"Arin ..wooiii. "
"Siapa si yang memanggil." gumam Arin bingung
"Astaga dari tadi dipanggil ga denger , Makanya kalo jalan jangan sambil melamun. " ucap Ocha sambil memukul keras pundak Arin
" Maaf ...maaf . memang ada apa."
" Ke kantin yuk ,udah jam makan siang ." ajak Ocha.
"Maaf Cha aku bawa bekel. Tadi udah disiapin bunda , masakan bunda pasti terenak , mana bisa aku menolak." tolak Arin secara halus. Arin selalu membawa bekal , selain menghemat Arin juga tidak tega menolak bekal yang dibuat bunda, dia tidak mau melihat bunda sedih.
"Ya sudahlah, ke kantin sendiri aja." jawab Ocha sambil pura-pura cemberut
"Maaf ya Ocha sayang, kamu bisa pergi bareng Wawan kan?"
"Baiklah, sungguh malang nasibku ini, makan sendiri tiada teman. " muka Ocha dibuat sesedih mungkin.
"Hahaha ...Lebay lo cha..tu Wawan datang." saut Arin sambil menunjuk ke arah Wawan yang baru datang.
" Hai Cha...hai Rin kantin yuuk." sapa Wawan
" Maaf sama Ocha aja aku udah bawa bekel." saut Arin sambil mengangkat kotak bekel yang dia bawa
"Ya udah yuk Cha kita berdua aja yang ke kantin . Arin selalu menolak ajakan kita." jawab Wawan sambil pura - pura marah.
"Maaf ya ..beneran ini aku bawa bekal kalo ga pasti aku mau. Lain kali aja ya." tolak Arin secara halus. Sebenarnya Arin merasa tidak enak tapi memang dia telah membawa bekal.
Akhirnya Wawan dan Ocha pergi berdua saja ke kantin . Kantin sudah penuh karena memang ini jam istirahat. Untung mereka masih kebagian tempat duduk.
"Wan ,lo suka sama Arin ya ?" tanya Ocha.
"Menurut lo gimana?" saut Wawan sambil menyuap makanan yang baru saja di anter petugas kantin.
"Menurut pandangan gue si iya .."
" Hem..gimana ya...ya begitulah." jawab Wawan
"Arin selalu membatasi pergaulan dia dengan cowok, itu menurut gue si ..iya kan?"
" Iya juga..dia selalu menjawab sekedarnya bila berbicara dengan cowok. Apa mungkin dia udah punya pacar ya Cha?" tanya wawan.
" Ga tau juga ..aku juga belum lama kenal dengan Arin ,dia selalu menutup diri. Harinya selalu buat kerja dan kerja pulang kerja kuliah." jawab Ocha.
"Jadi Arin kuliah juga , hebat ya dia . Apa ga capek ya."
" Iya begitulah yang aku tau, ayo Wan udah habis makanan kita. Belum sholat dzuhur juga. Ayo keburu jam istirahat habis ."
Sementara itu selesai makan Arin juga melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat dzuhur.Selesai sholat sambil menunggu jam istirahat berakhir Arin membuka- buka galeri ponselnya. Dia pandangi satu foto yang selalu ia simpan rapi.Ya foto Fian ,cinta pertama nya yang tak pernah bisa dia gapai.Walopun di depan mata tapi tak pernah bisa pegang.Teman sedari kecil sahabat terbaik.
"Fian apakah kau tau yang aku rasakan ini, bahkan mamamu pun tau tentang perasaanku. Apakah kau tak merasakan apa yang kurasakan " Arin berbicara sambil menatap foto Fian . Ada setetes air mengalir dari matanya. Apakah dia bertepuk sebelah tangan. Bukan saatnya berpikir tentang cinta.
"Dor ..hayoo apa kamu lihat si?" tiba- tiba Ocha udah ada di belakangnya. Saking kagetnya ponselnya sampe terlempar .
"Ikh Ochaaaaa ...bikin jantungan aja, ponselku terjatuh kan? Untung tidak pecah ." gerutu Arin sambil mengambil ponsel yang terjatuh.
"Iya maaf..liat apa si, hayo foto cowok ya." kata ocha yang berusaha merebut ponsel yang dipegang Arin.
"Dihh kepo..kepo itu memperpendek umur." Arin berjalan mendahului Ocha dan masuk ke dalam gedung pabrik.
Karena bel tanda jam istirahat telah berbunyi Ocha tidak mengejar Arin lagi.
"Awas ya Rin, liat aja nanti...aku kepoin ponsel kamu pokoknya." kata ocha menyusul Arin.
"Kerja ..kerja bel udah berbunyi, ngobrol aja kalian berdua," kata mbak Tini sang pengawas .
"Baik mbak .." jawab Ocha dan Arin bersamaan.
"Sirik aja lo.." kata Ocha sambil melirik sang pengawas .
"Ocha udah dong, ga boleh gitu. Memang benar ini udah saatnya bekerja." saut Arin yang udah mulai sibuk menjalankan mesin tenun.
Sore pun tiba saatnya pulang .Arin ke mushola dulu membersihkan diri sholat azhar sekalian merapikan make up nya , karena dia akan langsung berangkat kuliah . Sebenarnya masuknya jam 18.30 tapi karena ada tugas yang belum selesai Arin langsung berangkat kuliah , selesai bekerja, biar bisa mengerjakan tugas kuliah tersebut. Arin begitu semangat dengan kuliahnya karena memang itu cita-citanya agar bisa menaikkan derajat keluarga. Tak kenal capek dalam menuntut ilmu. Setelah dirasa sudah rapi Arin keluar dari mushola menuju tempat parkir mencari motor bututnya yang selalu menemaninya dalam suka duka, yang dibeli lima bulan yang lalu dengan mengumpulkan gajinya sedikit demi sedikit. Walopun motor butut yang penting bisa dipakai .
Arin mengendarai motornya dengan hati- hati, biar lambat asal selamat menuju kampus yang terletak diantara rumah dan PT tempat dia bekerja.
"Semangat.walaupun capek harus semangat, jalan masih panjang yang harus ditempuh". dia bermonolog sendiri menyemangati dirinya.Tidak ada yang tidak mungkin bila kita berusaha . Lupakan dulu Fian, bila gue telah berhasil nanti, gue yakin cinta pasti juga bisa di dapat. Gue akan memantaskan diri dulu untuk menggapai cintaku . Bila kita jodoh pasti kita akan bisa bersama, tapi bila tidak berjodoh mau diusahakan apapun caranya pasti tidak akan semangat kuliah dulu.
jangan lupa tinggalkan jejak❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
KANG SALMAN
iya bener itu.....kayak kita ini...kerana jodoh lah ketemu disini....tapi bukan jodoh seperti yang pacar pacaran gitu.itu sih jodoh beda jalur...wkwk
2023-04-10
4
KANG SALMAN
goooood....mau sukses....singkirkan gengsi.....hehehe
2023-04-10
2
KANG SALMAN
cinta pertama memang tak terlupakan walau kadang gak jodoh...haha
2023-04-10
2