TIGA

"INI barang yang Om minta," kata Rachel dengan cepat meletakkan botol wine dan gelas kaca itu ke meja kecil.

Bara mengalihkan pandangannya ke arah Rachel sambil tersenyum kecil.

"Sepertinya kamu tau cara menggoda pria dewasa seperti saya," ujar Bara membuat Rachel seketika bergidik.

"Maaf Om, saya permisi." Rachel berusaha untuk tetap sopan sebelum bergerak ingin keluar dari kamar itu. Namun, tangan besar tiba-tiba mencengkeram dan menariknya.'

"Aauuhh...." Betapa terkejutnya Rachel ketika mengetahui tubuhnya jatuh ke dalam pangkuan Bara. Baru saja ingin bangkit, kedua tangan memeluk erat pinggangnya.

"Ja-jangan Om...." kata Rachel ketakutan.

Bara hanya tersenyum. Kemudian dengan mudahnya mengecup pipi ponakannya itu.

Rachel terkejut dan langsung menghapus bekas kecupan omnya tersebut.

Bara semakin memperjelas senyum nakalnya. Saat pelukan melonggar, Rachel mengambil kesempatan itu untuk berdiri dan segera berlari keluar dari kamar.

"Wah, hebat juga gadis itu. Sudah mampu berlari rupanya." kata Bara dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rachel memandang bibinya yang sibuk menuangkan teh hijau ke dalam cangkir satu per satu. Pesta makan malam akan dilaksanakan sebentar lagi, namun semua makanan belum tertata rapi di atas meja. Gadis itu bisa melihat bahwa Minah tidak akan sanggup mengerjakannya sendirian.

"Hel, sekarang kamu bantu bibi yah, ambil semua cangkir-cangkir ini ke luar dan kamu tata rapi di atas meja."

Rachel mengangguk dan segera mengambil nampan yang terletak di lemari atas. Dengan nampan tersebut, ia bisa membawa banyak cangkir sekaligus.

Kemudian, Rachel mengangkat nampan besar itu ke luar dapur. Terlihat ruang tamu yang super megah itu sudah dihiasi banyak tirai dan bunga-bunga yang segar. Lampu kelap-kelip pun ikut meramaikan dekorasi.

"Wah," gumam Rachel sembari menata cangkir itu di atas meja yang begitu lebar dan panjang.

"Rachel?"

Rachel menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya. Ternyata tantenya yang bernama Agne.

"Tante Agne, ada apa?" tanya Rachel penuh sopan santun.

Agne maju dan memberikan sebuah kotak persegi kepada Rachel.

Rachel menerimanya, tapi dengan raut wajah bingung. "Ini apa Tante?"

Agne tersenyum manis. "Itu gaun pesta untukmu. Pake itu di pesta makan malam sebentar."

Rachel lantas menggeleng. "Tidak Tante. Maaf, bukannya tidak ingin, tapi saya ingin membantu Bi Minah di dapur, lagipula ini pesta besar jadi saya tidak merasa—"

"Kamu dan Minah itu adalah satu-satunya keluarga yang saya miliki selain keluarga suami saya. Pesta makan malam ini untuk merayakan kedatangan om kamu kembali di rumah, jadi sudah sepantasnya kamu ikut serta menikmati pesta ini. Tunggu apa lagi, pakai gaun itu dan rias wajahmu secantik mungkin. Masalah dapur itu belakangan."

Setelah menjelaskan semuanya, Agne berlalu pergi meninggalkan Rachel. Tidak heran, tantenya itu memang terkenal dengan keramahan serta sikap baiknya. Tapi sangat disayangkan, wanita yang berlesung pipi itu malah mandul.

Selesai dengan tugasnya menata cangkir, Rachel berjalan kembali menuju dapur. Bermaksud untuk mengambil sisa cangkir, ia tiba-tiba dikejutkan oleh banyaknya orang yang berseragam putih sedang sibuk mempersiapkan makanan dan minuman. Catering kah? Betul sekali.

Rachel tidak menemukan Minah di dalam kerumunan pelayan tersebut. Hingga memutuskan untuk kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar, ia membuka pintu dan mendapati bibinya sedang berdiri di hadapan cermin.

"Bibi lagi apa?" tanya Rachel saat sudah berada di dalam kamar.

Minah menoleh dengan senyum lebar. "Lihatlah Hel, apa bibi cantik memakai gaun ini? Oh iya, kamu juga diberikan gaun kan dari Tante Agne mu?" tanya Minah membuat Rachel mengangguk. "Tantemu itu memang baik dan tidak sombong. Dia mempersilahkan kita untuk bergabung di pesta makan malam yang dipenuhi konglomerat. Bahkan dia memberikan kita gaun mahal ini. Seandainya Kak Ambar masih ada bersama kita, pasti dia sangat senang."

Minah meletakkan gaun tersebut di atas ranjang, kemudian bergerak mengambil minyak urut.

"Kemari Hel! Biar bibi obati kakimu itu," kata Minah.

Rachel mundur dan menggeleng. "Tidak usah Bi, sudah tidak sakit kok."

Minah memandang Rachel lekat-lekat. "Benar?"

Rachel mengangguk membuat Minah meletakkan kembali minyak urutnya. "Ya sudahlah, kamu istirahat saja. Bibi ingin membersihkan kamar mandi dulu." Setelah itu Minah berjalan masuk ke kamar mandi.

Rachel bernapas lega, lalu menjatuhkan dirinya di atas ranjang hingga tanpa sadar dirinya sudah terlelap.

"Rachel ... bangun Hel!" panggil Minah membuat Rachel tersadar dan membuka matanya perlahan.

"Kenapa Bi?" tanya Rachel masih dijajah dengan rasa kantuk.

Minah menggeleng sambil tersenyum. "Kamu sudah lupa yah ... cepat mandi Hel, pesta makan malamnya susah mau mulai."

Rachel bangun kemudian menggeleng. "Bi, aku boleh tidak istirahat saja? Badanku terasa tidak sehat," tanya Rachel berkata yang sebenarnya, walaupun terdapat alasan kedua.

Minah menatap khawatir wajah Rachel. "Kamu sakit Hel? Kita ke rumah sakit yah? Bibi akan meminta ijin sama Kak Agne, tunggu—"

Rachel menggeleng kembali. "Tidak usah ke rumah sakit Bi. Palingan aku cuman kecapean," potong Rachel membuat Minah mendekap tubuh ponakannya itu sembari mengelus kepala Rachel.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Bibi akan memberitahu Kak Agne sebentar."

Rachel mengangguk pelan, kemudian kembali berbaring. Sementara Minah buru-buru mengambil air hangat dan kotak obat yang ditaruh di atas nakas.

"Jangan lupa minum obatnya yah Hel. Bibi mau keluar dulu."

Rachel mengangguk lalu memejamkan matanya. Saat Minah sudah keluar, Rachel kembali membuka matanya.

"Maaf Bi, Tante Agne. Aku tidak bisa bertemu lagi dengan Om Bara. Dia benar-benar membuatku takut."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tengah pesta, Bara tidak berhenti mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruang tamu itu. Mencari keberadaan ponakan kecil yang dari awal mencuri perhatiannya.

"Ada apa Mas?" tanya Agne yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik suaminya yang tidak biasa.

"Sayang, kamu yakin semua penghuni rumah hadir di pesta ini?" tanya Bara membuat Agne mengangguk.

"Makasih yah Mas. Aku pikir setelah kamu makin sukses dan memiliki banyak kekuasaan, kamu akan sombong dan melupakan keluargaku yang jauh dari tingkat derajatmu. Tapi ternyata kamu sangat peduli dengan keluargaku. Aku benar-benar salut sama kamu Mas."

Bara hanya tersenyum kecil mendengar perkataan sang istri yang terus memujinya. Dipikiran pria itu sekarang hanya satu, Rachel.

"Kesana yuk Mas! Kita harus menyambut para tamu yang hadir," ajak Agne, Bara menurut saja.

"Selamat datang, semoga menikmati pestanya," kata Agne begitu bahagia kepada kedua wanita konglomerat yang hadir.

Setelah Agne dan Bara meninggalkan kedua wanita itu, terdengar sebuah bisikan-bisikan yang dapat membakar kuping.

"Iya sih Jeng, istrinya cantik, suaminya ganteng, tapi sayang sudah bertahun-tahun menikah belum punya anak juga."

Mereka berdua tertawa. "Iya Jeng, sayang sekali."

Agne berdecak dalam hati, sementara Bara berusaha menahan emosi. Namun Bara lebih memikirkan soal Rachel yang sampai sekarang tidak terlihat sedikit pun. Apalagi pesta makan malamnya sudah ingin berada di puncak.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Noni Noni

Noni Noni

𝒍𝒂𝒓𝒊 𝒓𝒂𝒄𝒉𝒆𝒍...𝒍𝒂𝒓𝒊 𝒋𝒔𝒖𝒉2

2024-05-09

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Rasanya mau ku jutak pala nya Bara

2022-11-03

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Emang dasar ya Bara, udah ada isterinya msh cari2 ponakannya pula

2022-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!