...🖤🖤...
Clara dan Lynne terkekeh melihat dua sahabatnya tengah berpelukan, Elenora dan Movie sepakat untuk baikan dan tidak mengungkit masalah kemarin. Elenora berjanji untuk tidak memasukkan perkataan Movie beberapa hari lalu kedalam hati, toh kenyataannya memang Elenora tidak pernah memasukkan perkataan menyakitkan dari siapapun kedalam hatinya selama ini.
Ingat!! semenyakitkan apapun.
Tingkat bucin Elenora sudah mendarah daging, tidak bisa di ganggu-gugat lagi.
"Okey guys," Clara merangkul keduanya. Senyumnya sangat lebar saat merangkul dua sahabatnya. "Untuk merayakan baikannya kalian, bagaimana kalau kita party malam ini?? hah, mau kan?"
Movie mengangguk senang sembari bertepuk tangan. "Setujuuuu!!!!"
"Tapi gue udah janjian sama Biu buat belanja bulanan hari ini." Elenora memasang wajah sedih, karena tidak bisa menerima ajakan baik sahabatnya itu.
Movie menggeleng kecil. "Masih aja, kan party kita malam El, lo bisa pergi sama Biu lo itu sehabis balik dari kampus nanti. Siang inii."
Elenora menggeleng. "Masalahnya, ponsel Biu gak aktif dari kemarin, jadi gue gak bisa kasih tau dia kabar hari ini."
"Astaga El, lo tinggal ke apart dia dong?" Clara mulai kesal, kenapa Elenora terlihat bodoh sih?
"Gak ada orang disana." Jawab Elenora tidak kalah nyolotnya.
Lynne mulai menengahi, sikap ngeyel Elenora bisa membuat mereka kembali bertengkar padahal belum ada setengah jam mereka baikan. Pertengkaran ronde kedua akan lebih sulit untuk berdamai, mereka pernah melalui itu dulu dengan tema yang sama 'soal Biundra' dan yang akan kesulitan adalah dirinya.
"Gini aja," Lynne mulai ambil perhatian. Dia harus menjadi seseorang yang mampu mencari jalan keluarnya. "Seperti biasa, kita bertiga tetap party. Jam berapapun lo selesai sama Biundra, lo gabung sama kita. Gimana?"
"Tapi lo harus tetep dateng El?" Clara menunjuk Elenora seperti memperingati.
Movie mengangguk setuju pada peringatan Clara. "Iya. Biasanya lo kalau udah berdua sama Biundra gak inget sama janji kita."
"Iyaa, gue bakal tetep dateng."
Karena Elanora mengangguk setuju, membuat Clara dan Movie akhirnya mengangguk setuju menatap Lynne. Begini kan? akhirnya mereka tidak berantem untuk ronde kedua.
"Besok lo gak ada kelas tambahan kan El?" Tanya Movie pada Elenora yang dijawab anggukan oleh perempuan itu. "Aman deh, kita bisa party sampai pagi."
...🖤🖤...
Sekitar pukul dua siang, kelas Elenora selesai, kakinya melangkah menuju gedung fakultas arsitektur. Karena apartemen Biundra kosong, menghampiri laki-laki itu ke fakultasnya adalah jalan terakhir. Langkahnya menyusuri lorong kelas, mencari letak kelas Biundra, dan sayangnya sudah kosong.
"Kelas ini udah kosong dari jam berapa?" Tanyanya pada salah satu mahasiswi yang duduk didepan kelas.
"Sekitar tiga puluh menitan kayaknya."
"Tadi Biundra masuk gak?"
Perempuan itu menggeleng. "Gue telat tadi, sorry, ini makanya gue lagi nyatet."
Elenora melihat dua buku dihadapan perempuan itu. "Ouh, okey, thank you ya."
Mendapat anggukan dari perempuan itu. Elenora kembali membawa diri untuk berkeliling hingga sampai di kantin dan tidak menemukan sosok teman baiknya itu dimanapun.
"Elenoraa.." Seseorang berteriak memanggil namanya, laki-laki dengan paras tampan berlari kearahnya. Laki-laki tinggi dengan kemeja flannel oversize dengan senyum yang mengembang. Elenora tidak mengenal siapa laki-laki dihadapannya ini. "Cari Biundra ya?"
Matanya melebar, ada satu orang yang menyadari keberadaannya untuk mencari Biundra.
"Iya, dia dimana ya?"
"Dia gak masuk hari ini," jawaban laki-laki dihadapannya membuat Elenora mengerut heran. "Dia gak ngabarin kamu? padahal ada ulangan hari ini."
"Enggak." Elenora menatap ponselnya. "Nomernya gak aktif."
"Kata temen yang lain sih, ada yang ngelihat dia pergi sama pacarnya gitu." Ujarnya pelan. "Aku cari ke kelasnya adik itu, katanya juga bolos kampus hari ini."
Mendadak Elenora khawatir. Biundra tidak biasanya seperti ini. Ponselnya bergetar, tertera nama mamanya disana, membuatnya segera mengangkat. Namun sebelum itu dia melihat kearah laki-laki dihadapannya. "Thanks ya, aku pergi duluan."
"Oke." Laki-laki itu menatap kepergiannya.
"Halo mama.."
"Sayang, mama sudah transfer loh, kok tidak mengabari?"
Elenora menepuk dahinya pelan, dia sampai lupa mengucapkan terima kasih pada sang mama. "Ahh, maaf mama, El banyak tugas dan cuma baca pesan mama sekilas. Maaf mamaaa..."
"Aduh,,, sibuk sekali ya. It's okey mama maafkan, jangan lupa istirahat dan makannya ya sayang. I miss you."
"Iya mama, i love you."
Dari sebrang mamanya terkekeh. "Bagaimana kabar menantu mama?"
"Menantu mama? Siapa?"
"Biu dong, sayang."
"Ihhh..." Teriakan kesalnya mendapat tawa dari sang mama. "Apaan sih!!!"
"Ya apa? Dasar, awas kalau kamu sampai kepincut sama Biu ya. Pakai nolak segala sama ucapan mama." Elenora memang tidak membicarakan perihal hatinya pada sang mama, mamanya dan mama Biundra sendiri tau bagaimana sifat laki-laki itu. Makanya, didepan kedua wanita itu Elanora sengaja menolak Biundra padahal dalam hati kecilnya dia sangat menginginkan hal itu.
"Baik mama, tapi dia masih suka bolos gitu. Susah dikasih tau."
"It's okey El, Biundra memang bandel kan kamu tau sendiri?" Mamanya terdengar tenang. "Kasih tau pelan-pelan ya, cuma sama kamu dia nurut loh, mamanya selalu minta mama untuk kasih tau kamu tentang itu."
"Iya iyaa...." Kesalnya, berulang kali mamanya selalu memberitahu soal dirinya harus menjaga Biundra, padahal laki-laki itu saja sudah merusak tubuhnya, hati dan otak sudah hancur lebur karena laki-laki itu. "Sudah ya mama, El mau belanja bulanan."
"Sama Biu?"
"Sendiri, Biu gak tau kemana? Mungkin dia lupa."
"Yasudah, hati-hati ya sayang."
"Iya mama, i love youu."
"Love you too." Balas sang mama, dan panggilan terputus, tidak ada balasan dari pesannya kepada Biundra. Membuat Elenora terpaksa membeli stok bulanan sendirian.
^^^To be continued 🖤🖤^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rancito
El...tau ga kamu kl mama kamu bakal kecewa berat sm kamu pas tau anaknya udh dihancurkan oleh yg katanya sahabat anaknya..
2022-12-07
2