5 Love Language

Hari pertama sekolah memang selalu santai, tidak ada pelajaran dan hanya pemberitahuan jadwal pelajaran baru. Abel dan beberapa temannya memutuskan untuk pergi ke kantin.

Abel tidak mempunyai teman dekat, tapi dia dekat dengan semua orang di kelasnya. Dia selalu berusaha menghindari hubungan lebih dalam, karena dia tidak mau terluka. Menurutnya manusia itu tidak tetap, bisa datang dan pergi. Itu kenapa dia juga selalu menghindari hubungan percintaan. Namun dia sekarang terjebak bersama Gala.

Galaxy Putra Alaric, orang paling berpengaruh di sekolah. Meskipun anggota genk motor dia tidak pernah berulah dan bar-bar, namun memiliki sifat cuek sedingin es. Merupakan Ketua Genk motor bernama Lazaruz yang cukup terkenal dan disegani. Dia juga memiliki 2 sahabat yang setia bersamanya yaitu Raka dan Degas.

Saat memasuki kantin Abel melihat Gala yang sedang menatap ke arahnya, namun seperti biasa dia tidak menganggap kehadiran Gala di sekolah. Bersinggungan dengan Gala adalah hal yang dia hindari selama ini.

Pernah ada kasus seorang perempuan dari kelas 10 menghampiri Gala dan keesokan harinya dia dibully habis-habisan di sekolah. Memang keterlaluan tapi tidak ada pihak sekolah yang mengetahui kejadian itu termasuk Gala.

"Gue baru tau kalau di sekolah ada cewek itu," ucap Gala pada kedua temannya saat Abel memasuki kantin.

"Siapa?" Tanya Degas sambil memperhatikan objek yang diliat Gala.

"Abella yang pake jaket crop top tosca?" Tebak Raka namun tepat.

Gala mengangguk, benar-benar aneh. Abel baru terlihat di matanya setelah mereka menikah. Padahal setiap hari rasanya Gala tidak pernah melihatnya.

"Nahkan, lo terlalu sibuk sama dunia lo. Siapa yang gak tau dia coba? Udah cantik, anak taekwondo, gak famous kaya Jela sih, dia anaknya gak suka jadi pusat perhatian-"

"Lo suka sama dia?" Tanya Gala memotong ucapan Degas.

"Semua yang cantik gua suka lah, tapi kalau Abel gua insecure deh. Ketua OSIS aja ditolak sama dia."

"Dan satu lagi, dia punya kelima love language," sambung Raka.

"Stalk?" Tanya Gala lagi.

"Gak lah, lo bisa liat sendiri. Mari kita buktikan."

"Ehh ... Ehh gila ini berat banget," teriak Dinda yang repot membawa beberapa piring siomay.

"Din, udah gue bilang gue ikut." Abel menghampiri Dinda lalu membantunya membawa piring-piring itu ke meja mereka.

"Hehehe, ya biar sekalian aja maksudnya," kata Dinda sembari cengengesan.

"Act of service," ucap Degas.

"Btw waktu liburan kemarin gue ke Bali, gue nemu liptint bagus. Sengaja buat kalian," Abel mengeluarkan beberapa liptint dari sakunya dan memberikan masing-masing satu.

"Ihh thanks loh, Bel. Bagus banget, kayanya bakalan gue pake," ucap Nara.

"Emang selera lo gak salah sih, gue juga suka. Makasih ya, Bel," ucap Anna.

"Sebenernya gua gak suka pake beginian, tapi thanks, Bell." Dinda memang tomboy, tidak heran kalau dia jarang menggunakan make up ke sekolah.

Abel tersenyum tipis, syukurlah jika mereka menyukai apa yang dia berikan, dia merasa dihargai.

"Receiving gifts," ucap Degas lagi.

Abel menaruh ponselnya, sembari menatap Nara yang ada di sampingnya, dia benar-benar terlihat emosi karena bertengkar semalaman dengan kekasihnya.

"Dan kalian tau gak, waktu gue telfon dia lagi langsung dimatiin dong, gue tuh sebagai cewek kalau marah maunya dingertiim, dipekain, dia malah bentak gue, kaya apa sih namanya? Gue gak pernah dibentak sama orang," kata Nara dengan berapi-api membuat Abel sedikit bingung menanggapinya.

"Gila sih kalau gue jadi lo pasti gue langsung minta putus," kesal Anna.

"Bener, cowok kaya gitu jangan dikasih ampun, Ra. Jangan lemah!" Kini Dinda juga ikut terbawa suasana.

Abel mengelus dan sesekali menepuk-nepuk bahu Nara, berusaha menenangkannya. "Udah lo tenang dulu, lo sama dia itu sama-sama emosi makanya dia bentak lo. Gue yakin kok dia sayang sama lo, cuma kadang ada waktu yang pas gitu buat ngajak seseorang berdebat."

"Tapi gue maunya dia tuh ngademin gue gitu loh, kalau dia balik marah kan gue jadi makin kesal dan gak kekontrol.

"Iya-iya gue paham, itu kenapa kalian sesekali harus deeptalk. Biar sama-sama tau, kalau lo marah dia harus apa dan begitu juga sebaliknya. Sekarang lo mending biarin dulu, kasih hubungan kalian space. Kalau dia reda juga pasti ada rasa menyesal. Kalau misalnya berlangsung lama baru deh lo marah ama dia lagi juga gapapa."

"Yaudah iya, mungkin lo bener. Gue kasih dia waktu juga kali ya?" Tanya Nara.

Abel pun mengangguk dan tersenyum. Memang Abel selalu bisa menjadi rumah bagi teman-temannya. Itu kenapa meski tidak bersahabat siapapun nyaman untuk menceritakannya pada Abel. Selain aman, Abel juga bukan orang yang suka mengumbar privasi orang lain.

"Udah liat kan? Quality time, Physical Touch, dan Word affirmation. Udahlah gak akan ada abisnya kalau bicarain soal Abel.

Gala mengangguk, aneh padahal menurutnya Abel sangat dingin dan cuek. Tanpa melanjutkan pembicaraan Gala memilih fokus pada makanan.

Tiba-tiba Jela datang dan langsung duduk di sebelah Gala. "Kamu kenapa gak bilang kalau di kantin? Tadi aku cariin kamu ke kelas."

"Lupa gak bilang," jawabnya singkat.

"Terus kenapa gak angkat telfon? Aku udah berusaha hubungin kamu beberapa kali tapi gak diangkat?" Kesal Jela.

"Maaf, hpnya di ruang kerja." Gala benar-benar malas jika harus berdebat, maka dari itu dia meminta maaf duluan.

"Yaudah gapapa, yang penting sekarang udah ketemu." Jela memeluk lengan Gala mesra dan Gala mengelus rambut Jela sebentar.

Menatap kekasihnya dari dekat adalah kesenangan tersendiri untuknya. Ya walaupun Gala tipe cowok dingin yang tidak perhatian. Awal mereka berpacaran pun itu karena Gala tidak ingin mempermalukan Jela yang menembaknya di tengah lapangan. Jadi dia berusaha untuk mencintai wanita itu.

"Ekhmm bisa sadar sama kehidupan manusia di bumi gak? Bucin di depan jomblo gak baik," ucap Raka sinis.

"Iri aja," ketus Jela.

Gala melirik ke arah Abel yang tak sengaja menatapnya, namun dengan cuek dia kembali mengobrol bersama teman-temannya. Dia semakin terlihat aneh di mata Gala. Tidak ada reaksi apapun dan seperti tidak tertarik.

Setelah selesai makan di kantin Abel dan teman-temannya kembali ke kelas. Tatapannya lurus ke depan melewati Gala dan teman-temannya.

Saat sampai di kelas Abel mengambil buku catatan random miliknya. Dia menuliskan beberapa keperluan dapur dan juga barang yang harus dia beli. Sepertinya keluarga barunya terlalu bergantung pada pembantu, sehingga saat tidak ada sedikit kesulitan.

Untung saja bundanya selalu mendidiknya agar mandiri, jadi dia tidak kaget saat harus melakukannya. Walaupun mungkin pekerjaannya bertambah berkali-kali lipat.

"Bel, catatan lo udah kaya emak-emak rumah tangga deh. Segala cabe sama tomat lo tulis di sana," kata Dinda yang melirik ke arah catatan Abel.

Abel meneguk ludahnya, andai saja Dinda tau kalau sekarang Abel juga merangkap sebagai ibu rumah tangga.

"Ini, apa sih? Bunda gue nyuruh beli perlengkapan dapur, soalnya di rumah udah pada abis. Lo tau sendiri kalau bunda jaga Ghazam," jawab Abel.

"Oh iya juga, tapi gapapa sekalian belajar jadi ibu rumah tangga," ucap Dinda sambil terkekeh.

Ya memang dia sekarang sudah belajar menjadi ibu rumah tangga dalam pernikahannya yang tidak jelas bersama Galaxy Putra Alaric.

Terpopuler

Comments

sn3

sn3

lanjut,,,,

2023-02-19

0

Gea

Gea

Emag udah emak2 😂

2022-10-04

0

Gea

Gea

Staker bwang, tau amat soal abel melebihi suaminya yang baru ketemu abel setelah 1.5 tahun di sekolah yang sama 🤭

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Hari Pernikahan
3 Hari Pertama Menjadi Pasutri
4 5 Love Language
5 Shopping
6 Menantu Idaman
7 Wanita Serba Bisa
8 Prinsip Abella
9 Pembicaraan 4 Mata
10 Si Perhatian Yang Cuek
11 Luka dan Trauma Masa Lalu
12 Serangan Panik
13 Pelukan Tengah Malam
14 Deeptalk
15 Cemburu dan Pengakuan
16 Dukungan Mama Mertua
17 Pembicaraan Ibu dan Anak
18 Tragedi Jam 7 Pagi
19 Gue Normal, Abel!
20 Gala Demam
21 Menjadi Pusat Perhatian
22 Isi Hati Abella
23 Melihat Abel Tertawa Lepas
24 Rasanya Menjadi Istri Anak Bungsu
25 Prahara Rumah Tangga
26 Berhadapan Dengan Mama Mertua
27 Cara Membuat Abel Meluluh
28 Tentang Turnamen Basket
29 Mempersiapkan Kebutuhan Gala
30 Ditinggal Suami
31 Pembicaraan Lelaki
32 Permintaan Kakek John
33 Tentang Masa Depan
34 Sebuah Rasa Rindu
35 Kembalinya Masa Lalu
36 Pengakuan Di Dalam Kegaduhan
37 Romantisme Di Rumah Sakit
38 Pertengkaran Gala Dengan Jihan
39 Kenapa Tidak Cemburu?
40 Pengganggu
41 Bahasan Tentang Anak Lagi
42 Menjaga Keponakan
43 Cerita Sebelum Tidur
44 Melanjutkan Pelajaran
45 Dia Menantu Saya!
46 Peresmian Istri Gala
47 Terima Kasih, Galaxy.
48 One Years Latter
49 Hello, Bali!
50 Menghindari Gala
51 I Want More, Bel
52 Pagi Yang Panas
53 Digoda Habis-Habisan
54 Rumah Baru dan Kebiasan Baru
55 Abel Marah?
56 Rasa Khawatir
57 Halo Baby Jiel!
58 Menjadi Suami Dan Papa Siaga
59 Sebuah Dendam
60 Ngidam Pertama Kali
61 USG Bersama Mama Mertua
62 Sebuah Ancaman
63 Kehilangan Anak
64 Kenyataan Pagi Hari
65 Kesedihan
66 Azriel Putra Alaric
67 Mencoba Untuk Baik-Baik Saja
68 Pertemuan Dengan Dinda
69 Memulai Kehidupan Lagi
70 Quality Time
71 Dilema
72 Makan Siang Untuk Galaxy
73 Kejutan Untuk Abella
74 Hallo Mochi
75 Pertengkaran Hebat Sepanjang Pernikahan
76 Rasa Bersalah
77 Acara Pertemuan Kolega
78 Ayok Kita Punya Anak!
79 Mencoba Hal Baru
80 Buatin Mama Cucu Yang Banyak Ya!
81 Terima kasih, Bunda!
82 Kakek Hendra Sakit
83 Vanilla Ice
84 Perasaan Nano-Nano
85 Protektif +++
86 Gala Ngidam
87 Bumil Sensitif
88 Acara 4 Bulanan
89 Gala Aneh
90 Kabar Bahagia
91 Kebenaran
92 Rasa Kecewa Abella
93 Take Your Time
94 Bertemu Dengan Areyna
95 Pamit
96 Kontraksi
97 Welcome Baby Alano dan Alana
98 Canggung
99 Keluarga Kecil
100 Kehidupan Yang Membaik
101 Sebuah Surat Dari Areyna
102 Abella Lebih Penting Dari Apapun
103 Pernikahan Raka dan Anna
104 Menjadi Yang Paling Mengerti
105 PAPA!
106 Perjalanan Menuju Bogor
107 Surat 10 Tahun Lalu
108 Kebahagiaan Jonh
109 Tumbuh Gigi
110 Tumbuh Dengan Kebaikan
111 Om Dokter!
112 Kepolosan Alano dan Alana
113 Papa Serigala!
114 Berebut Mama Abella
115 Alano dan Alana Hilang
116 Menikmati Waktu Tanpa Anak
117 Sebuah Cita-Cita Terpendam
118 Degas dan Dinda
119 Kakek Jonh Drop
120 Pemakaman
121 Berantakan
122 Alano dan Alana Pintar
123 Mama Kalah!
124 Permintaan Maaf Kesekian Kalinya
125 Takut Kehilangan
126 Alana Sakit
127 Berusaha Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik Lagi
128 Terima Kasih Elzard
129 Romantisme Di Kota Yogyakarta
130 HAPPY WEDDING AGAIN [ ENDING ]
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Hari Pernikahan
3
Hari Pertama Menjadi Pasutri
4
5 Love Language
5
Shopping
6
Menantu Idaman
7
Wanita Serba Bisa
8
Prinsip Abella
9
Pembicaraan 4 Mata
10
Si Perhatian Yang Cuek
11
Luka dan Trauma Masa Lalu
12
Serangan Panik
13
Pelukan Tengah Malam
14
Deeptalk
15
Cemburu dan Pengakuan
16
Dukungan Mama Mertua
17
Pembicaraan Ibu dan Anak
18
Tragedi Jam 7 Pagi
19
Gue Normal, Abel!
20
Gala Demam
21
Menjadi Pusat Perhatian
22
Isi Hati Abella
23
Melihat Abel Tertawa Lepas
24
Rasanya Menjadi Istri Anak Bungsu
25
Prahara Rumah Tangga
26
Berhadapan Dengan Mama Mertua
27
Cara Membuat Abel Meluluh
28
Tentang Turnamen Basket
29
Mempersiapkan Kebutuhan Gala
30
Ditinggal Suami
31
Pembicaraan Lelaki
32
Permintaan Kakek John
33
Tentang Masa Depan
34
Sebuah Rasa Rindu
35
Kembalinya Masa Lalu
36
Pengakuan Di Dalam Kegaduhan
37
Romantisme Di Rumah Sakit
38
Pertengkaran Gala Dengan Jihan
39
Kenapa Tidak Cemburu?
40
Pengganggu
41
Bahasan Tentang Anak Lagi
42
Menjaga Keponakan
43
Cerita Sebelum Tidur
44
Melanjutkan Pelajaran
45
Dia Menantu Saya!
46
Peresmian Istri Gala
47
Terima Kasih, Galaxy.
48
One Years Latter
49
Hello, Bali!
50
Menghindari Gala
51
I Want More, Bel
52
Pagi Yang Panas
53
Digoda Habis-Habisan
54
Rumah Baru dan Kebiasan Baru
55
Abel Marah?
56
Rasa Khawatir
57
Halo Baby Jiel!
58
Menjadi Suami Dan Papa Siaga
59
Sebuah Dendam
60
Ngidam Pertama Kali
61
USG Bersama Mama Mertua
62
Sebuah Ancaman
63
Kehilangan Anak
64
Kenyataan Pagi Hari
65
Kesedihan
66
Azriel Putra Alaric
67
Mencoba Untuk Baik-Baik Saja
68
Pertemuan Dengan Dinda
69
Memulai Kehidupan Lagi
70
Quality Time
71
Dilema
72
Makan Siang Untuk Galaxy
73
Kejutan Untuk Abella
74
Hallo Mochi
75
Pertengkaran Hebat Sepanjang Pernikahan
76
Rasa Bersalah
77
Acara Pertemuan Kolega
78
Ayok Kita Punya Anak!
79
Mencoba Hal Baru
80
Buatin Mama Cucu Yang Banyak Ya!
81
Terima kasih, Bunda!
82
Kakek Hendra Sakit
83
Vanilla Ice
84
Perasaan Nano-Nano
85
Protektif +++
86
Gala Ngidam
87
Bumil Sensitif
88
Acara 4 Bulanan
89
Gala Aneh
90
Kabar Bahagia
91
Kebenaran
92
Rasa Kecewa Abella
93
Take Your Time
94
Bertemu Dengan Areyna
95
Pamit
96
Kontraksi
97
Welcome Baby Alano dan Alana
98
Canggung
99
Keluarga Kecil
100
Kehidupan Yang Membaik
101
Sebuah Surat Dari Areyna
102
Abella Lebih Penting Dari Apapun
103
Pernikahan Raka dan Anna
104
Menjadi Yang Paling Mengerti
105
PAPA!
106
Perjalanan Menuju Bogor
107
Surat 10 Tahun Lalu
108
Kebahagiaan Jonh
109
Tumbuh Gigi
110
Tumbuh Dengan Kebaikan
111
Om Dokter!
112
Kepolosan Alano dan Alana
113
Papa Serigala!
114
Berebut Mama Abella
115
Alano dan Alana Hilang
116
Menikmati Waktu Tanpa Anak
117
Sebuah Cita-Cita Terpendam
118
Degas dan Dinda
119
Kakek Jonh Drop
120
Pemakaman
121
Berantakan
122
Alano dan Alana Pintar
123
Mama Kalah!
124
Permintaan Maaf Kesekian Kalinya
125
Takut Kehilangan
126
Alana Sakit
127
Berusaha Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik Lagi
128
Terima Kasih Elzard
129
Romantisme Di Kota Yogyakarta
130
HAPPY WEDDING AGAIN [ ENDING ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!