Duren Bangsawan
"Wanita murahan, pasti karena sering di re*mas, makanya gede begitu."
"Kamu benar, pasti semalam abis dugem langsung open BO deh cari uang, makanya tadi bisa bayar SPP, benar-benar menjijikkan."
Cleona pura-pura tak mendengar, ia kembali melanjutkan makan siangnya. Seperti biasa, Cleona duduk di meja seorang diri. Tentu saja seorang diri, memangnya siapa yang mau berteman dengan gadis yang tak hanya miskin, tapi juga memiliki payu dara besar.
Memiliki payu dara yang besar dan kencang menjadi impian bagi kebanyakan wanita. Bahkan, tak sedikit yang rela melakukan operasi agar payu daranya terlihat besar dan indah. Namun, hal itu tak berlaku bagi gadis bertubuh mungil bernama Cleona. Meski tubuhnya tergolong kurus, tapi ia memiliki ukuran payu dara yang tak biasa.
Gadis sebatang kara berusia enam belas tahun itu sering mengalami stres, akibat bullying yang ia dapatkan karena ukuran payu daranya. Tak hanya bulliying serta ejekan yang menyakitkan, Cleona juga kerap menjadi korban pelecehan dari para pria di sekitarnya.
Di sekolah, di jalan, di bus, di mana pun itu. Cleona selalu menjadi incaran para pria hidung belang. Apalagi ia memiliki wajah yang sangat cantik mempesona bak boneka hidup. Lagi-lagi kelebihan yang ia miliki justru menjadi boomerang untuknya.
Akibat wajah cantik serta kemolekan dan keseksian tubuhnya, banyak senior bahkan teman sekelas yang iri padanya. Rasa iri itu tentu berakhir dengan siksaan yang cukup menyakiti fisik gadis malang itu.
Satu lagi hal tak wajar yang Cleona alami, yaitu keluarnya cairan dari kedua gundukannya. Hal aneh itu terjadi sebulan lalu, tepat setelah ia mengalami menstruasi pertamanya. Ejekan serta julukan rendahan pun kian bertambah, Cleona benar-benar tersiksa.
Banyak siswa-siswi bahkan guru mengatainya wanita tidak benar. Mereka menghakimi Cleona dengan segala pikiran kotor mereka.
"Re masnya terlalu menghayati sampai keluar ASI, haha ...." sambung lainnya.
Cleona menundukkan wajahnya, benar saja apa yang mereka bicarakan, baju bagian depannya telah basah akibat cairan yang merembes. Cleona menggunakan rambut untuk menutupi lalu kembali melanjutkan makannya.
Usai menghabiskan makanan, Cleona langsung berlari kecil menuju toilet sambil menutupi dada dengan kedua telapak tangan. Tiba di toilet, Cleona mengambil banyak tissue, lalu ia sumpal tissue guna menampung cairan dari kedua gundukannya.
Cleona memandangi pantulan tubuhnya di cermin. Dari arah mana pun, memang dadalah yang paling menonjol. Cleona ingin bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan, tapi sangat sulit baginya untuk menerima dengan lapang dada.
Kembali ke kelas, ejekan ia terima. Karena sudah terlalu sering, membuat mental Cleona sekuat baja. Selagi tidak menyakiti fisiknya, Cleona masih bisa anggap biasa. Tapi, kalau sudah menyakiti fisiknya, maka air matalah yang mampu membuatnya merasa lega.
Pelajaran terakhir berhasil Cleona lalui, Cleona bangkit dari duduknya, tas ransel ia letakkan di dada untuk menutupi asetnya. Saat akan berpamitan, wali kelas sengaja menghindar dan tak membiarkan Cleona menjabat tangannya. Cleona pun berpamitan paling terakhir saat semua siswa-siswi sudah pulang.
"Cleona," panggil wali kelasnya, Cleona langsung mengulurkan tangan siap berpamitan. Saat akan pergi, sang wali kelas justru menahannya.
"Ada sesuatu yang ingin ibu sampaikan, duduklah dulu," Cleona patuh dan langsung duduk.
"Ada apa, Bu?" tanya Cleona dengan wajah pucatnya.
"Ibu sangat khawatir tentang payu daramu. Apa baik-baik saja?" Cleona mengangguk, lalu menundukkan wajahnya malu.
"Ini, gunakan uang ini untuk periksa ke Dokter. Ibu tidak bisa menemanimu karena harus lembur malam ini," wali kelas Cleona mengulurkan uang sejumlah dua ratus ribu rupiah.
"Tidak usah, Ibu. Cleona baik-baik saja." tolak Cleona lembut. Gaji seorang guru honorer tidaklah seberapa. Cleona tak ingin menyusahkan wali kelasnya.
"Tidak bisa, ibu tidak mau tahu, kamu harus menerima," paksanya.
"Bu guru!" panggil Cleona, tapi wali kelasnya sudah pergi dengan terburu-buru. Sepertinya ada rapat yang harus dihadiri.
Menatap dua lebar uang berwarna merah di tangannya, Cleona menghela napas berat. "Terima kasih, Bu. Cleona berjanji akan mengembalikannya, semoga Tuhan membalas kebaikan Ibu," Cleona menepis air matanya.
.
.
.
Ada yang punya pengalaman sama kayak Cleona? Yuk curhat di kolom komentar🤗
Novel terbaru Author ONIYA, nih. jangan lupa berikan dukungannya, ya😍. Selamat membaca reader tercalangeo😘
Bab Berikutnya Akan Publish jam 12:00. DITUNGGU!
Visual.
DUREN PRINCE (Castin Afson)
DUREN CEO (Devil Amore)
DUREN POLISI (Elmer Gavril)
DUREN DOKTER (Calvin Adis)
Harles Afson
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Masyaa Allah.... Oh Masyaa Allah.. 😍😍😍😍
Wahai para Duren yang meluluh lantakan hati para woman².. pesonanya nomer 1 tiada tandingannya. 😚😚😚☺😍😍😘😘😘😘
Aku pilih yang mana.. mana... 🤣🤣🤣
2023-09-27
2
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
aamiin.. semangat Cleona, kamu harus sabar dan yang kuat ya..
2023-09-27
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
memang serba salah hidup itu.. punya body and fisik Lebih dihina dan dicaci.. punya body and fisik buruk dijauhi, dibully dan diomongi.
woy.. situ normal woy? punya hati gk? 🤣🤣🤣
2023-09-27
1