SKK 04 | Misi Selesai

Bayu memandangi dua orang yang kini berdiri tidak jauh dari ranjangnya. Keduanya adalah orang yang cukup asing bagi Bayu. Ia sama sekali tidak mengenal mereka. Lalu, dari pengamatan Bayu, dua orang ini juga tidak saling mengenal satu sama lain.

“Kalian ini siapa ya?” tanya Bayu.

“Aku Lutfi dan dia Kurniawan. Kami berdua mendengar Kamu dengan mudahnya meminjamkan uang pada ibu-ibu di taman tadi. Ehm, apakah Kamu bisa juga meminjamkan uang kepadaku?”

“Aku juga. Aku sedang butuh uang banyak untuk membayar kosanku. Apakah aku bisa meminjam uang padamu?” tanya Kurniawan dengan penuh harap.

Lutfi dan Kurniawan tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Bayu dan Arista. Awalnya keduanya tidak memiliki niatan untuk ikut meminjam untuk ikut meminjam uang kepada Bayu. Namun, pada akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Bayu.

Keduanya tanpa sengaja bertemu di meja resepsionis. Seketika itu juga, keduanya saling mengetahui tujuan masing-masing. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mendatangi Bayu bersama.

“Meminjam uang padaku?” tanya Bayu ingin memastikan.

Bayu sudah bersyukur bahwa ia mendapatkan satu debitor. Ia masih memiliki empat hari lagi sebelum waktu yang Sistem berikan selesai. Bayu pikir, besok ia akan mencari lagi dua debitor lain untuk menyelesaikan misis. Namun, sekarang justru ada dua orang yang mendatanginya untuk meminjam uang.

“Iya. Apakah Kamu masih memiliki uang untuk meminjami Kami?” tanya Kurniawan sekali lagi.

Besok adalah hari terakhir ia perlu membayar uang kosan. Selama ini, Kurniawan sering sekali terlambat membayar uang kosan karena uang beasiswa miliknya juga sering terlambat cair. Kali ini, Kurniawan mendapatkan ancaman akan diusir dari kosan jika sampai sekali lagi terlambat membayar.

Kurniawan tidak mau diusir begitu saja. Kosan yang ia tinggali sekarang, sangat murah dibanding dengan kosan lainnya. Belum tentu juga Kurniawan bisa mendapatkan kosan semurah itu jika harus pindah.

Lutfi sendiri juga membutuhkan mendesak. Ia perlu segera membayar gaji dua orang karyawannya. Lutfi sendiri baru bisa mendapatkan uang dari hasil penjualannya beberapa hari lagi. Sedangkan, anak salah satu karyawannya harus dirawat di rumah sakit. Jadi, Lutfi tidak bisa menunda gaji dari dua karyawannya itu.

“Tentu saja bisa. Memangnya berapa yang kalian inginkan? Aku tidak memiliki banyak uang sekarang. Asalkan kalian tidak meminjam uang lebih dari lima juta, aku bisa meminjamkan uang pada kalian,” jawab Bayu.

“Sungguh? Kalau begitu, bisakah Kamu meminjamiku uang dua juta rupiah? Satu minggu lagi aku akan membayar hutangku itu,” ucap Kurniawan.

“Kalau begitu, bisakah Kamu meminjamiku empat juta? Aku akan mengembalikannya secepatnya. Paling lambat dua minggu lagi, paling cepat minggu depan aku akan membayarnya,” imbuh Lutfi.

“Tentu-tentu. Kebetulan nominal yang kalian minta tidak meelebihi uang yang aku punya. Aku bisa memberikan pinjaman kalian sebanyak yang kalian minta.”

Dalam hati, Bayu tersenyum penuh kemenangan mendengar permintaan Lutfi dan Kurniawan. Nominal yang mereka minta sama dengan saldo yang saat ini Bayu miliki. Enam juta rupiah. Ini berarti, setelah memberi mereka pinjaman, misi yang sistem berikan padanya berakhir. Siapa juga yang tidak senang menyelesaikan misi lebih awal.

“Benarkah. Terima kasih. Aku benar-benar membutuhkan uang ini. Aku akan berusaha membayar utangku ini secepatnya,” ucap Kurniawan sungguh-sungguh.

“Tenang saja. Kalian tidak perlu terburu-buru untuk membayarnya. Kalian cukup membayar utang itu tepat pada jatuh tempo. Kalaupun kalian terlambat membayar pun, tidak terlalu masalah. Aku tidak akan memberi kalian denda keterlambatan,” jelas Bayu.

Bayu kemudian mengambil sebuah map dari tas miliknya, yang ada di dekat ranjangnya. Di dalam sana sudah ada beberapa kertas yang bertuliskan berjanjian utang piutang. Setelah membuat surat perjanjian dengan Arista, Bayu merasa ia perlu membuat beberapa salinan agar bisa lebih cepat dalam membuat perjanjian utang piutang untuk debitornya yang lain.

“Aku sudah mengirimkan uang itu ke rekening kalian. Kalian hanya perlu membayarnya tepat waktu,” ucap Bayu mengingatkan Lutfi dan Kuriawan sekali lagi.

Bayu memberikan Lutfi jatuh tempo dua minggu, sama seperti Arista. Sementara Kuriawan satu minggu. Beberapa kali Lutfi mengatakan akan membayar utang ini satu minggu kemudian. Namun, Bayu perlu berkali-kali mengingatkan mereka bahwa mereka hanya perlu membayar utang tepat waktu dan bukan lebih awal.

Jika mereka membayar lebih awal, maka Bayu tidak akan mendapatkan apa pun. Padahal, Bayu sangat berharap bahwa mereka telat membayar hutang kepadanya. Jika ketiga debitornya telat membayar utang, dalam sehari Bayu akan mendapatkan uang dua ratus ribu rupiah.

Bayangkan jika mereka telat membayar utang selama lima hari, itu adalah satu juta rupiah. Lima hari mendapatkan satu juta rupiah tanpa melakukan apa pun, sangat banyak menurut Bayu. Gajinya saja hanya tiga setengah juta tiap bulannya. Itu sudah sepertiga dari gajinya.

“Tentu, Kami akan mengingatnya. Sekali lagi terima kasih atas kepercayaanmu mau memberi kami pinjaman.”

[Ding]

[Selamat Tuan Bayu telah menyelesaikan misi dengan baik.]

[Ding]

[Selamat Tuan Bayu mendapatkan 100 poin dan uang tunai sebesar Rp 1.000.000,-. Uang tersebut telah ditransfer ke rekening pribadi Tuan Bayu.]

Bayu tidak bisa menyembunyikan senyumnya mendengar pemberitahuan dari Sistem. Setelah mengetahui bahwa Sistem mengirim hadiah uang tunai itu ke rekening pribadinya, Bayu ingin sekali mengecek langsung. Namun, sekarang ini ia tidak bisa melakukan hal itu.

Dirinya hanya bisa terbaring di ranjang. Selain itu, ponsel miliknya rusak sehingga tidak bisa mengecek rekening miliknya. Padahal, tangan Bayu sudah sangat gatal untuk melihat uang itu.

Uang dari Sistem yang diperuntukkan untuk dipinjamkan kepada orang lain, memiliki rekening tersendiri. Tanpa ponsel, Bayu bisa mentransfer uangnya ke rekening yang ia tuju. Ia juga bisa mengecek sisa saldonya melalui panel sistem. Namun, Sistem tidak akan menunjukkan saldo dari rekening pribadinya.

“Kamu beneran udah ngirim uang ke aku kan Sistem?”

[Tentu saja, Tuan Bayu. Apakah Tuan Bayu masih tidak percaya dengan Sistem, meski Sistem sudah berhasil mengirim uang kepada tiga orang pada hari ini?]

“Bukannya aku tidak percaya padamu, tapi melihat langsung uang itu di rekeningku, akan membuatku lebih percaya lagi. Aku benar-benar ingin tahu jumlah dari uang yang ada di rekeningku sekarang,” jelas Bayu.

[Tuan Bayu akan memiliki kesempatan itu. Sistem yakin tidak lama lagi Tuan Bayu bisa keluar dari rumah sakit, bukan? Saat itu tiba, Anda bisa mengecek rekening Anda sepuasnya, Tuan Bayu.]

“Ya Kamu benar. Aku hanya tinggal menunggu visit dari dokterku sebelum bisa pulang. Mungkin besok sore aku bisa pulang.”

[Ding]

[Selamat Tuan Bayu telah memenuhi kriteria untuk menaikkan level. Apakah Tuan Bayu ingin menaikkan level sekarang juga?]

[Ya] [Tidak]

“Eh, aku baru sadar bahwa poin yang aku punya sudah cukup untuk naik level. Tentu saja Sistem, aku memilih untuk menaikkan level milikku. Kamu pernah bilang bahwa aku bisa mendapatkan tambahan modal jika aku naik level bukan? Dengan bertambahnya modal, dan presentase cashback yang aku terima, maka lebih besar pula uang yang nantu aku dapatkan,” jelas Bayu.

Kebahagiaan yang Bayu rasakan hari ini datang beruntun. Ia mendapatkan debitor pertamanya setelah merasa putus asa dengan misinya, lalu di hari yang sama dua orang lagi datang untuk menjadi debitornya membuat Bayu bisa menyelesaikan misi. Sekarang, level sistem miliknya juga naik.

[Ding]

[Selamat Tuan Bayu atas kenaikan level Sistem.]

[Selamat Tuan Bayu mendapatkan tambahan modal sebanyak Rp 40.000.000,-]

[Selamat Tuan Bayu mendapatkan cashback baru sebesar 4 persen.]

“Wow, cukup banyak modal baru yang Kamu berikan, Sistem. Tambahan empat puluh juta? Ini berarti aku memiliki modal lima puluh juta?”

[Ya, Tuan.]

“Sistem, tunjukkan panel milikku,” pinta Bayu.

[Nama : Bayu Andrian Santoso]

[Umur : 23 tahun]

[Level Sistem : 1 (0/300)]

[Nominal Cashback : 4 persen]

[Nominal Modal : Rp 50.000.000,-]

[Saldo : Rp 40.000.000,-]

[Jumlah debitor : 3]

“Eh, aku belum mendapatkan poin lagi setelah meminjamkan uang? Bukankah setiap satu juta rupiah yang aku pinjamkan, sama dengan satu poin?” tanya Bayu setelah sadar bahwa poinnya kembali ke nol padahal menurutnya ia memiliki 10 poin.

[Meski Tuan Bayu berhasil memberi utang kepada orang lain, tetapi Tuan Bayu belum mendapatkan pembayaran dari mereka. Poin itu hanya dihitung setelah pembayaran terjadi.]

“Ah, seperti itu rupanya. Terima kasih atas penjelasan yang Kamu berikan Sistem.”

Terpopuler

Comments

nath_e

nath_e

ok masih lanjut biarpun agak liiieuur 🙈

2023-06-05

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍

2023-05-28

1

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Like and Coment 😛😀💪👍👍👍

2023-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!