Bab 4

“Al, makasih ya udah nolongin adik saya.” Ucap Keanu

“Sama sama pak.” Ucap Almira

“Ya udah, kamu lanjut kerja.” Perintah Keanu ke Almira.

“Kak, aku mau ke ruangan kakak.” Pinta Sindi

“Ayo!”

Keanu dan Sindi pun masuk ke ruangan CEO. Disana Keanu menanyakan kejadian semalam ke Sindi, dari mulai ketemu dengan Clara hingga pemaksaan meminum minuman terlarang.

“Kak, aku gak mau lanjutin kuliah, takutnya nanti Clara akan balas dendam ke aku.” Ucap Sindi

“Terus kalau kamu berhenti kuliah mau ngapain, pindah kuliah ke luar negri.” Ucap Keanu

“Rencana aku sama seperti yang udah aku rencanain dari dulu, yaitu masuk pondok pesantren.” Ucap Sindi

“Emang kamu udah yakin ingin masuk ponpes? Coba kamu pikirin dulu takutnya nanti kamu gak betah di pesantren.” Ucap Keanu menjelaskan

“Aku pulang dulu aja, nanti kita bicarain masalah ini di rumah.” Ucap Sindi

Sindi pun keluar dari ruangan kakaknya, di depan pintu ruangan kakaknya Sindi berbicara dalam hati.

‘Kakak gak ngerti keinginan aku, malah membuat aku jadi ragu untuk keluar dari kampus.’

Sindi keluar dari kantor dan pulang menaiki taksi, untung saja tadi sebelum pergi kakaknya memberikan uang.

***

“Sindi, kamu dari mana aja? kamu tadi malam main sama siapa?” Tanya sang ibunda.

Bundanya sedang menyiram tanaman bunga dihalaman nya, lalu berlari memeluk anaknya ketika Sindi baru keluar dari taksi.

“Kita masuk dulu aja Bun, di luar gak enak ngomonya.” Ajak Sindi

“Ya udah, ayo.” Ucap Bunda

Mereka berdua masuk rumah, setelah itu mereka duduk di sofa ruang tamu. Sindi pun memulai cerita yang terjadi tadi malam. Ibundanya sampai geleng geleng tak percaya sama kelakuan Clara, padahal dia sudah dianggap anak oleh ibunda Sindi.

“Sin, kamu jauhi Clara, Bunda tak ingin kejadian tadi malam terulangi.” Pinta sang Bunda kepada anaknya.

“Aku tadi udah bicara sama kak Keanu, aku ingin masuk ponpes Bun. Supaya aku tenang dan jauh dari Clara.” Ucap Sindi

“Kamu udah ketemu kakak Kamu, terus tadi kamu ingin masuk pondok pesantren, apakah sudah yakin?”

“Bunda sama aja kayak kakak.” Sindi pergi masuk ke dalam kamarnya sambil cemberut, karena dirinya masih ditanyai keinginan itu sudah bulat atau masih rencana.

***

“Dinda... Dinda...” Teriak seorang ibu yang sedang terbaring di kasur memanggil anaknya.

Anak yang sedang mencuci pun kaget karena Ibunya memanggil. Enggak biasanya ibunya memanggil dirinya, padahal tadi sudah sarapan, membuat anak itu (Dinda) menjadi khawatir.

Dinda pun menghentikan aktivitasnya mencuci, dia segera berlari masuk kedalam kamar ibunya. Sesampainya di kamar Dinda menggenggam tangan ibunya.

“Ibu ada apa, kok teriak teriak manggil Dinda tiba-tiba.” Ucap Dinda merasa cemas

“Ibu ingin bertemu dengan adikmu, Din.” Balas sang ibu

“Hari ini, hari kamis bu mungkin sekarang Almira lagi kerja.” Ucap Dinda

“Ibu maunya sekarang, atau enggak besok juga tidak apa-apa.” Ucap ibu

“Aku telpon dulu Almira ya bu, supaya bisa ambil cuti untuk besok.” Dinda pun melepaskan genggamannya setelah ibunya mengangguk, setelah itu dirinya menelepon adiknya.

***

Almira mengerjakan pekerjaannya dengan teliti, supaya tidak ada kesalahan dalam kerjanya. Karena ini adalah pekerjaan yang harus Almira pertahankan supaya bisa mencukupi kebutuhan pribadi, terutama keluarganya yang ada di kampung.

Walaupun sekarang yang harus di nafkahi Almira hanya ibunya, akan tetapi dia sadar diri bahwa yang menjaganya sekarang adalah kakak dan kakak iparnya jadi, dia terus memberi uang kepada kakaknya untuk biaya listrik atau air.

Di meja kerjanya Almira memajang foto ibunya dan dirinya, tapi ada juga foto teman masa kecilnya berada di belakang foto ibunya itu. Almira tidak tahu temannya yang sudah di anggap abang sendiri itu ada dimana sekarang, kalau di pertemukan kembali dengannya, Apakah dia akan mengingat dirinya? Itulah pertanyaan dalam hati Almira ketika mengingat temannya itu.

Drrt... Drtt... Drrt

[Halo kak, ada apa nelpon aku]

[Ibu ingin ketemu kamu Al, besok kamu ambil cuti ya]

[Ok, kak kalau begitu aku tutup telpon dulu karena aku lagi kerja, assalamualaikum]

[Waalaikumssalam]

***

Siang hari.... Seperti biasa Almira menyerahkan kerjanya yang sudah selesai ke atasannya yaitu keanu.

“Pak ini sudah saya kerjakan. Pak, untuk besok saya ambil cuti karena ibu saya, ingin ketemu saya.” Ucap Almira

“Yang bener, kalau begitu besok saya ikut kamu, kamu naik mobil saya untuk ke kampung kamu.” Ucap keanu

“Gak usah pak, bapak kan CEO pasti risih kalau ikut saya, takutnya mobil bapak yang mewah itu kotor karena menginjak tanah.” Ucap Almira

“Saya kan bos kamu, suka suka saya mau ikut atau tidak, memangnya kamu mau saya pecat? karena menolak keinginan saya.”

“Jangan pecat saya dong, ya sudah bapak boleh ikut. Kalau begitu saya permisi keluar dulu pak.”

“Silahkan...”

“Al, sekarang kamu gak lagi emosi kan?” Tanya Nabila

“Gak lagi emosi kok, emang nya kenapa?" Ucap Almira malah balik nanya

“Tadi pagi kamu ke kantor bareng adiknya pak Keanu kan, Ketemu dimana?”

“Ceritanya panjang Bil, nanti kalau ada waktu aku ceritain.”

“Emang sekarang waktunya kurang pas?”

“Kamu nanya mulu, iya sekarang waktunya kurang pas.”

Setelah makan siang Almira menyelesaikan pekerjaannya untuk hari ini supaya bisa cepat pulang, dan mempersiapkan baju untuk di bawa ke kampung halamannya.

***

Di rumah...

Almira membereskan baju sebelum mandi. Setelah itu seperti biasa, Almira kalau kerjaan sudah selesai dia akan membaca novel online atau membuat cerita novel di laptopnya.

‘Ting’

‘Siapa ya, yang chat malam malam.’ Gumam Almira dalam hati.

“Pak bos." Bisik Almira

(Ada yang bisa saya bantu pak?)

(Besok saya akan ke tempat tinggal kamu sekarang, supaya saya bisa jemput kamu. Tolong kirimkan lokasinya)

(Itu udah saya kirim)

(Makasih)

Malam semakin larut, Almira memutuskan untuk tidur karena rasa kantuk yang menyerang. Dengan mengaktifkan lagu yang telah di download nya, membuat dirinya lebih cepat tidur.

Pagi hari...

Almira menyiapkan sarapan nya sendiri, setelah selesai sarapan Almira membersihkan kamarnya itu karena dia akan pulkam jadi, seperti biasa harus bersih bersih dan memastikan barang berharganya di simpan di tempat yang aman.

Karena banyak rumor belakang ini ada teman kost atau ibu kost, yang sering mengambil barang yang ada di kamar di tinggal pulkam oleh pemiliknya.

Bosnya Almira belum juga datang padahal ini sudah jam delapan. ‘Apa dia nyasar, tapi mana mungkin seorang CEO yang pintar nyasar.’ Pikir Almira

Beberapa kali Almira melihat jam yang ada di tangannya, tadinya mau menelepon bosnya tapi tiba-tiba.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!