Chapter 4

Chapter 4 Revisi

Huang Yi Zhen merasa tubuhnya mengikuti kehendak orang lain setelah ia mengikat benang merah itu. Huang Yi Zhen selalu merasa bahwa Aula leluhur ini sedang di kelilingi banyak orang. Namun karna situasi sekeliling yang gelap, Huang yi Zhen juga tidak dapat melihat apa-apa.

"Memberi penghormatan pada leluhur!" Paman Huo berteriak sambil memberikan tiga batang dupa, yang sudah di bakar pada Huang Yi Zhen.

Huang Yi Zhen mengambil dupa, dan membungkuk di depan Altar. Dalam proses ini sisi kiri tubuhnya terasa dingin. Samar-samar Huang Yi Zhen melihat seseorang berdiri di sisinya.

"Tuan Muda, sekarang waktunya meminum anggur penghormatan." Paman Huo memberikan mangkuk arak berisi Anggur khusus yang terlihat berwarna gelap.

Huang Yi Zhen menerima anggur itu dan meneguknya hingga habis. Setelah itu ia mengembalikan mangkuknya pada Paman Huo. Huang Yi Zhen menatap Altar, pandangannya kabur, tubuhnya juga melemas seolah tidak punya kekuatan untuk berdiri.

"Ugh.. Paman? Mengapa kepalaku pusing? "

Huang Yi Zhen melihat Paman Huo. Namun yang di lihatnya adalah seorang Pria tua dengan pakaian seperti kasim di sisi Kaisar. Wajah Paman Huo terlihat pucat seperti orang yang sudah meninggal.

Huang Yi Zhen mengedarkan pandangannya. Yang ia lihat di sekitar sama, banyak orang berpakaian kuno dengan wajah pucat menatapnya dengan tersenyum hangat. Bahkan ada ayah dan Ibunya! Ayah dan Ibunya tersenyum pada Huang Yi Zhen.

Huang Yi Zhen mendekat ingin memeluk Ibunya, namun rasa sakit di kepalanya membuatnya ambruk ke lantai. Tubuhnya hanya melemah, namun ia tidak pingsan.

Huang Yi Zhen masih dapat melihat dengan jelas kaki-kaki orang di ruangan ini, yang melayang. Huang Yi Zhen menutup matanya berpura-pura tidak sadarkan diri. Sosok dingin di sisinya memadat dan berubah bentuk menjadi manusia, yang kakinya juga melayang. Huang Yi Zhen dapat merasakan sosok itu mengusap sisi wajahnya.

"Yi Zhen... haih... kapan kamu akan mengingatku? "

'Aku tidak mengenalmu! ' batin Huang Yi Zhen.

Huang Yi Zhen merasakan sosok dingin itu mengangkat tubuh bagian atasnya. Sosok dingin yang sepertinya wanita, itu mengusap rambut Huang Yi Zhen.

"Kami ucapkan selamat kepada Nona, atas kembalinya Yang Mulia ke pelukan Anda."

"Kami memang kembali bersama, namun Yi Zhen tidak mengingatku." Suara Wanita itu terdengar sendu.

"Haih... apa ini sebuah karma? " Ujar Wanita itu dengan nada mengejek diri sendiri.

"Nona, efek anggur akan menghilang, segeralah selesaikan Ritual." Paman Huo mengingatkan.

Wanita berkulit pucat itu tampak mengingat sesuatu. "Ya, aku hampir lupa." ujarnya.

Wanita itu mengeluarkan selendang merah miliknya. Lalu Wanita itu juga mengeluarkan sebuah manik merah yang semerah api. Kuku kuku panjangnya yang hitam bergerak halus saat wanita itu merapal mantra. Dengan aura gelap, selendang dan manik merah berubah menjadi kalung bertali merah dan manik merah. Wanita itu memakaikan kalung itu pada Huang Yi Zhen.

Wanita itu mengusap wajah kiri Huang Yi Zhen. Lantas menciumnya. Sebenarnya Huang Yi Zhen cukup terkejut ketika merasakan bibir lembut nan dingin menempel di bibirnya. Untungnya itu hanya berlangsung sesaat. Huang Yi Zhen merasa lega, namun ketika mendengar umpatan Wanita itu, sekujur tubuhnya merinding.

"Sialan! Huang Yi Zhen! Di belakangku kau sudah bersama Wanita lain! Lihat saja aku Ming Tian Lei tidak akan membiarkan Wanita lain itu menyentuhmu! "

Huang Yi Zhen merasa dadanya di pukul ringan. Jujur saja Huang Yi Zhen entah mengapa merasa bersalah pada Wanita ini. Padahal ia tidak mengenal Wanita ini.

"Nona, efek anggur akan segera berakhir, kembalilah ke posisi Anda." Paman Huo memperingatkan lagi.

Tak lama kemudian Huang Yi Zhen mampu menggerakkan kembali tubuhnya. Huang Yi Zhen ingat wajah Paman Huo yang berubah serta para tamu asing yang berwajah pucat dan melayang. Serta Ayah dan Ibunya. Dengan mengingat itu, Huang Yi Zhen yang sudah sadar segera memastikan ke sekitarnya.

Huang Yi Zhen menghampiri Paman Huo. Anehnya wajah Paman Huo tidak berubah sedikitpun. Ketika Huang Yi Zhen melihat sekeliling ruangan dengan lentera juga ia tidak menemukan ada yang janggal.

"Aneh, apa aku bermimpi?" Huang Yi Zhen di landa kebingungan.

"Tuan Muda pasti lelah, mari saya antar ke kamar Anda untuk beristirahat."

"Baiklah..."

Dengan Paman Huo di sekitarnya, Huang Yi Zhen berjalan menuju kamarnya yang sedikit jauh dari Kuil leluhur. "Paman, aku merasa sesuatu mengikuti kita di belakang." Ujar Huang Yi Zhen.

"Tuan Muda, selain beberapa pelayan rumah, di belakang tidak ada hal lain. Kita sudah sampai, istirahatlah dengan baik Tuan Muda."

Huang Yi Zhen melihat ke belakang. Ya, memang tidak ada orang selain pelayan di belakang Paman Huo. Huang Yi Zhen memasuki kamarnya dan menghempaskan diri di tempat tidurnya.

"Ranjangnya jadi harum, apakah para pelayan menggantinya? "

Huang Yi Zhen sibuk menghirup aroma lembut dari bantalnya. Sehingga tidak menyadari lemari kayu yang bergoyang lembut. Saat lampu kamar berkedip-kedip, Huang Yi Zhen berniat untuk mengganti lampu kamarnya. Namun saat ia memutar gagang pintu, pintu kamarnya sepertinya terkunci.

Lemari yang bergetar, Lampu yang berkedip-kedip, serta suasana suram di kamarnya. Huang Yi Zhen merasa ia sedang di kerjai oleh hantu. Lalu terdengar suara tawa nakal seorang Wanita.

"Sial, sepertinya aku memang di kerjai oleh hantu."

"Hihihi...."

Huang Yi Zhen duduk di sudut ranjangnya. Huang Yi Zhen mengusap dahinya dan terus bergumam.

"Hanya ilusi, hanya ilusi, hanya ilusi."

Huang Yi Zhen dapat merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang itu meletakkan kepalanya di punggung Huang Yi Zhen. Tangan kiri orang itu memeluk pinggang Huang Yi Zhen, sedangkan tangan lainnya mengusap dada Bidang Huang Yi Zhen dari belakang.

"Apakah aku benar-benar ilusi?" Huang Yi Zhen yang jantungnya berdebar, menolehkan kepalanya ke belakang dan tidak ada apa-apa di belakangnya. Selendang merah datang entah dari mana mengusap wajah Huang Yi Zhen dengan lembut.

Selendang itu juga mendarat di lantai dengan anggun. Lampu kamar Huang Yi Zhen berubah warna menjadi merah. Cahaya lampu berubah temaram. Selendang itu perlahan berdiri, dan seorang Wanita muncul. Wanita itu adalah Wanita pucat pasi yang di lihat Huang Yi Zhen di Benteng desa. Wanita itu menari dengan perlahan.

Dari suasana kamar dan penampilan Wanita itu, membuat Huang Yi Zhen yakin bahwa Wanita ini adalah Hantu! Huang Yi Zhen ingin pergi, namun tubuhnya terpaku seolah-olah Huang Yi Zhen belum boleh pergi sebelum selesai melihat tarian Hantu itu.

Begitu Tarian Selesai, lampu merah mati. Wanita itu berubah menjadi selendang lagi. Selendang itu bergerak cepat seolah hendak menerkam Huang Yi Zhen. Huang Yi Zhen membaringkan tubuhnya untuk menghindari Selendang. Namun siapa yang menduga, begitu sampai di atas perut Huang Yi Zhen, Selendang itu berubah menjadi Wanita.

Tubuh Huang Yi Zhen mati rasa, Huang Yi Zhen tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Rambut dingin Wanita itu menimpa wajah Huang Yi Zhen. Mata merah menyala itu menatap Huang Yi Zhen. Seringai yang seperti iblis muncul di wajah cantik Hantu Wanita itu.

"Yi Zhen~"

.....

Huang Yi Zhen membuka matanya. Ia menatap pakaiannya yang berantakan. Serta beberapa bekas ****** di sekitar leher dan bahunya. Huang Yi Zhen menjadi semakin yakin bahwa kejadian semalam bukanlah mimpinya sama sekali. Huang Yi Zhen segera pergi mandi.

Huang Yi Zhen mandi dengan perasaan aneh di hatinya. Ia tidak mempercayai Dewa atau hantu, namun semalam ia bercinta dengan hantu. Huang Yi Zhen masih tidak bisa berpikir jernih. Mengapa Hantu Wanita itu mendatanginya? Mengapa Hantu Wanita itu terlihat seperti mengenalnya?

"Sial! " Huang Yi Zhen menghempaskan air di bak mandi.

Huang Yi Zhen segera menyelesaikan kegiatan mandinya. Setelah itu, memakai pakaian. Ia menatap tanda keunguan di bahunya.

"Mengapa tidak bisa hilang? Bagaimana jika Lin Feng bertanya? Kemudian bagaimana aku menjelaskan pada Chu Liu. " Huang Yi Zhen mengacak rambutnya Frustasi.

Tanda keunguan itu tidak hilang dari tubuhnya. Lalu Huang Yi Zhen bingung bagaimana ia akan menjelaskan pada semuanya. Tidak mungkinkan Huang Yi Zhen berkata 'Seorang Hantu Wanita mengajakku bercinta dan tandanya tidak menghilang sampai sekarang' Yang ada Huang Yi Zhen akan di lempar ke rumah sakit jiwa.

Di Belakang Huang Yi Zhen Wanita berselendang merah duduk manis dan tersenyum, lebih tepatnya menyeringai nakal. Huang Yi Zhen tidak dapat melihat Wanita itu. Huang Yi Zhen sedang memakai pakaiannya. Kemudian pintu kamar di ketuk dari luar.

"Tuan Muda, sarapan sudah siap."

"Baik, aku akan kesana "

Wanita berselendang merah itu memasuki kalung yang di kenakan Huang Yi Zhen, yang Huang Yi Zhen tidak menyadari keberadaan kalung tersebut.

Terpopuler

Comments

PGM Komino Kings👑

PGM Komino Kings👑

Mulai seru nih🤯
Next up

2022-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!