menghabiskan waktu selama lima belas menit diperjalanan akhirnya aku dan Vrede tiba di taman kota. memarkirkan sepeda dan mulai berlari secara beriringan memutari seluruh sudut taman kota.
tiba diputaran kelima aku angkat tangan, aku menyerah.! dada ku terasa sesak karna nya. nafasku tersengal-sengal dengan kedua tungkai ku terkulai lemas. bisa kulihat dari arah depan Vrede sedang tersenyum kearah ku.
tapi bukan senyum manis yang selama ini ia berikan untuk memikat para gadis, melainkan senyum mengejek. dan itu sangat menyebalkan bagi ku. Argh, shitt.! persetan dengannya. aku tak perduli dengan ejekannya nanti. yang penting sekarang aku harus bisa mengembalikan pasokan oksigen kedalam paru-paru ku agar bisa bernafas dengan baik.
puas berlari dan bermandikan keringat, Vrede berjalan menghampiri ku dan langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di atas hamparan rumput dengan kedua kaki di selonjorkan di depan.
"Pinjem.!"
tanpa aba-aba terlebih dahulu ia langsung merebut sapu tangan yang tadi ku gunakan untuk mengipasi wajah ku. aku tersenyum kecut kearah nya. menghitung mundur dari sepuluh hingga nol. kulihat ada guratan kasar di keningnya, mengendus-endus sapu tangan yang tadi ia gunakan untuk mengeringkan keringat di sepanjang lengan, leher dan wajahnya.
"kenapa Vre?" tanya ku. padahal aku tau alasan ia menampilkan ekspresi itu. tapi aku masih dengan kepura-puraan. ingin melihat lebih jauh bagaimana perasaannya setelahnya.
"kok bau nya aneh ya Ell.?" Vrede memandangi ku dengan tatapan curiga, kemudian beralih menatap kembali sapu tangan ku yang masih digenggam nya.
"emang, siapa suruh main rebut gitu aja," kata ku sambil tertawa lebar menampilkan deretan gigi yang tersusun rapi. "itu udah tiga hari gue pake, kelupaan terus mau naro di tumpukan kain kotor jadi belum di cuci deh sampe sekarang."
aku tertawa lepas setelahnya, merasa puas telah berhasil mengerjai nya.
"pantes.!!" ujarnya. "jorok banget si Ell," Vrede dengan buru-burunya melempar sapu tangan ke arah ku. aku menggelengkan kepala melihat nya.
"Oya Ell,"
"Hm,?"
"selesai dari SMA lo kemana.?"
"Rencananya sih kuliah Vre, itu juga kalo pengajuan beasiswa gue ke terima. tapi kemarin gue udah coba daftar lewat jalur prestasi. semoga aja Tuhan berkehendak. kalo belum juga nanti palingan gue kerja dulu."
keadaan ekonomi yang kurang memadai sebenarnya sedikit melunturkan harap ku untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. bisa lulus SMA saja rasanya aku bersyukur sekali mengingat aku hanya dibesarkan oleh bunda seorang.
namun, berkat dorongan dan semangat dari bunda untuk tetap menyekolahkan ku hingga sarjana akhir nya aku mau mencoba mendaftarkan diri sebagai mahasiswa dibeberapa universitas melalui jalur prestasi dan beasiswa. baik yang swasta maupun negri sama saja pikir ku.
jujur aku sangat bersyukur memiliki sosok ibu seperti bunda Nilam. bunda yang selalu mendukung setiap hal yang ia rasa dapat membuat hidup ku lebih baik. bayangkan saja, di tengah pandemi begini sekolah menginginkan kami para siswa untuk memiliki ponsel agar proses belajar dan mengajar dilakukan secara daring.
jangan kan ponsel, untuk makan tiga kali sehari saja susah. Tapi bunda ku tidak pernah mengeluh, apapun di usahakan nya untuk ku.
"kalo lo," aku balik bertanya. untuk seukuran anak seperti Vrede sebenarnya tidak perlu bersusah payah mencari universitas yang mau menerimanya. mengingat ia berasal dari golongan orang kaya tak akan sulit bukan untuk menemukan universitas favorit.?
Vrede hanya tersenyum mendengarkan tanpa niat menjawab pertanyaan sebelumnya. ah sudah lah pikir ku. lagian aku tidak punya hak untuk menuntut jawab dari nya.
"kalo bisa, jangan jauh-jauh ya Ell pergi nya. gue ga bisa apa-apa tanpa adanya elo di samping gue."
aku menoleh kearahnya yang kini tengah menatap serius kearah ku. aku bukannya wanita bodoh yang tidak bisa mengartikan sorot matanya yang teduh itu. meski aku belum pernah sekalipun terlibat sesuatu yang berhubungan dengan pacaran tapi aku mengerti bagaimana cara pandang saat seseorang sedang jatuh hati.
tapi pertanyaan ku sekarang adalah kenapa itu Vrede tunjukkan pada ku.?
seolah mengerti kemana arah tujuan pikiran ku. Vrede kembali berujar " diantara laki-laki dan perempuan ga ada pertemanan yang murni tanpa ada nya perasaan lain Ell, kalo bukan elo, berarti gue yang jatuh cinta."
jleb.! aku membeku di tempat duduk. seolah semua anggota tubuh ku mati rasa. kaku, dan tak dapat digerakkan sedikit pun. Ya Tuhan, bagaimana ini mungkin. batin ku. ku kira perhatian, keposesifan dan rasa sayang yang ia tunjukkan selama ini murni karna rasa sayang ingin melindungi.
ternyata aku salah dalam menafsirkan setiap perhatiannya pada ku. harus ku akui memang. selama delapan tahun kami bersama aku juga memiliki rasa itu. aku menyayangi Vrede, sedikit tidak rela jika ia lebih banyak menghabiskan waktu nya untuk orang lain selain aku.
terlahir sebagai anak tunggal dengan status wanita membuat ku begitu merasa di sayangi oleh nya. dan aku nyaman dengan itu. tapi bukan ini maksud ku. aku nyaman bersama nya sebagai seorang adik, bukan pasangan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Asmi Arti
lanjut baca dulu pelan", masih penasaran, apa nanti kak othor mau jodohkan Ell sama vre,?
2022-10-17
1
Ajiba Chan
Hallo saya sudah mampir ya 👍
2022-10-16
1
Adico
kak aku mampir
2022-09-29
2