Aera meninggalkan Sia dan Fina untuk lebih dulu kembali ke kelas setelah beberapa saat bel masuk berbunyi. Sampai di kelas belum ada guru, semua murid masih asik dengan kesibukan nya terutama untuk meja Titan,terlihat ramai dan sibuk seperti biasa para siswa yang berkerumunan sekedar memberi Titan minuman atau sarapan.
Titan bangun dari duduknya, berniat untuk menjauhkan diri dari para siswa yang begitu pengang suaranya didengar, benar-benar mengganggu.
"Ughhh" Aera menghelai nafas menggeleng kan kepala yang dirasa penat karna pemandangan yang begitu membosankan.
Kembali melanjutkan langkah untuk ketempat duduk tetapi keadaan menjadi lebih membuat nya penat.
"brak.."
Aera terjatuh dengan menginjak tali sepatu nya yang terlepas, mendorong seseorang yang tengah membawa minuman sampai menumpahkan dan mengenai baju dan sepatu seseorang.
Sontak para siswa berteriak, siswa yang semula berkerumanan mengelilingi Titan menjadi sibuk memperhatikan Aera.
Aera yang masih tergelak di lantai dengan kaki nya yang dirasa sakit, terpaku diam setelah sadar banyak orang sedang memperhatikan nya, Aera melupakan satu hal, seseorang yang ditumpahi minuman karna nya.
Dengan cepat Aera mengarahkan tatapan nya menatap sepasang sepatu yang tadi tersiram dengan minuman karna dirinya. Sepatu yang masih diam di tempat dengan seseorang yang belum menggerakan atau melangkan kaki nya. Baru akan mengangkat pandangan menatap siapa orang nya, seseorang itu lebih dulu menghampiri Aera berdiri tepat dihadapannya membungkuk membuat Aera terkejud Titan yang saat ini ada di hadapannya dengan jarak yang begitu dekat.Titan memegangi dua lengan Aera untuk membangun kan nya,dan semua siswa kembali ramai, begitu terpesona, tidak terkecuali dengan Aera untuk kali pertama dia menatap Titan dengan jarak yang sangat dekat, benar benar tampan, sempurna.
"Mmm.. gua ngga sengaja"
Jelas Aera setelah menyadarkan dirinya dari diam,menatap Titan yang masih menatap tanpa berkedip.
Semua orang menjadi ramai dan berbisik-bisik, baru kali ini ada yang melakukan kecerobohan dengan seorang Titan, membuat para siswa merasa jengkel dengan Aera.
Titan yang masih diam menatap Aera, dengan semua bisikan yang didengar membuat Aera menjadi panas dingin, terpenjara dengan keadaan entah harus berbuat apa, membingungkan.
"Mm_ gua ganti" Singkat yang begitu spontan dan menegangkan.
"Seorang Titan diperlukan kaya gini?"
"Ini bukan sekedar soal ganti rugi, harga diri woy"
Cetus dari beberapa siswa yang tidak senang dengan apa yang baru saja disaksikan nya, terutama jika itu sudah menyangkut dengan Titan, semua bisa menjadi sangat panjang urusan nya.
"ughhhhhh" Aera terus menghelai nafas, dadanya dirasa sesak, hal hal tidak menyenangkan terus saja terjadi. Mendekatkan dirinya dengan Titan.
"Gua ngga sengaja. Maaf" Menatap Titan dengan begitu tajam.
"Puas?!"
yang kemudian tatapan nya di arahkan kepada fans yang belum lama ikut berbicara yang membuat Aera merasa sangat kesal.
Pada dasarnya siswa perempuan disekolah kurang menyukai Aera, alasan nya karna cemburu, banyak siswa laki laki yang menyukai dan sering kali mendekati Aera tidak heran jika perlakuan nya saat ini tidak menyenangkan terhadap Aera.
Aera berbalik keluar dari kelas dengan kakinya yang sedikit pincang terasa sakit, di ikuti oleh Titan yang juga ikut keluar kelas.
Aera menghentikan langkahnya saat sadar Titan yang mengikuti. Berbalik dan menatap Titan.
"Lo ngapain sih ngikutin"
Titan ikut mengehentikan langkah,menatap Aera yang saat ini berdiri berhadapan dengan nya.
Tanpa merespon apapun Titan hanya diam yang kemudian kembali berlalu meninggalkan Aera.
Aera kembali berbalik menatap Titan yang berlalu mengabaikan nya. Dengan kesal Aera mengepalkan dua tangan nya yang kemudian di arahkan kepada bayangan Titan yang belum begitu jauh.
"Isss, ngeselin banget jadi manusia"
Belum reda dengan emosi, harus di buat naik darah karna dibuat terkejut.
"Dorrr" Teriak Sia menepuk pundak Aera dari belakang.
"Aaa.." Aera yang kesakitan dengan Sia yang membuat Aera sedikit terdorong.
Sia langsung tertuju dengan kaki Aera, dilihat memar dan sedikit berdarah di bagian lutut sebelah kanan. "Kenapa?"
"Mmmm, sakit" Manja Aera dengan memelas.
"Pkkk" Sia yang menendang luka di lutut Aera dengan sengaja.
"Sakit monyet" Gretu Aera kesakitan, melontarkan kalimat yang memang sudah sering di ucapkan, bahkan menjadi bahan cacian yang terucap tiap kali emosi tidak terkendali.
"Alay banget *****, udah ayo ke UKS biar gua obatin"
Sia yang berbalik membelakangi Aera dan bergegas begitu saja.
Aera tercengang dengan tangan yang menguntai layaknya seseorang yang akan merangkul, namun malah ditinggal begitu saja oleh Sia, benar benar hari yang menjengkelkan
"Sabar, ujian" Ucap Aera pelan terhadap dirinya sendiri.
"Lama banget jalan nya"
Sia yang menunggu Aera dari beberapa jarak di depan.
"Awas lu ya, beneran liat aja sih"
Aera yang sudah mulai habis kesabaran dengan Sia yang terus saja meledek nya.
"Di becandain aja begitu, baperan dasar"
Gretu Sia yang menghampiri Aera, menuntun membantu nya berjalan.
Di genggam dalam tuntunan, atau di tarik dari pelarian, atau bahkan di dorong untuk bisa berada di depan. Tangan nya yang tidak begitu halus dan tidak harum malah yang menjadi tali yang berarti, mengikat dengan ikatan sederhana tetapi mampu menjadi pertahanan yang luar biasa.
Jaga dan utuhkan sesuatu yang berarti agar terus dapat menciptakan Arti. Sia, tetap lah tinggal meski melelahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
anna
yups berbaur percintaan
2020-08-04
1
Avan
Huuup... hah... tercium bau-bau asmara ini.
2020-05-23
1