Jam pulang pun tiba, Abel keluar dari kelasnya dan harus bergegas untuk pergi ke Mall dan membeli beberapa bahan makanan. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti.
"Mulai sekarang kalau mau kemana-mana harus seizin suami. Jangan sampai gak bilang atau membantah."
Ucapan bundanya terngiang-ngiang. Dia bingung bagaimana caranya meminta izin pada Gala, karena mereka belum bertukar nomor. Terlihat dia masih sedang asik bermain basket di lapangan bersama teman-temannya. Bahaya kalau sampai dia menemui Gala.
Akhirnya Abel memutuskan untuk mengeluarkan sticky note dan menuliskan sesuatu di sana. Setelah itu dia berjalan ke arah parkiran, sesekali menatap ke arah sekitar dan memastikan itu aman.
Abel meletakan sticky note nya di dalam helm milik Gala. Gala sudah pasti akan melihat, karena sebelum pakai pasti melihat ke bagian dalamnya terlebih dahulu. Merasa sudah aman, akhirnya Abel berlari ke luar gerbang.
Abel menggunakan taxi online, seandainya mobil miliknya boleh dibawa, pasti Abel akan membawanya. Tapi orang tuanya melarang dengan alasan mengikuti suami dan memulai semuanya dari awal.
Di sisi lain Gala keluar dari ruang kerjanya, beginilah nasibnya sekarang yang harus pulang 1 atau 2 jam lebih lama dari murid biasanya. Semenjak dua bulan lalu sebelum menikah dengan Abel, Jonh- kakeknya meminta dia mengurus SMA Gold Garuda dan mau tidak mau harus dia jalankan.
Biasanya dia akan langsung berkumpul dengan genk motornya, tapi kali ini dia akan langsung pulang dan memeriksa beberapa berkas.
Abella Gracia Atmaja, salah satu murid berprestasi dan pemenang kejuaraan taekwondo tingkat nasional. Gala masih heran pada dirinya, apa dia begitu cuek pada sekitar sampai-sampai tidak sadar akan kehadiran Abel di sekolah?
Tanpa mempedulikan pikirannya dia bergegas menuju ke parkiran walaupun sedikit kesusahan karena sepatunya mendadak jebol saat bermain basket.
Gala mengambil helm full face miliknya, sejenak dia melihat ke dalam helm tersebut, ada sebuah note di sana.
Isi note :
Gue izin mau belanja. Bukan geer lo bakalan khawatir atau nyariin, gue cuma melakukan tugas untuk selalu izin ke lo. - Abella Gracia Atmaja
Gala menghela napasnya, baru saja dia memberikan uang dan wanita itu sudah mulai berfoya-foya. Gala memasukkan note itu ke dalam sakunya, takut jika dibuang akan ada yang melihatnya. Setelahnya dia memutuskan untuk pulang.
.
.
.
Sudah satu jam Abel berkeliling untuk membeli keperluan dapur, keperluan kamar dan sedikit cemilan. Tidak sia-sia karena membuahkan hasil berupa 6 troli. Abel pun bangga melihatnya. Setelah selesai membayar Abel meminta bantuan para pegawai mengantarnya ke parkiran.
Sebelum ke Mall dia mampir ke rumah untuk mengambil mobil miliknya. Ya, kali ini Abel berhasil membujuk bundanya agar diperbolehkan membawa mobil dengan alasan, dia dan Gala tidak bisa berangkat ke sekolah bersama karena mereka merahasiakan pernikahan sampai lulus sekolah.
Setelah memasukan semua barang ke dalam mobilnya Abel memberikan tip pada pegawai yang membantunya. Namun saat dia akan memasuki mobilnya dia teringat akan sesuatu.
"Oh iya gue lupa," gumamnya sembari kembali masuk ke dalam Mall.
Abella berkeliling mencari toko yang dia cari. Salah satu brand ternama sepertinya cocok untuk sepatu ukuran Gala. Tadi dia meliha sepatu Gala yang mendadak jebol di lapangan, jadi dia membelikan yang baru.
"Yang ini aja kali ya?" Abel mengambil salah satu sepatu dan membayarnya. Sebenarnya ada perasaan tidak enak karena memakai uang Gala untuk belanja sebanyak ini, tapi dia berpikir kalau pria itu marah akan langsung mengganti dengan uang miliknya.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Abel langsung kembali ke parkiran. Dia menghela napasnya pelan. "Hmmm sekiranya gue bisa cuci mata walaupun bukan belanja baju atau skincare."
Perlahan Abel menyalakan mesin dan langsung tancap gas untuk pulang ke rumah.
Di sisi lain Gala sedang terkena ocehan dari mamanya karena membiarkan Abel pergi begitu saja.
"Masa kamu gak punya nomor istri sendiri, pokoknya mama gak mau tau nanti setelah Abel pulang kamu minta nomornya biar bisa dihubungi!" Tegas Dara.
"Iya," jawab Gala datar.
"Jangan iya-iya aja, Gala, ganteng, kecintaan mama, sayangnya mama. Gemes mama sama kamu," kesal Dara melihat sikap cuek anaknya yang overdosis. Bagaimana dia bisa tenang meninggalkan mereka berdua di rumah ini nantinya?
"Yaudah sih, Ma. Nanti juga dia pulang sendiri," ucap Gala yang masih fokus pada laptop dan berkas-berkas miliknya yang berantakan di ruang keluarga.
"Gala, sekarang itu dia istri kamu. Bisa-bisanya kamu gak peduli. Gimana kalau dia kenapa-kenapa? Malu dong sama tante Nia dan om Doni. Dia tanggung jawab kamu, Galaxy Putra Alaric!"
"Hmm," ucap Gala yang tidak ingin memperpanjang perdebatan. Daripada dia melawan lebih baik dia mendengarkannya lalu mengabaikannya.
Abel memasuki pekarangan rumah dan memarkirkan mobilnya di dekat garasi. Tak lupa dia juga membawa paper bag berisi sepatu milik Gala.
"Mang Boni, tolong angkatin belanjaan yang di bagasi ke rumah ya," pinta Abel dengan ramah.
"Iya siap, Non," kata Mang Boni dengan senang hati.
Abel pun memberikan kunci mobil dan uang kepada Mang Boni. "Mang ini sekalian nanti mobilnya di masukin garasi ya. Sekalian ini buat beli kopi sama nasi padang."
"Waduh makasih, Non Abella. Kalau gitu Mang angkatin dulu ya belanjanya," ucap si Mang dengan sumringah.
Abel pun masuk ke dalam rumah dan langsung disambut oleh mertuanya di ruang keluarga.
"Yaampun sayang, kamu darimana? Kenapa gak minta anter sama Gala aja kalau mau shopping. Kan bisa Gala anterin. Mama khawatir, kamu pulang naik apa?" Tanya Dara beruntun.
"Abel cuma belanja doang kok, Ma. Tadi ke rumah dulu ngambil mobil, takut kalau ngerepotin Gala dan hemat juga biar gak pake taxi online. Maaf ya udah buat mama khawatir."
"Lain kali kau bisa hubungi Gala ya atau kasih nomor ke Gala biar kamu bisa dihubungi. Oke?" Ucap Dara.
Abel mengangguk dan tersenyum. "Iya, Ma. Kalau gitu Abel ke kamar dulu ya, mau ganti baju. Tadi Mang Boni Abel suruh buat angkatin belanjaan soalnya banyak."
"Iya, Sayang yaudah ganti dulu gih.
Abel pun langsung ke lantai atas dan memasuki kamar. Galaxy kaget mendengar Abel yang dengan entengnya bilang kalau barang belanjaannya banyak. Memang benar-benar boros. Benar-benar harus diarahkan.
Gala pun menyusul Abel ke kamar mereka, namun pintunya terkunci.
"Buka," ucapnya dingin.
"Bentar gue lagi ganti baju dulu," teriak Abel dari dalam sana. Gala berdecak, bisa-bisanya dia tidak bisa memasuki kamarnya sendiri.
Tak selang beberapa lama pintu pun terbuka, dengan cuek Abel kembali berjalan masuk dan merapikan rambutnya di cermin.
"Gue kasih uang bukan buat foya-foya, itu buat keperluan yang penting-penting aja," ucapnya pada Abel.
"Penting, Kok. Nih, gue juga gak lupa sama lo," kata Abel seraya memberikan paper bag berisi sepatu merek terbaru dengan brand ternama.
"Gue gak butuh, gue cuma mau bilang kalau sekarang lo harus lebih hemat. Jangan keseringan belanja, gue kerja juga buat masa depan," tegas Gala.
Abel menatap heran pada pria yang ada di hadapannya ini. Dia selalu men-judge sesuatu tanpa tahu kebenarannya. Sifatnya cuek, ketus, dingin dan menyebalkan.
"Terserah lo deh ya mau bilang apa. Padahal gue aja gak beli apa-apa buat diri sendiri selain buat keperluan kamar ini." Abel yang kesal pun kini keluar dari kamar Gala dan turun ke bawah untuk menata semua yang sudah dia beli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Gea
abel diam2 perhatian yahh
2022-10-04
0
Gea
Mamanya udah pasrah sama kelakuan anaknya yang cuek 😂
2022-10-04
0
Gea
suudzon nih gala
2022-10-04
0