EPISODE 3 : IDE GILA DAREN

AUTHOR

NOTES

Sebelum lo memulai untuk membaca cerita ini, lagi. Gue mau ngasih tahu supaya lo jangan males baca Author Notes. Karena, gue akan jelasin hal-hal yang akan kalian tanyakan kenapa bisa gini, atau kenapa bisa gitu.

***

 

 

FLY WITH ME

BAB 3

IDE GILA DAREN

 

 

***

Hari ini, aku ingin terima kasih kepada Tuhan. Aku baru sadar, ternyata bahagia sesederhana melihat kamu tertawa.

***

 

 

 

“Stop,” suara Raya membuat Daren otomatis menghentikan motornya yang ingin ia parkirkan di sebuah parkiran Kedai Es Krim Mang Ucuy.

Setiap minggu, biasanya mereka berkunjung kemari. Untuk sekedar makan es krim selama satu jam tidak masalah lah. Raya juga senang-senang saja kok kalau di ajak kemari.

Namun, hari ini terasa berbeda. Hanya Daren yang merasa berbeda. Sebab, kemarin ia membuat perempuan itu menangis karena dipermalukan.

“Daren, ayo turun,” Raya menyadarkan Daren yang tengah melamunkan sesuatu. “Kok malah ngelamun, sih?”

Daren tersenyum simpul. Dia tidak tahu sejak kapan perempuan itu sudah turun dan sekarang menunggunya turun dari motor. Melepas helm full face miliknya, Daren selanjutnya mengajak Raya memasuki kedai kecil yang masih belum terlalu ramai tersebut.

“Kamu mau rasa apa?” tanya Raya kepada laki-laki disebelahnya.

“Coklat,”

“Mang Ucuy, coklatnya satu, vanillanya satu ya” Raya yang memang sudah sering berkunjung langsung berjalan menuju sebuah meja yang tak jauh dari tempat keduanya berdiri.

“Di tunggu, ya, Neng cantik” goda Mang Ucuy yang Raya tahu hanya candaan.

Pikiran Daren kembali berlari ke kejadian dua hari yang lalu. Saat itu, Raya di tampar karena di kira memiliki hubungan dengan Daren. Padahal, Raya hanya memberitahu seorang perempuan bernama Sinta, kalau Daren tidak menyukai perempuan itu.

Itu hal yang wajar menurut Daren, Sinta saja yang terlalu berlebihan kepada Raya. Setelah aksi tamparan itu, Daren yang tengah menemui wali kelasnya buru-buru mencari Raya yang ternyata tengah di permalukan di depan kelas.

Pertama kali melihat perempuan yang baru saja terkena tampar itu, Daren merasa bersalah sekali. Ia betul-betul tak pernah mengira kalau Sinta akan seberani itu.

Perempuan itu seperti orang gila. Memaksa Daren untuk menerima banyak makanan yang ia bawa. Daren tidak memintanya, makanya ia memberikan makanan itu kepada Raya.

Hanya karena ada satu orang di kelas yang mengadu, Raya terpaksa harus menerima untuk dipermalukan. Manusia sekarang kadang memang tidak beradab.

Sinta salah karena menyakiti Raya yang tidak salah apapun. Tapi, tuduhan perempuan itu tidak salah. Soal Daren yang menyukai Raya, itu benar sekali.

Laki-laki itu telah menyimpan perasaannya sejak keduanya bertemu saat itu. Ditambah menjadikan Raya sebagai guru privatnya, Daren menjadi lebih mengerti dengan perempuan yang membuatnya nyaman itu.

“Kenapa ngelamun terus, sih?” Daren tersadar lagi dengan Raya yang tadi menoelnya. “Es kamu meleleh, tuh”

Daren terkesiap, dia baru sadar kalau es krim miliknya sudah tiba disini. “Dikirain masih lama esnya,” ucap Daren berusaha mengalihkan pembicaraan.

Pikiran Daren kembali melayang memikirkan sesuatu. Kalau ia dan Raya terus berlanjut, Daren akan menerima sebuah hal yang lebih parah dari ini. Ada baiknya juga kalau ia dan Raya tidak dekat dahulu.

Tetapi, ia kembali memikirkan caranya. Ia cukup bingung untuk membuat Raya menjauh. Dan Daren akhirnya menemukan jawabannya.

Selama ini, teman-temannya hanya tahu kalau ia hanya dekat dengan Raya. Jadi, Daren berencana untuk memulai sebuah gosip baru.

Bagaimana, kalau ia berbohong kalau ia memiliki kekasih. Ide bagus kan?

Kalau semua orang percaya, Raya tidak akan di permalukan atau mendapat masalah yang lebih besar lagi. Benar-benar ide yang cemerlang.

Okey, dia akan mulai berbohong dengan Raya. Usai sebulan, ia akan bilang kalau itu semua hanya akal-akalan yang Daren buat sendiri. Tentunya untuk melindungi Raya juga.

“Kamu bengong lagi?” dan Daren kembali sadar. “Ada apa sih, Daren?” sembari memakan es krim miliknya, Raya menatap Daren dengan tatapan menyelidik.

Daren tersenyum, namun terlihat terpaksa. “Cuma lagi kepikiran sesuatu, tapi bukan hal yang besar” jawab Daren berusaha membuat Raya tak kepikiran juga.

“Oh, dikirain ada sesuatu.” Perempuan itu memilih tak melanjutkannya.

“Aku mau ngomong sesuatu,”

“Aku mau ngomong sesuatu,”

Keduanya terkejut ketika sama-sama ingin membicarakan sesuatu.

“Kamu dulu,”

“Kamu dulu,”

Raya kemudian tertawa, “Kamu dulu deh, Daren” timpalnya.

Daren diam untuk sejenak, ia menimbang-nimbang. Apakah ia harus bicara soal rencana kebohongannya? Atau tidak jadi bicara. Sesungguhnya, Daren takut Raya akan berpikir macam-macam.

Tapi, ia tidak mau Raya mengalami hal yang lebih parah dari ini. Sungguh. Jadi, Daren akan memulai berbohong soal itu. Dan orang pertama yang Daren bohongi adalah Raya.

“Kayaknya kita besok nggak bisa berangkat bareng dulu,” ucap Daren sembari mengamati Raya yang hanya manggut-manggut.

“Kamu mau antar Sella?” Raya menanyakan soal Daren yang tidak bisa bersama. “Nggak apa-apa, lagian aku bisa naik angkot atau nggak pesan ojek”

“Aku mau antar pacar aku,” Raya sukses membulatkan matanya tatkala mendengar Daren yang bicara soal pacarnya. “Baru jadian kemarin,”

Dua kali kebohongan yang Daren ciptakan, dan keduanya Raya percaya. “Serius? Perasaan nggak suka cerita-cerita,” Raya masih menampik. Tidak mungkin juga Daren bisa dekat dengan perempuan lain, toh selama lima belas jam sehari seringnya dengan Raya.

“Namanya Lily,” tiga kali kebohongan. Kali ini Raya hanya diam saja. Kalau Daren berani mengungkapkan nama si perempuan, sudah pasti kalau laki-laki itu memang sudah pacaran.

Raya kembali manggut-manggut saja. Dia bingung harus berkomentar apa. Memarahi pria itu? Memangnya Raya siapanya? Perempuan itu tak punya posisi apapun disini.

Mau bilang kalau ia cemburu? Coba pertanyaan tadi diulang, Raya siapanya?

Sedekat apapun ia selama ini, Raya tetap bukan siapa-siapa di hati Daren, kan?

Meski sulit, Raya berusaha tersenyum seolah ia menerimanya. “Parah lo, nggak ngasih tahu dari kemarin,” ucap Raya. Terdengar seperti perempuan yang tengah cemburu.

“Habis bingung mau ngomongnya gimana,” balas laki-laki itu sembari memakan es krimnya.

“Berarti, hari ini nggak jemput Lily?” tanya Raya. Laki-laki itu hanya menggeleng. “Ih, nggak perhatian banget, sih!” ucapnya.

“Emangnya harus di jemput?” tanya Daren kemudian.

“Ya nggak juga, tapi biasanya cewek senang kalau dijemput,” jelas Raya.

“Termasuk kamu?” Perempuan yang diajak bicara mengerutkan dahinya.

“Kata siapa?”

Daren melihat kalau Raya sedikit berubah sikapnya. Agak menghindari laki-laki itu saat Daren ingin mengacak-acak rambut miliknya.

“Nggak usah pegang-pegang!” tolak Raya.

Kalau dalam hati, Daren sedikit berbangga bisa membuat Raya cemburu. Karena setelahnya, ia jadi tahu kalau perempuan itu ternyata punya perasaan yang sama dengannya.

“Kamu marah?” tanya laki-laki itu.

“Enggak,” balasnya jutek. “Marah gara-gara kamu ngapain? Gara-gara kamu jadian sama cewek lain? Ih bukan aku banget,” Raya dan gengsinya. Tidak akan pernah kalah.

Dengan ini, Daren mulai membulatkan tekatnya. Setelah satu bulan ia berbohong, ia akan membawa Raya kesini lagi. Di Kedang Es Krim Mang Ucuy, ia akan berkata jujur tentang perasaannya selama ini.

Tunggu satu bulan lagi.

“Kamu mau ngomong apa?” tanya laki-laki yang kali ini memandangi perempuannya.

Dibalas dengan senyum, Raya kemudian berkata. “Nggak jadi,”

 

 

***

AUTHOR NOTES

Yang bertanya-tanya, kenapa Daren bisa bohong ke Raya kalau dia punya pacar. Dia sedang membuat kebohongan pertamanya. Sebelum ia bohongi satu sekolah, dia harus bohongi teman terdekatnya dulu.

Itu cuma rencana Daren.

Dan, Raya sebenarnya sudah mau ngomong soal masalah kepindahannya hari ini. Tapi karena Daren ngomong gitu, dia cuma speechless. Mau dilanjutin dan mulai ngomongin masalah dia juga jadi percuma.

Sudah ya, sedikit aja gak usah banyak-banyak. Kalian nanti malas baca. Udah ya, ditunggu laporannya di komentar.

See you!!

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!