Chapter 3 Revisi
"Wah, memang masakan Paman Huo yang terlezat di dunia! Bahkan rasanya menyaingi restoran tradisional yang ada di kota!" Ujar Huang Yi Zhen.
"Tuan Muda terlalu memuji."
"Sebenarnya rasanya masih lebih baik buatan Ibu. Jika Ibu ada di sini, aku pasti bisa memintanya membuatkanku hotpot spesial miliknya." Huang Yi Zhen makan hotpot sambil minum arak tradisional. Kandungan alkoholnya memang sedikit, tapi jika di minum terlalu banyak juga bisa membuat orang mabuk.
"Tuan Muda, saya menyarankan agar Tuan Muda berhenti minum, Tuan Muda sepertinya minum terlalu banyak."
"Paman terlalu khawatir! Aku mengenal diriku dengan sangat baik " Huang Yi Zhen tertidur setelah berbicara.
"Haih... " Paman Huo menghela nafas tidak berdaya.
Paman Huo membawa Huang Yi Zhen ke kamarnya. "Tuan Muda, saya berharap Tuan Muda tidak akan meninggalkan desa ini lagi."
"Hm... aku tidak yakin Paman... aku merasakan keberadaan Wanita asing berselendang merah selalu menatapku." Ujar Huang Yi Zhen di tengah tidurnya.
Paman Huo membaringkan Huang Yi Zhen. "Wanita itu kemungkinan besar adalah Ming Tian Lei" Bisik Paman Huo. Setelah memastikan jendela tertutup, Paman Huo meninggalkan Kamar Huang Yi Zhen.
.....
Setelah sarapan pagi, Huang Yi Zhen berpakaian putih dan pergi menjemput Lin Feng dan kakak Sepupunya untuk melayat ke kuburan. Hari ini adalah Hari Qing Ming.
"Yi Zhen, mengapa orang-orang desa ini sedikit aneh." bisik Lin Feng.
"Beginilah Wang Jia, jangan berisik, kamu akan menganggu proses ziarahnya."
Lin Feng terdiam. Ia melihat sekeliling, orang-orang yang membersihkan makam terlihat bahagia seolah mereka bukan sedang membersihkan makam, namun sedang bertemu dengan si pemilik makam. Orang yang berziarah juga terlihat seperti sedang berbincang hangat dengan orang tak kasat mata. Berbeda dengan Huang Yi Zhen yang hanya tersenyum sendu di depan makam.
Huang Yi Zhen juga tau mengapa mereka semua terlihat aneh setiap hari Qing Ming. Ayahnya mengatakan bahwa semua warga desa akan mampu melihat orang yang meninggal di hari Qing Ming. Tapi Huang Yi Zhen tidak pernah mampu untuk melihat orang tuanya yang sudah meninggal. Hanya saja Huang Yi Zhen dapat merasakan kehadiran Ayah Ibunya di sekitarnya.
Setelah selesai berziarah dan membersihkan kuburan, Huang Yi Zhen kembali bersama yang lainnya ke rumah Pamannya. Lin Feng mengajak Huang Yi Zhen untuk berkeliling di desa. Huang Yi Zhen juga sudah lama tidak pulang ke desa hingga ia hampir lupa jalan pulang. Untungnya ada adik kecil berusia sekitar sepuluh tahunan yang mau menunjukkan jalan pulang.
"Terima kasih Nak. "
"Tidak apa-apa Paman sekalian. Aku mengantar kalian karna sekalian ingin pulang. lagi pula kenapa kedua Paman sampai tersesat di hutan? "
Sebelum Huang Yi Zhen menjawab, seorang anak kecil yang lebih muda, berlari menghampiri mereka bertiga. "Kak Zhuo! Nenek Zhuo tiba-tiba jatuh sakit! Tubuhnya panas! "
"Ya ampun! Nenek pasti memaksakan diri lagi! " ujar bocah bermarga Zhuo itu.
"Paman aku pergi dulu."
Huang Yi Zhen yang seorang dokter, begitu mendengar orang sakit, dirinya merasa terpanggil. Dan ikut berlari bersama bocah Zhuo. Lin Feng tidak punya pilihan selain mengikuti Huang Yi Zhen.
Mereka sampai di rumah kecil di ujung desa. Huang Yi Zhen segera masuk begitu mendengar suara batuk hebat seorang Nenek tua.
"Paman? "
"Chu Chu, siapa Paman itu... uhuk... uhuk..."
Huang Yi Zhen dengan terampil memeriksa penyakit Nenek tua. Lin Feng yang baru tiba, masih mengatur nafas.
"Hah... hah... Nak... Jangan khawatir... temanku itu... seorang dokter.. " Lin Feng duduk sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Oh begitu, baiklah tolong ya Paman "
"Hm.. tidak apa-apa, Nenekmu hanya demam biasa. Namun demam biasa ini bisa saja mematikan bagi orang tua seperti Nenekmu. kamu harus lebih sering memperhatikan Nenekmu. Agar dia tidak memaksakan diri. dan juga ambil ini dan minta ke klinik desa. Seharusnya ada obat ini di sana "
Huang Yi Zhen memberikan resep obat pada bocah Zhuo.
Bocah Zhuo adalah orang miskin yatim piatu, sehingga dia tidak mampu untuk membeli obat, itu sebabnya dia selalu naik gunung untuk mengumpulkan tanaman obat dan membuatkan neneknya beberapa ramuan herbal. Bocah Zhuo meremas kertas, dengan tangan gemetar tidak tau harus berbuat apa. Lin Feng yang sedikit memahami situasi segara membisikan keadaannya pada Huang Yi Zhen.
"Hm... baiklah, kalau begitu biarkan aku melihat herba apa saja yang kau kumpulkan." Ujar Huang Yi Zhen.
Bocah Zhuo segera membawa Huang Yi Zhen ke sisi bakul yang berisi herba. Huang Yi Zhen mengangguk puas untungnya penyakit Nenek Zhuo hanya demam biasa. Huang Yi Zhen meminta Bocah Zhuo mengikutinya.
"Perhatikan aku baik-baik bocah."
Huang Yi Zhen mengambil beberapa ramuan tertentu dan mengolahnya menjadi sup herba. Caranya melakukan semua proses seperti sudah terbiasa dengan bahan ramuan. Bocah Zhuo memperhatikan dengan baik. Bocah Zhuo juga menghapal setiap gerakan yang di lakukan Huang Yi Zhen.
"Berikan sup herba ini pada Nenekmu." Ujar Huang Yi Zhen.
Bocah Zhuo membawa mangkuk sup pada Neneknya. Huang Yi Zhen masih menunggu di ruang tamu. Setelah Nenek Zhuo beristirahat, Bocah Zhuo pun akhirnya keluar dan menghampiri Huang Yi Zhen.
"Terima kasih Paman-paman sekalian. "
"Hm.. tidak apa-apa ini adalah tugasku sebagai seorang dokter. Oh iya Bocah Zhuo, ingat untuk menghangatkan sup yang tersisa setiap 40 menit, lalu begitu habis kau tau apa yang harus di lakukan bukan? Aku lihat kau sepertinya sudah sering membuat ramuan herbal, ku rasa itu bukan hal sulit untukmu "
"Um... Terima kasih banyak Paman, aku sungguh tidak tau harus membayar Paman dengan apa."
"Eh, tidak perlu membayar. Oh iya, namaku adalah Huang Yi Zhen, ku lihat kamu berbakat dalam bidang obat-obatan. Apa kamu mau mempelajarinya lebih dalam? Paman bisa mengajarimu kalau kau mau."
Mata bocah itu di penuhi kilauan terima kasih. Bocah Zhuo membungkuk, ia segera berkata. "Aku sangat ingin belajar dari Tuan Huang. Hanya saja, aku tidak bisa meninggalkan Nenek sendiri, di tambah lagi bukankah Tuan Huang hanya datang ke desa sebentar? Bukankah Tuan Huang akan pergi ke kota besok?"
"Em... Kau benar juga, tapi... sia-sia jika kau tidak memperdalam bakatmu. Haih... Begini sajalah, saat aku pulang nanti, akan ku minta kau dan Nenekmu pindah ke kediaman Huang. Paman Huo akan menjaga Nenekmu selama kau pergi. Dan kau, kau akan ikut denganku untuk menjadi asistenku." Ujar Huang Yi Zhen sambil tersenyum.
"Terima kasih! Sekali lagi terimakasih Tuan Huang! Bertemu Tuan Huang dalam kehidupan ini, adalah berkah bagi saya! Zhuo Gu Chu."
Lin Feng kembali ke tempat Pamannya Huang Yi Zhen. Huang Yi Zhen juga kembali ke kediamannya. Beberapa pelayan termasuk Paman Huo menyambut Huang Yi Zhen kembali. Huang Yi Zhen sangat lapar sehingga ia tidak memperhatikan dekorasi kediaman yang telah sedikit berubah.
"Tuan muda terlambat makan, saya ingat Tuan Muda memiliki sakit magh. Mari, cepatlah makan." Paman Huo segera mendorong Huang Yi Zhen ke ruang makan.
Huang Yi Zhen yang sudah merasakan sedikit perih di perutnya segera makan. Seperti biasanya, masakan yang di buat selalu lezat. Huang Yi Zhen makan dengan baik.
"Oh iya Paman, di ujung desa ada sebuah keluarga kecil, beranggotakan seorang lansia tua dan seorang Anak kecil. Anak kecil itu berbakat aku ingin membimbingnya, jadi ketika pergi besok, aku ingin membawa Anak itu ke kota. Aku harap Paman Huo dapat menjaga Neneknya "
"Itu akan di atur Tuan Muda, sekarang mari Tuan Muda mandi dan berganti pakaian, ritual akan segera di mulai."
"??? Ritual apa? "
Seolah menyadari bahwa ia mengatakan sesuatu yang salah, Paman Huo segera berkata. "Bukan apa-apa, cepatlah Tuan Muda mandi, kita juga harus melalukan Ritual di rumah saat festival Qing Ming tiba. " Paman Huo terlihat meragukan.
Untung saja, Huang Yi Zhen bukan orang yang peka terhadap tindakan kecil seperti ini. Ia segera pergi ke kamar untuk mandi. Setelah mandi, Huang Yi Zhen melihat pakaian yang di letakkan di tempat tidurnya. Pakaian tradisional berwarna merah seperti pakaian pernikahan, namun memiliki ornamen putih seperti pakaian duka.
"Spa ini? Pakaian yang aneh, aku akan coba untuk melihat yang lain."
Huang Yi Zhen melihat isi lemarinya. Pakaiannya hilang seolah di telan bumi. Huang Yi Zhen mencari pakaian lain di sekitar kamarnya. Namun ia tidak menemukan apa apa. Sampai pintu kamarnya di ketuk oleh Paman Huo.
"Tuan muda, apa sudah selesai bersiap? Ritual akan di mulai "
"Paman, di mana pakaianku? Mengapa hilang semuanya?"
"Saya akan kembalikan setelah Ritual selesai, sebaiknya Tuan Muda kenakan pakaian yang saya siapkan saja." Ujar Paman Huo.
Huang Yi Zhen pasrah dan segera memakai pakaian tradisional itu. Pakaian tradisional ini rumit, namun entah kenapa Huang Yi Zhen bisa memakainya. Seolah di masa lalu ia sudah sering memakai pakaian jenis ini.
"Selamat datang kembali Yang Mulia." Ujar Paman Huo penuh semangat.
"Apa yang Paman maksud?" Tanya Huang Yi Zhen.
"Tidak apa-apa, mari ikuti saya."
Huang Yi Zhen mengikuti Paman Huo ke aula leluhur di bagian belakang kediaman. Lentera merah membuat ruangan itu sedikit terang, namun lilin-lilin putih membuat suasananya semakin suram. Paman Huo mengeluarkan benang merah.
"Tuan Muda, pakai ini sebelum acara di mulai."
Huang Yi Zhen dapat merasakan aura tidak biasa dari benang merah itu. Sebagian dari dirinya menolak untuk memakainya. Tapi tubuhnya bergerak tanpa dapat di hentikan. Sepasang tangan Huang Yi Zhen mengambil bagian ujung benang merah dan mengikatnya di jari kelingking kirinya.
'Apa yang terjadi!!! '
"Baiklah, mari mulai Ritualnya! "Ujar Paman Huo sambil berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments