"Berdasarkan hasil laboratorium, kamu hanya memiliki sebuah kelainan yaitu kelebihan hormon prolaktin." jawab Dokter sambil membenarkan posisi kacamatanya yang miring.
"Hormon Prolaktin? Apa itu, Dokter? Seberapa besar bahayanya?" tanya Cleona takut tapi penasaran.
"Hormon Prolaktin adalah hormon utama yang paling dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi ASI dengan baik. Biasanya hormon Prolaktin akan mempersiapkan payu dara untuk memproduksi ASI dalam jumlah banyak selama masa kehamilan," dokter mengambil jeda, sedangkan Cleona mendengar dan menyerap informasi dengan baik.
"Karena kamu tidak pernah hamil maupun melahirkan. Maka, kasus langkah ini disebut kelainan kelebihan hormon Prolaktin. Penderitanya disebut hyperprolactinemia," Dokter menjelaskan dengan detail.
"Jadi, saya menderita hyperprolactinemia, Dokter?" tanya Cleona dengan bibir bergetar.
"Tapi tidak sepenuhnya. Karena penyebab paling umum Hiperprolaktinemia adalah tumor jinak di kelenjar pituitari kamu. Tapi, setelah dilakukannya USG, tidak terdapat timur jinak di payu dara kamu," terang Dokter membuat Cleona semakin bingung.
"Lalu seberapa bahayanya, Dokter? Apa Bisa disembuhkan? Berapa kira-kira biaya yang dibutuhkan?" pertanyaan beruntun Cleona utarakan. Entah cobaan apa lagi yang Tuhan berikan padanya.
"Pada umumnya kelebihan hormon Prolaktin memang berbahaya. Namun, kasus yang terjadi pada kamu sangat berbeda dengan kasus-kasus serupa pada umumnya. Untuk saat ini dapat dikatakan tidak berbahaya pada kasus kelainan yang kamu alami. Artinya, kelainan ini sama sekali tidak berbahaya, untuk itu kamu tidak usah merasa insecure. Karena menurut saya ini adalah kelebihan yang harus kamu syukuri, karena ada banyak ibu-ibu melahirkan yang tidak memiliki ASI untuk bayinya," terang Dokter membuat Cleona merasa sedikit tenang.
"Tapi—" lanjut Dokter lagi, sedikit ketenangan sebelumnya langsung sirna.
"Tapi apa, Dokter?" desak Cleona penasaran.
"Tapi, saya tidak tahu akan bagaimana dan akan seperti apa ke depannya? Untuk itu, saya sarankan agar kamu terus rutin melakukan pemeriksaan dengan Dokter Calvin. Karena apa? Karena dia adalah ahlinya dalam bidang ini," Cleona meneguk saliva berusaha payah. Haruskah ia memeriksa diri kepada seorang dokter pria?
"Baik, Dokter. Terima kasih untuk sarannya. Saya pasti akan mensyukurinya. Sebelumnya saya merasa takut karena mengira kalau saya mengidap penyakit mematikan. Setelah mengetahui kejelasannya, saya merasa sedikit merasa tenang walaupun masih ada sedikit rasa takut. Tapi, apakah ada cara agar ia tidak terasa sakit, Dokter? Maksud saya—"
"Saya mengerti. Maksud kamu adalah bengkak dan sakit di pagi hari, bukan?" potong Dokter.
"Benar, Dokter. Apa tidak ada obat atau apa yang dapat mengurangi rasa sakitnya?"
"Bengkak serta kencang itu terjadi karena cairan di dalamnya sudah menumpuk terlalu banyak. Cara mengurangi rasa sakitnya sangatlah mudah. Kamu hanya perlu sering-sering mengeluarkan cairan ASI tersebut. Karena kalau dibiarkan menumpuk, maka ia akan membengkak hingga infeksi," jawab Dokter.
"Bagaimana cara mengeluarkannya, Dokter?" tanya Cleona. Cleona tak punya kenalan yang punya seorang bayi untuk ia susui. Tetangganya? Tidak mungkin. Melihat Cleona saja mereka jijik.
"Minta bantuan pacar kamu."
"Apa?!" tanya Cleona shock.
"Saya bercanda agar kamu tidak terlalu tegang, Nak." Dokter tertawa, Cleona menghela napas lega.
"Gunakan penyedot asi, kamu tinggal membelinya di apotik." ucapan Dokter kali ini membuat Cleona memasang raut wajah tak mengerti.
Dokter mengerti gelagat Cleona, ia pun tersenyum kecil, lalu melanjutkan perkataannya, "Kamu pergi ke apotik, setelah itu katakan saja kamu mau beli penyedot ASI, mereka pasti mengerti. Untuk harganya tidak mahal, kamu tidak perlu khawatir."
"Baik, Dokter. Terima kasih banyak atas penjelasannya, kalau begitu berapa biaya yang harus saya bayar?"
"Sama-sama, Nak. Masalah biaya langsung temui Dokter Calvin dan bawa dokumen ini," Dokter mempersilahkan Cleona menuju ruangan Dokter Calvin.
"Baik, Dokter." Cleona berdiri lalu menerima sebuah dokumen yang diulurkan padanya. Sebelum pergi, tak lupa Cleona membungkukkan badannya. Setelah itu barulah ia pergi ke ruangan di sebelahnya.
"Masuk!" seru Dokter Calvin. Cleona langsung membuka pintu dan segera masuk.
"Kemari dan duduklah," titah Dokter Calvin. Cleona duduk di depan Dokter Calvin, lalu mengulurkan dokumen sebelumnya. Dokter Calvin membacanya sebentar.
"Datanglah dan temui saya sebulan dua kali. Jadi, kamu harus datang dua minggu ke depan karena kondisimu perlu diperiksa," terang Dokter Calvin.
"Dua minggu sekali. Kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan agar saya bisa kumpulkan uangnya lebih dulu?" tanya Cleona tanpa ragu.
"Gratis, asalkan ....
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ismu Srifah
Dokter jangan macam2
2023-11-28
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
🤭🤭🤭🤭🤭
2023-09-27
1
Susan Susanah
lucu aku baca nya,,
2023-08-04
0