Pernikahan Putri Sulung Dan Putra Bungsu
Jam menunjukkan pukul 19.00 malam. Abel menghentikan mobil di pekarangan rumahnya. Hari ini cukup melelahkan karena ada ujian kenaikan sabuk. Matanya bersinar saat melihat sabuk hitam yang mengalung di pinggangnya. Bukti kalau kerja keras dan usahanya tidak sia-sia, setelah beberapa tahun menekuninya Abel berhasil mendapatkannya. Ya, menjadi atlet taekwondo adalah impiannya sejak kecil.
Abel mengikat rambutnya asal, sekilas dia memandang dirinya di cermin yang sengaja dia pasang di depannya. Wajahnya harus tetap terlihat bagus meskipun ada beberapa lebam akibat insiden saat latihan tadi, bundanya pasti khawatir. Meskipun hanya lebam biasa.
Abel turun dari mobilnya dan merapikan dobok yang dia pakai. Baju kebanggaan Abel ditambah dengan sabuk hitam dan-1 yang baru dia dapatkan.
"Aneh banget pintunya kebuka, apa ada tamu ya?" batin gadis itu.
Abel pun memasuki rumah, di ruang tamu dia sudah disuguhi oleh kegemasan Ghazam-adiknya yang minta digendong.
"Hello, Prince! Miss me hum?" Abel pun menggambil Ghazam dari pangkuan baby sitter-nya. Adiknya yang baru berusia 7 bulan itu sangat menggemaskan dan dekat sekali dengannya.
Ghazam tertawa setelah digendong oleh kakaknya, Abel yang penyayang membuat Ghazam lengket padanya. Apalagi Abel memang menyukai anak kecil.
"Kakaknya bau sayang, tapi kamu nempel banget iya? kangen aku iyaa?" ucap Abel sambil menggelitik pelan dada bayi itu dan membuatnya tertawa renyah.
Sambil menggendong Ghazam, Abel langsung menuju ke ruang keluarga. Di sana sedang ada pertemuan antara dua keluarga, sepertinya itu teman Ayah atau Kakeknya. Langkahnya melambat saat tatapan tajam tertuju ke arahnya.
"Kenapa ada kakek sih? Mampus gue," ucap Abel dalam benaknya.
Dengan langkah berat Abel mendekat, meskipun dia sudah tau pasti akan kena semprot. Kakeknya ini sangat tidak suka jika Abel mengikuti taekwondo.
"Abella Gracia Atmaja!" Panggil Hendra-Kakeknya dengan tegas.
"Tunggu-tunggu, Ghazam masih kecil," potong Abel.
"Sus, tolong bawa Ghazam ke atas ya," teriak Abel. Tak selang beberapa lama pun suster menggendong Ghazam dan membawanya ke atas sesuai perintah Abel.
Sepasang mata sudah menatap Abel sejak dia datang. Entah Abel sadari atau tidak. Namun pria itu menatap Abel seraya memperhatikan sikapnya.
"Sudah Kakek bilang kalau cucu dari pemilik BMC Group tidak boleh bermain taekwondo. Apa-apaan kamu? Mau jadi preman? Tukang pukul? Jangan buang-buang waktu dengan hal yang tidak berguna!"
"Tapi, Kek-"
"Tapi apa?! Jadi wanita itu harus anggun, harus menjaga martabat keluarganya. Bukan seperti lelaki begini. Mau ditaruh di mana muka Kakek?"
"Kek, gak ada yang salah dari Taekwondo, itu hobi aku. Aku berhak buat memilih apa yang aku sukai, ak-"
"ABELLA!"
Abel kesal, bisa-bisanya Kakeknya ini memarahinya di depan orang yang tak dia kenal. Dia tidak bisa hanya diam saja.
"Kek, harus banget marahin aku di depan banyak orang yang bahkan aku aja gak kenal? Udah cukup ya Kakek mengatur masa kecil aku yang gak boleh sering keluar, main sama temen-temen, udah cukup juga kakek paksa aku buat selalu jadi yang terbaik, sekarang biarin aku buat nentuin apa yang aku mau dan engga!" Abel berusaha tegas pada Kakeknya kali ini.
"Jangan membantah! Kakek hanya ingin yang tebaik untuk kamu. Mulai sekarang tidak ada lagi taekwondo-taekwondo atau melanggar peraturan yang sudah dibuat. Karena Kakek akan menjodohkan kamu dengan Galaxy!"
"Dan kalian akan segera menikah," lanjut Hendra.
"Kakek apa-apaan sih?! Gak, aku gak mau. Udah aku bilang, kalau aku gak mau lagi diatur-atur! Tolong jangan paksain kemauan Kakek sama aku!"
Tanpa menjawab Hendra meringis sembari memegang dadanya. Darah tinggi dan jantungnya bisa kumat jika mendapat tekanan dan terus beradu argumen dengan Abel cucunya yang keras kepala.
Jonh - Sahabat dari Hendra mendekat. Mencoba membantu Hendra yang kesakitan dan mengelus-elus punggungnya.
"Sudah-sudah, jangan terlalu keras pada cucumu. Biarkan dia paham dengan seiring waktu."
"Tapi dia sudah keterlaluan, Jonh."
"Biar aku yang jelaskan, biar kau duduk dulu," ucap pria paruh baya itu seraya membantu Hendra untuk duduk.
Abel menatap Ayah dan Bundanya penuh Tanya? Dijodohkan? Bahkan dia saja baru menginjak pertengahan kelas 11 dan baru sampai di umur 17 tahun. Pernyataan konyol macam apa? Sementara Nia dan Doni hanya memberi isyarat agar Abel menurut saja.
Jonh menghampiri Abella, diusapnya bahu gadis itu sambil tersenyum. "Jangan sama-sama keras, kakekmu ini memang sudah tua. Emosinya tidak terkontrol."
Abel meluluh, dia mengangguk seraya tersenyum pasrahke arah Jonh. Sejujurnya dia tida bisa berkata-kata lagi, tapi dia harus tetap melakukannya untuk memperjuangkan diri sendiri.
"Gal, kemari," panggil Jonh pada cucu tersayangnya.
Sekilas Abel melirik pria yang katanya akan dijodohkan dengannya. Sedikit memutar bola matanya malas saat melihat wajah dingin lelaki itu.
"Abella, ini Galaxy dan Galaxy ini Abella. Cucu dari Hendra sahabat kakek," ucap Jonh dengan lembut.
Abel dan Galaxy saling menatap, lalu berjabat tangan sebentar sebagai tanda perkenalan.
"Mungkin Galaxy sudah tau alasan perjodohan ini. Tinggal giliran kamu untuk mengetahui dan memahaminya. Dulu Mamamu dan Mama Galaxy sama-sama ingin punya anak. Mamamu sulit untuk hamil, sementara mamanya Gala sulit mempunyai anak laki-laki sebagai penerus dari keluarga Alaric. Hingga akhirnya kami berdua mencari berbagai cara."
"Dulu, kami pergi ke suatu daerah terpencil yang masih kental adat dan istiadatnya. Penuh magis, banyak ustad dan kiyai untuk dimintai air doanya tapi sulit untuk didatangi. Lalu kami berikrar kalau kami bisa mendapatkan cucu dan cucu kami sepasang maka akan kami jodohkan. Setelah beberapa usaha yang kami lakukan akhirnya kami bisa mempunyai cucu dan lahir lah kalian."
Abel mengehela napasnya, kenapa dia harus terjerat ikatan ikrar yang dilakukan kakek dan sahabatnya? Abel ingin menyanggah namun Ayah dan Bundanya sudah menahan-nahannya dengan isyarat.
"Selain itu orang tua Galaxy akan dipindahkan ke Amerika untuk mengurus bisnis kami di sana. Kedua kakak Gala sudah menikah dan hanya Gala yang tersisa di rumah sendirian. Kakek juga ingin mengajarkannya tanggung jawab dengan mengurusi bisnis kakek di sini dan menjaga seorang wanita untuk mendampingi hidupnya kelak. Maka kami memutuskan untuk menikahkan kalian sejak dini," lanjutnya.
"Tapi Abella baru pertengahan kelas 11, masih ada cita-cita yang ingin dicapai. Gak mungkin Abella ngerelain semua yang udah disusun dan ditata sedemikian rupa demi pernikahan ini."
"Oh tentu tidak, sayang. Kakek sudah bicara sebelumnya dengan Gala, kalau kalian bisa menjalankan pernikahan ini sambil menata masa depan kalian masing-masing. Bedanya kalian diberi tanggung jawab lebih untuk membangun rumah tangga."
Abel terdiam, alasan apa lagi yang harus dia berikan? Kenapa dia seakan tida bisa berkutik sekarang? Nia yang paham dengan kondisi putrinya, kini mengelus rambut Abel dengan lembut.
"Sayang, semuanya sudah dipikirkan dengan matang. Bunda juga sudah mempertimbangkan dari hal baik dan buruknya. Jadi, Bunda harap kamu bisa mengerti."
Galaxy pamit untuk mencari udara segar. Dia tidak bisa berada di tengah-tengah drama keluarga ini.
"Bund ... "
"Sayang, tolong kali ini kamu menurut ya? Bunda tidak pernah melarang atau memaksakan apapun sama kamu, tapi kali ini boleh bunda minta hal ini ya?"
Abel menarik napasnya kasar, sungguh dia benar-benar tidak ingin. Tapi mendengar ucapan bundanya dia tidak bisa menolak.
"Yaudah terserah bunda aja, aku cape. Aku nolak juga gak akan merubah keputusan, kan? Jadi urus aja, aku serahin semuanya sesuai keinginan kalian." Abel melepaskan tangan ibunya pelan, lalu dia keluar untuk menemui pria itu.
Pikirannya sudah berantakan, mood yang tadinya bagus seketika berubah menjadi sangat buruk. Abel menghentikan langkahnya di depan pria itu. Galaxy.
"Kenapa lo gak nolak perjodohan ini sih?" Tanya Abel dengan nada yang terdengar kesal.
Gala berputar 180 derajat dan menatap gadis yang tiba-tiba saja mengomel padanya.
"Kenapa gak lo aja yang berusaha keras buat nolak perjodohan ini?" Tanya Gala dingin.
"Lo gak liat usaha gue tadi? Masih tanya? Please, pernikahan itu bukan main-main!" Tegas Abel.
"Emang siapa sih yang mau main-main sama lo?" Tanya pria itu santai namun tatapannya begitu tajam.
Abel lagi-lagi hanya bisa terdiam dan mengepalkan kedua tangannya. Bagaimana dia bisa hidup bersama pria seperti Galaxy?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
sn3
q mampir ya Thor...
2023-02-19
0
Yunita
umur galaxy brp thor?
2022-12-02
1
Gea
Screenshoot screenshoot guys!
2022-10-04
0