Hari Pertama Menjadi Pasutri

Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, setelah selesai mandi Abel turun ke bawah dengan menggunakan baju kaos dan celana biasa. Sedangkan Gala, dia masih tertidur pulas dibalik selimutnya yang bahkan semalam sempat terjadi insiden tarik menarik antar keduanya.

Abel bingung harus mencari barang yang dia perlukan kemana, sekarang dia harus menyetrika baju seragam dan di kamar Gala dia tidak menemukan benda itu. Saat sampai di bawah terdengar suara gaduh dari sebuah ruangan, Abel yang mendengar itu langsung berjalan ke ruangan itu.

"Ada apa, Ma?" Tanya Abel saat melihat Dara sedang merapikan barang-barang yang jatuh berserakan.

"Eh anak mama udah bangun, ini mama mau setrika seragam Gala, karena pembantu di sini baru aja mengundurkan diri. Eh malah gak sengaja nyenggol kotak obat," ucap Dara sambil terkekeh.

Abel tersenyum, dia meletakan bajunya di meja dan membantu mama mertuanya itu merapikan isi kotak obat yang berhamburan.

"Nah beres. Sekarang mama tidur lagi aja ya, biar Abel yang setrika seragamnya Gala," kata Abel lembut dan mengambil seragam milik Gala dari tangan Dara.

"Eh gak usah, kamu juga harus sekolah biar mama aja yang merapikan baju kalian."

"Gapapa, Ma. Aku udah biasa kok di rumah jadi gak usah khawatir," tolak Abel lembut karena tidak mau menyakiti hati mertuanya itu.

"Yaudah kalau gitu, makasih ya. Biar mama siapin sarapan aja buat kalian," ucap Dara.

"Iya, Ma." Abel mengangguk lalu mulai melakukan pekerjaannya. Mungkin benar kata bundanya, kalau sekarang tugas dia bertambah. Walaupun dia tidak menginginkan pernikahan ini, tetap saja semuanya harus dikerjakan.

Setelah beres, Abel langsung mengganti pakaiannya dengan seragam. Tak lupa dia kembali ke kamar dan membawa baju seragam milik Gala yang sudah rapi.

Baru selangkah dia memasuki kamar itu dan. "AAAAAAAAA!!"

Mereka berdua kaget, Abel langsung memejamkan mata dan menaruh seragam Gala di meja belajar, setelah itu dia keluar kamar dan menutup pintunya.

"Hh hh hh mata gue." Abel mengatur napasnya, bagaimana tidak kaget kalau dia melihat Gala yang bertelanjang dada dan memakai handuk saja yang dililitkan di pinggangnya?

Tak selang beberapa lama, Gala membuka pintunya. "Masuk."

Abel yang mendengar itu langsung memasuki kamar. "Bisa gak sih kalau mulai sekarang lo di baju di kamar mandi aja?"

"Jangan atur," kata Gala singkat sambil mengeringkan rambutnya.

Gala menghentikan aktivitasnya, dia baru sadar kalau seragam yang dia kenakan sama dengan miliknya.

"Lo murid SMA Gold?" Tanya Gala.

"Baru sadar? Terlalu sibuk sama dunia sendiri sih."

Tidak heran jika Gala tidak mengenalnya. Selain Abel yang selalu menghindari pusat perhatian, pria itu memang tidak peduli sekitar dan sibuk dengan genk motor atau pekerjaannya sebagai cucu dari ketua yayasan yang sudah diberi tanggung jawab untuk menjalankan sekolah itu.

"Sini cincin nikah." Abel mengadahkan telapak tangannya kepada Gala.

"Buat apa?" Tanya Gala.

Tanpa menjawab Abel meraih tangan Gala dan melepas cicin pernikahannya. Setelah itu dia mengambil rantai kalung dari saku bajunya dan memasukan cicin itu kedalam.

Abel menaruh kalung itu di telapak tangan Gala. " Nih, biar cewek lo gak curiga."

Abel duduk di meja rias lalu memoleskan bedak dan liptint. Tidak lupa juga dia tambahkan sedikit blush on pada pipinya agar tidak terlalu pucat serta sedikit parfum ke bajunya. Setelah itu dia menjepit rambutnya dengan jepitan pita Korea di belakang dan membiarkan sebagian rambutnya terurai indah. Make up natural ditambah Abel yang yang manis membuatnya terlihat semakin cantik.

Setelah beres gadis itu memakai cardigan crop top miliknya seraya merapikan seragam di depan cermin. Lalu Abel mengambil Tasnya. Tanpa menunggu Gala yang sedang bersiap. Abel keluar dari kamar untuk sarapan pagi.

"Tunggu." Suara itu membuat Abel menghentikan langkahnya dan berbalik.

Gala menghampiri Abel dan membawa dompet miliknya. Dia mengeluarkan kartu ATM dan beberapa uang seratus ribu dari dalam dompet. Gala menarik tangan Abel pelan lalu menaruhnya di telapak tangan gadis itu.

"Uang jajan lo, mulai sekarang gue yang bertanggung jawab buat semua keperluan lo," ucapnya.

"Uang papa Ghani?" Tanya Abel seraya menatap Gala.

"Gak, itu gaji gue selama ngurus sekolah." Tanpa sepatah kata lagi Gala memasuki kamar.

Abel menatap uang dan kartu ATM yang diberikan Gala. Apa ini ya rasanya diberi nafkah?

"Yaudah, lumayan buat jajan," gumam Abel sambil memasukannya ke dalam dompet.

Abel berjalan menuju meja makan, terlihat mama mertuanya sedang menyiapkan susu dan roti di sana dan Abel duduk di kursinya.

Tidak ada siapa-siapa, rumah ini begitu berbeda dengan rumahnya. Jam segini mereka pasti sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. 

"Gala mana, Sayang?" Tanya Dara pada Abel.

"Gala masih di atas, Ma. Lagi siap-siap, bentar lagi juga turun," jawab Abel.

"Yaudah kamu makan sarapannya ya, maaf mama gak bisa masak jadi cuma bikin roti aja," ucap Dara.

"Gapapa, Ma. Nanti Abel bisa beli di kantin sekolah kalau lapar," kata Abel penuh perhatian. Abel pun memakan sarapan miliknya.

"Oh iya, Ma. Yang lain pada kemana?" Tanya Abel.

"Papa masih tidur, kakak-kakakmu juga. Mungkin kecapean setelah acara kemarin jadi tidurnya pules."

"Oh gitu, pantes aja sepi hehe," kata Abel sambil terkekeh, setelah itu dia melanjutkan sarapannya.

Saat sedang asik menyantap sarapannya, tiba-tiba Gala menarik kursi di sebelah Abel dan ikut menyantap sarapannya.

Dara tersenyum melihat kedua anaknya ini tampak akur, Dara kira setelah mereka menikah akan banyak percekcokan. Secara yang satu anak sulung dan yang satu lagi anak bungsu yang konon katanya sangat bertolak belakang sehingga sering menimbulkan pertengkaran.

"Gala nanti perginya bareng sama Abel ya, kalian kan satu sekolah," ucap Dara.

"I-"

"Gak usah, Ma. Abel udah pesen taxi online. Lagian kita udah sepakat buat rahasiain dulu pernikahan sampai waktunya tepat. Kalau bareng nanti curiga," potong Abel saat Gala akan menjawab.

"Aduh jangan naik taxi, bahaya. Mama suruh supir aja ya buat anterin kamu ke sekolah?" Tawar Dara.

"Gapapa, Ma. Abel juga sering naik taxi online jadi aman. Percayain semua sama aku ya." Abel mencoba memberi pengertian pada Dara.

Bukan karena rahasia mereka saja, tapi dia memang tidak ingin menjadi pusat perhatian secara dia most wanted dan pacar dari most wanted girl sekolah. Ampun deh.

Abel membereskan sarapannya, setelah itu berpamitan pada Dara. " Abel berangkat sekolah dulu ya, Ma. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Dara dengan lembut. Dia senang memiliki menantu seperti Abel, karena selain cantik dia juga mandiri.

"Gal, meskipun kalian merahasiakan hubungan kalian, tapi kamu harus tetap jaga Abel ya. Dia anaknya baik loh, tadi aja yang siapin seragam kamu dia, bukan mama," ucap Dara.

Pantas saja baju ini begitu wangi dan rapi, ternyata bukan mamanya yang melakukannya.

"Iya, Ma. Yaudah kalau gitu Gala juga berangkat ya? Assalamualaikum," ucap Gala sambil menyalami ibunya.

"Waalaikumsalam," jawab Dara.

Gala keluar dari gerbang menggunakan motor sport-nya. Terlihat Abel masih menunggu taxi pesanannya. Mereka saling menatap, namun hanya sebentar. Setelah itu Gala langsung melajukan motornya dan menuju rumah Jela.

Sudah rutinitas Gala sebelum ke sekolah adalah menjemput Jela, kalau tidak mungkin dia akan rewel atau merengek seperti anak kecil.

Terpopuler

Comments

Gea

Gea

Wah gak tau aja anak sama menantunya kaya ukraina vs rusia

2022-10-04

0

Gea

Gea

Savage!

2022-10-04

0

Gea

Gea

Kemana aja gal 1.5 tahun ga pernah liat abel itu mata burem apa gimane?

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Hari Pernikahan
3 Hari Pertama Menjadi Pasutri
4 5 Love Language
5 Shopping
6 Menantu Idaman
7 Wanita Serba Bisa
8 Prinsip Abella
9 Pembicaraan 4 Mata
10 Si Perhatian Yang Cuek
11 Luka dan Trauma Masa Lalu
12 Serangan Panik
13 Pelukan Tengah Malam
14 Deeptalk
15 Cemburu dan Pengakuan
16 Dukungan Mama Mertua
17 Pembicaraan Ibu dan Anak
18 Tragedi Jam 7 Pagi
19 Gue Normal, Abel!
20 Gala Demam
21 Menjadi Pusat Perhatian
22 Isi Hati Abella
23 Melihat Abel Tertawa Lepas
24 Rasanya Menjadi Istri Anak Bungsu
25 Prahara Rumah Tangga
26 Berhadapan Dengan Mama Mertua
27 Cara Membuat Abel Meluluh
28 Tentang Turnamen Basket
29 Mempersiapkan Kebutuhan Gala
30 Ditinggal Suami
31 Pembicaraan Lelaki
32 Permintaan Kakek John
33 Tentang Masa Depan
34 Sebuah Rasa Rindu
35 Kembalinya Masa Lalu
36 Pengakuan Di Dalam Kegaduhan
37 Romantisme Di Rumah Sakit
38 Pertengkaran Gala Dengan Jihan
39 Kenapa Tidak Cemburu?
40 Pengganggu
41 Bahasan Tentang Anak Lagi
42 Menjaga Keponakan
43 Cerita Sebelum Tidur
44 Melanjutkan Pelajaran
45 Dia Menantu Saya!
46 Peresmian Istri Gala
47 Terima Kasih, Galaxy.
48 One Years Latter
49 Hello, Bali!
50 Menghindari Gala
51 I Want More, Bel
52 Pagi Yang Panas
53 Digoda Habis-Habisan
54 Rumah Baru dan Kebiasan Baru
55 Abel Marah?
56 Rasa Khawatir
57 Halo Baby Jiel!
58 Menjadi Suami Dan Papa Siaga
59 Sebuah Dendam
60 Ngidam Pertama Kali
61 USG Bersama Mama Mertua
62 Sebuah Ancaman
63 Kehilangan Anak
64 Kenyataan Pagi Hari
65 Kesedihan
66 Azriel Putra Alaric
67 Mencoba Untuk Baik-Baik Saja
68 Pertemuan Dengan Dinda
69 Memulai Kehidupan Lagi
70 Quality Time
71 Dilema
72 Makan Siang Untuk Galaxy
73 Kejutan Untuk Abella
74 Hallo Mochi
75 Pertengkaran Hebat Sepanjang Pernikahan
76 Rasa Bersalah
77 Acara Pertemuan Kolega
78 Ayok Kita Punya Anak!
79 Mencoba Hal Baru
80 Buatin Mama Cucu Yang Banyak Ya!
81 Terima kasih, Bunda!
82 Kakek Hendra Sakit
83 Vanilla Ice
84 Perasaan Nano-Nano
85 Protektif +++
86 Gala Ngidam
87 Bumil Sensitif
88 Acara 4 Bulanan
89 Gala Aneh
90 Kabar Bahagia
91 Kebenaran
92 Rasa Kecewa Abella
93 Take Your Time
94 Bertemu Dengan Areyna
95 Pamit
96 Kontraksi
97 Welcome Baby Alano dan Alana
98 Canggung
99 Keluarga Kecil
100 Kehidupan Yang Membaik
101 Sebuah Surat Dari Areyna
102 Abella Lebih Penting Dari Apapun
103 Pernikahan Raka dan Anna
104 Menjadi Yang Paling Mengerti
105 PAPA!
106 Perjalanan Menuju Bogor
107 Surat 10 Tahun Lalu
108 Kebahagiaan Jonh
109 Tumbuh Gigi
110 Tumbuh Dengan Kebaikan
111 Om Dokter!
112 Kepolosan Alano dan Alana
113 Papa Serigala!
114 Berebut Mama Abella
115 Alano dan Alana Hilang
116 Menikmati Waktu Tanpa Anak
117 Sebuah Cita-Cita Terpendam
118 Degas dan Dinda
119 Kakek Jonh Drop
120 Pemakaman
121 Berantakan
122 Alano dan Alana Pintar
123 Mama Kalah!
124 Permintaan Maaf Kesekian Kalinya
125 Takut Kehilangan
126 Alana Sakit
127 Berusaha Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik Lagi
128 Terima Kasih Elzard
129 Romantisme Di Kota Yogyakarta
130 HAPPY WEDDING AGAIN [ ENDING ]
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Hari Pernikahan
3
Hari Pertama Menjadi Pasutri
4
5 Love Language
5
Shopping
6
Menantu Idaman
7
Wanita Serba Bisa
8
Prinsip Abella
9
Pembicaraan 4 Mata
10
Si Perhatian Yang Cuek
11
Luka dan Trauma Masa Lalu
12
Serangan Panik
13
Pelukan Tengah Malam
14
Deeptalk
15
Cemburu dan Pengakuan
16
Dukungan Mama Mertua
17
Pembicaraan Ibu dan Anak
18
Tragedi Jam 7 Pagi
19
Gue Normal, Abel!
20
Gala Demam
21
Menjadi Pusat Perhatian
22
Isi Hati Abella
23
Melihat Abel Tertawa Lepas
24
Rasanya Menjadi Istri Anak Bungsu
25
Prahara Rumah Tangga
26
Berhadapan Dengan Mama Mertua
27
Cara Membuat Abel Meluluh
28
Tentang Turnamen Basket
29
Mempersiapkan Kebutuhan Gala
30
Ditinggal Suami
31
Pembicaraan Lelaki
32
Permintaan Kakek John
33
Tentang Masa Depan
34
Sebuah Rasa Rindu
35
Kembalinya Masa Lalu
36
Pengakuan Di Dalam Kegaduhan
37
Romantisme Di Rumah Sakit
38
Pertengkaran Gala Dengan Jihan
39
Kenapa Tidak Cemburu?
40
Pengganggu
41
Bahasan Tentang Anak Lagi
42
Menjaga Keponakan
43
Cerita Sebelum Tidur
44
Melanjutkan Pelajaran
45
Dia Menantu Saya!
46
Peresmian Istri Gala
47
Terima Kasih, Galaxy.
48
One Years Latter
49
Hello, Bali!
50
Menghindari Gala
51
I Want More, Bel
52
Pagi Yang Panas
53
Digoda Habis-Habisan
54
Rumah Baru dan Kebiasan Baru
55
Abel Marah?
56
Rasa Khawatir
57
Halo Baby Jiel!
58
Menjadi Suami Dan Papa Siaga
59
Sebuah Dendam
60
Ngidam Pertama Kali
61
USG Bersama Mama Mertua
62
Sebuah Ancaman
63
Kehilangan Anak
64
Kenyataan Pagi Hari
65
Kesedihan
66
Azriel Putra Alaric
67
Mencoba Untuk Baik-Baik Saja
68
Pertemuan Dengan Dinda
69
Memulai Kehidupan Lagi
70
Quality Time
71
Dilema
72
Makan Siang Untuk Galaxy
73
Kejutan Untuk Abella
74
Hallo Mochi
75
Pertengkaran Hebat Sepanjang Pernikahan
76
Rasa Bersalah
77
Acara Pertemuan Kolega
78
Ayok Kita Punya Anak!
79
Mencoba Hal Baru
80
Buatin Mama Cucu Yang Banyak Ya!
81
Terima kasih, Bunda!
82
Kakek Hendra Sakit
83
Vanilla Ice
84
Perasaan Nano-Nano
85
Protektif +++
86
Gala Ngidam
87
Bumil Sensitif
88
Acara 4 Bulanan
89
Gala Aneh
90
Kabar Bahagia
91
Kebenaran
92
Rasa Kecewa Abella
93
Take Your Time
94
Bertemu Dengan Areyna
95
Pamit
96
Kontraksi
97
Welcome Baby Alano dan Alana
98
Canggung
99
Keluarga Kecil
100
Kehidupan Yang Membaik
101
Sebuah Surat Dari Areyna
102
Abella Lebih Penting Dari Apapun
103
Pernikahan Raka dan Anna
104
Menjadi Yang Paling Mengerti
105
PAPA!
106
Perjalanan Menuju Bogor
107
Surat 10 Tahun Lalu
108
Kebahagiaan Jonh
109
Tumbuh Gigi
110
Tumbuh Dengan Kebaikan
111
Om Dokter!
112
Kepolosan Alano dan Alana
113
Papa Serigala!
114
Berebut Mama Abella
115
Alano dan Alana Hilang
116
Menikmati Waktu Tanpa Anak
117
Sebuah Cita-Cita Terpendam
118
Degas dan Dinda
119
Kakek Jonh Drop
120
Pemakaman
121
Berantakan
122
Alano dan Alana Pintar
123
Mama Kalah!
124
Permintaan Maaf Kesekian Kalinya
125
Takut Kehilangan
126
Alana Sakit
127
Berusaha Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik Lagi
128
Terima Kasih Elzard
129
Romantisme Di Kota Yogyakarta
130
HAPPY WEDDING AGAIN [ ENDING ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!