wajah gadis itu.

"Mau atau tidak?" tanya Sakti.

"Enggak," jawab Selyn.

Huft ... Sakti menghela nafas panjang. Dia melonggarkan dasinya lalu menarik kepala Selyn dengan paksa.

Tiba-tiba daja Sakti mencium bibir gadis itu.

"Kenapa mas lancang sekali? Seenaknya mencuri ciuman pertamaku. Ah kau sudah menodai kesucian bibirku," gerutu Selyn.

Sakti berdiri lalu menarik paksa Selyn untuk ke luar dari ruang kerjanya.

"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Selyn.

"Jangan banyak tanya, ikut saja!" jawab Sakti.

Sakti membawa Selyn pergi dengan mobilnya. Dia mengajak gadis itu ke sebuah butik.

"Mas mau merubah penampilanku?" tanya Selyn saat melihat isi butik yang dipenuhi oleh bermacam-macam gaun.

"Hanya kali ini, aku mau membawamu ke rumah. Bertemu orang tuaku, malam ini." Jawab Sakti.

"Maaf, Mas. Selyn bukan boneka yang bisa mas atur. Saya belum menyetujui ajakan mas untuk menikah saja mas sudah mau mengatur hidup Selyn, bagaimana nanti jika kita sudah benar-benar menikah? Mas cari gadis lain saja, yang bisa mas atur sesuai keinginan mas." Pungkas Selyn, gadis itu melangkah ke luar dari butik.

"Hei! Tunggu!" Sakti mengejar Selyn dan meminta pengertian dari gadis itu.

"Kedua orang tuaku berencana menjodohkan aku dengan seorang gadis, tapi aku tidak mencintainya." Belum selesai Sakti bicara, Selyn sudah memotongnya.

"Bukankah sama saja, mas juga tidak mencintaiku." Ujar Selyn.

"Jelas beda! Aku menyukaimu sejak pertemuan kita yang pertama, yaitu kemarin." Ungkap Sakti.

Ha-ha-ha ... Selyn tertawa lepas, dia merasa ungkapan hati seorang Sakti adalah sebuah lelucon.

"Mas, aku memang miskin dan tidak sekolah. Tapi, bukan berarti aku bodoh. Seorang petinggi perusahaan menyukai gadis gembel sepertiku, itu hal yang mustahil! Kalau pun ada itu hanya seribu satu, dan itu hanya ada di sinetron." Tegas Selyn.

"Baiklah, jika kamu menganggap rasaku padamu adalah sebuah lelucon, bagaimana jika kita menikah. Dengan atau tanpa restu kedua orang tuaku." Kata Sakti.

Selyn menatap lekat wajah Sakti, dia bingung dengan sikap pria ini padanya.

"Mas, untuk menjadi seorang direktur sebuah perusahaan besar, pasti mas harus punya pendidikan dan pengetahuan yang tinggi, bukan? Tapi, kenapa aku melihat sepertinya mas tidak punya semua itu. Mas bodoh!" cetus Selyn.

"Saya tidak punya pilihan lain! Tolong bantu aku! Jika kamu tidak mau menikah denganku, oke aku hargai keputusanmu. Tapi, tolong bantu aku sekali ini saja, anggap ini sebagai balas budi karena kemarin aku sudah menolongmu." Sakti menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

Selyn tersenyum tipis sedikit menyeringai, "Pewaris tunggal perusahaan terbesar di sini, yang terkenal dingin dan angkuh sekarang sedang memohon kepadaku, apa aku tidak salah lihat? Kamu memintaku untuk bersandiwara di depan kedua orang tuamu? Apa kamu tidak memikirkan bahaya apa yang akan terjadi padaku setelah hari ini?" Cecar Selyn.

"Mas, jangan pernah menganggap seseorang itu mudah hanya karena kamu punya segalanya. Maaf mas, saya tidak bisa!" Tolak Selyn.

Sakti tidak bisa berkata-kata lagi, baru kali ini ada gadis yang menolak keinginannya secara terang-terangan. Dan baru kali ini juga ada seorang gadis yang berani mengatakan jika Sakti bodoh.

"Aku harus mendapatkanmu, bagaimana pun caranya." Gumam Sakti.

Sakti menghubungi seseorang dan memerintahkan hal yang tidak baik. Dia punya rencana jahat pada Selyn.

Selyn berjalan menyusuri jalanan yang sedikit sepi, dijam-jam seperti ini sangat wajar karena masih jam kerja.

Mph ... Tiba-tiba ada yang membekap mulut Selyn, dan gadis itupun terkulai pingsan.

"Bawa dia ke hotel!" titah ketua.

Selyn dimasukkan ke dalam mobil, lalu mobil itu melesat dengan kecepatan penuh menuju hotel yang jaraknya tidak jauh dari tempat penculikan.

"Bos! Ini gadis yang bos minta!" kata ketua sambil membawa Selyn yang belum sadarkan diri.

"Rebahkan dia di kasur! Dan ini bayaranmu," kata Sakti sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat.

Sakti mendekati Selyn yang terkulai lemah di kasur, efek obat bius masih bereaksi di tubuhnya.

"Maafkan aku, Selyn. Hanya cara ini yang bisa aku lakukan agar kau mau menikah denganku!" lirih Sakti sambil melucuti pakaian Selyn satu persatu.

Selyn tersentak saat merasakan ada yang bergerak di atas tubuhnya dan diapun merasakan sakit di inti tubuhnya.

"Mas! Apa yang kamu lakukan? Sakit!" pekik Selyn.

Sakti tidak peduli itu, dia terus bergerak naik turun hingga terdengar lenguhan panjang dari mulutnya, barulah dia berhenti.

"Mas jahat!" Selyn tak kuasa menahan sakit dan sedih.

"Mas tidak punya cara lain, hanya ini cara yang mas punya agar kamu mau menikah denganku." kata Sakti.

Sakti memeluk tubuh Selyn yang sedang menangis, Sakti tidak menyesali apa yang baru saja terjadi.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Sakti mengajak Selyn untuk pulang ke rumahnya.

"Kamu baru pulang," sambut Mama saat melihat Sakti memasuki rumah. Keluarga Rendra sudah ada di sana.

"Iya, Ma. Maaf telat, karena tadi aku pergi untuk menjemput Selyn." Kata Sakti.

Mama melihat ke arah Selyn dengan tatapan tidak suka. "Siapa dia? Kenapa kau membawanya ke rumah ini?" tanya Mama.

"Dia Selyn, calon istriku." Jawab Sakti.

"Apa-apaan ini? Jadi ini maksud kalian mengundang keluargaku untuk makan malam, kalian berniat mempermalukan keluargaku." Rendra terlihat tersinggung dengan perkataan Sakti.

"Maaf tuan Rendra, bukankah sejak awal saya sudah menolak perjodohan ini? Saya sudah punya calon istri pilihan saya sendiri, dan itu sudah sering saya katakan. Tapi, tidak ada satu pun dari kalian yang percaya." Tutur Sakti.

Rendra mengajak istri dan putrinya untuk pulang, mereka pergi dengan wajah kesal.

"Duduklah nak!" Papa Sakti mempersilahkan Selyn untuk duduk.

"Apa rencanamu, Sakti?" tanya papa.

"Aku akan menikahi Selyn, Pa. Dengan atau tanpa restu dari kalian." Jawab Sakti dengan tegas.

"Tidak! Mama tidak sudi punya menantu seperti dia. Apa kata dunia jika mereka tahu menantu mama seorang preman. Lihat saja penampilannya, memalukan!" kata Mama.

"Bukankah tadi sudah Sakti katakan, Sakti tidak butuh restu dari Mama." Ujar Sakti.

Terjadi perdebatan antara Sakti dan mama, mereka bertengkar sengit.

"Permisi, Om! Lebih baik Selyn pergi." Pamit Selyn sambil membungkuk sopan.

"Ya, bagus! Memang tidak seharusnya kamu berada di sini. Kamu terlalu rendah untuk masuk ke keluarga ini." Seru Mama.

"Aku juga akan pergi!" Sakti beranjak dari duduknya lalu mengejar Selyn yang sudah terlebih dulu ke luar.

"Sakti! Selangkah saja kamu ke luar dari pintu, mama akan mencoret namamu dari daftar warisan!" Teriak mama.

Terpopuler

Comments

Jana

Jana

lah mas sakti maen sosor aja 🤭🤭

2023-12-22

0

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍁Henny❣️

emak yg sok kaya kartu sakti'a coret dr daftar warisan.
klu sakti jentel kejar selyn yg dah kau rebut kesucian'a.
lanjut kak naya

2022-10-08

1

mama naura

mama naura

kan mulai bucin ni bisa🤭😂😂😂

2022-09-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!