SKK 05 | Kedatangan Hendra dan Anak Buahnya

Pengunjung pertama yang mendatangi Bayu di kamarnya, bukanlah dokter, atau bahkan perawat. Itu bukan pula petugas yang biasa mengantarkan makanan untuk para pasien. Pengunjung pertama Bayu adalah sekelompok laki-laki berpakaian tidak rapi. Bau rokok tercium jelas ketika mereka memasuki kamar Bayu.

Ada lima orang yang berkunjung. Salah seorang laki-laki bertubuh pendek dan berbadan gempal, memimpin keempat laki-laki lain. Tubuhnya dipenuhi dengan tato. Bahkan, di kirinya terdapat sebuah tato bergambar naga berwarna hitam. Dia adalah Hendra, pemimpin para preman di kota tempat tinggal Bayu, sekaligus rentenir yang sering meminjamkan uang dengan bunga tinggi.

Bayu langsung dirundung dengan perasaan kurang menyenangkan setelah melihat kehadiran Hendra dan anak buahnya. Hendra yang datang langsung menemuinya mengartikan bahwa ada sesuatu yang sudah Bayu perbuat dan membuat laki-laki itu tersinggung. Jika Hendra sudah datang, sudah pasti Bayu akan babak belur setelah ini.

“Bang Hendra,” sapa Bayu dengan suara lirih, tanpa berani menatap langsung ke arah Hendra.

“Kamu terlihat baik-baik saja rupanya. Hanya patah tulang. Aku kira Kamu akan mati, tapi syukurlah tidak. Jika Kamu mati, maka siapa yang akan membayar utang-utangmu itu? Keluarga nggak punya, rumah nggak punya, kendaraan juga nggak punya. Orang kayak Kamu itu, seumur hidup hanya akan menghabiskan gajimu untuk membayar hutang,” jelas Hendra.

Harus Bayu akui bahwa ucapan Hendra ada benarnya. Orang seperti dirinya, yang sudah terjebak dengan rentenir bak lintah darat, akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alasan ini pula yang membuat Bayu tidak berani memulai hubungan dengan lawan jenis.

Ia tidak mau memberi harapan palsu kepada seorang perempuan ketika Bayu sendiri tidak yakin akan bisa menikahinya. Bayu memiliki prinsip untuk tidak melibatkan orang lain dalam kehidupannya yang rumit ini.

Namun, sekarang ini Bayu memiliki harapan melalui Sistem. Ia berharap bisa mengumpulkan uang banyak dan melunasi hutangnya sekaligus. Dengan begitu, Bayu akan lebih ringan dalam menjalani hidup dan berani untuk berhubungan dengan lawan jenisnya.

“Meski keadaanku seperti ini, aku akan tetap membayar utangku tepat waktu, Bang. Aku janji tidak akan terlambat membayar utang. Biaya rumah sakitku, sudah sepenuhnya ditanggung oleh asuransi,” jelas Bayu.

“Ya. Aku sudah tahu semua itu. Semua biaya rumah sakitmu, sudah ditanggung oleh asuransi. Bahkan, Kamu mendapatkan santunan dari perusahaan pemilik truk yang menabrakmu, bukan? Uang itu bukannya Kamu pakai untuk membayar hutang, justru Kamu pakai untuk memberi pinjaman pada orang lain. Apa kamu lupa hutangmu itu sudah menumpuk?” tanya Hendra penuh dengan penekanan.

Bayu cukup kaget mengenai informasi yang sudah Hendra kumpulkan mengenai dirinya. Perusahaan pemilik truk yang menabraknya memang menjanjikan uang santunan. Namun, uang itu belumlah Bayu terima.

Bagaimana bisa Hendra bisa sampai mengetahui semua itu? Lalu, bagaimana bisa Hendra juga tahu bahwa Bayu sudah meminjami uang kepada orang lain? Apakah selama ini Hendra menyuruh seseorang untuk memata-matainya?

“Aku masih ingat, Bang. Sangat ingat. Uang untukmu sudah aku persiapkan sendiri di rekeningku. Itu tidak akan aku pakai untuk kebutuhan lain,” jelas Bayu mencoba untuk membela diri.

Namun, Hendra menggelengkan kepalanya pelan. Laki-laki itu juga menatap bayu dengan tatapan tajam. Lalu, Hendra menggerakkan kepalanya, memberi kode kepada keempat anak buahnya untuk maju ke depan, lebih dekat lagi ke arah Bayu.

“Tidak. Aku rasa Kamu sama sekali tidak mengingat bahwa Kamu memiliki utang padaku. Kamu perlu bantuan anak buahku untuk mengingat semua itu,” jelas Hendra.

Langsung saja keempat anak buah Hendra melangkah maju. Seringai jahat langsung terlihat menghiasi wajah mereka berempat. Salah satu di antara mereka bahkan terlihat mengibas kibaskan tangan mereka, seolah melakukan pemanasan sebelum melakukan sesuatu kepada Bayu.

Hal buruk yang tidak ingin Bayu alami, akhirnya terjadi juga. Hendra akan memukulinya sekarang. Dengan keadaan Bayu yang sekarang, jelas ia tidak akan bisa menahan semua pukulan itu. Bayu takut anak buah Hendra kembali melukai kakinya yang sebelumnya patah.

Jika mereka melakukan itu, maka ada kemungkinan itu memberikan luka yang semakin parah kepada Bayu. Bahkan, jika terlalu parah, ada kemungkinan kakinya akan diamputasi. Bayu jelas tidak mau sampai semua hal yang ia takutkan terjadi.

Sekarang ini tidak akan ada yang bisa membantu Bayu. Di pasien yang berada satu kamar dengan Bayu, telah pulang kemarin sore. Lalu, tidak ada tanda-tanda ada orang yang lewat di depan mereka. Jelas semua itu membuat Bayu tidak akan memiliki bantuan dalam waktu dekat.

“Bang, sungguh aku akan membayar hutangku tanpa kurang sepeser pun. Jangan melakukan hal ini kepadaku,” mohon Bayu.

“Aku paling tidak suka ada orang yang berutang padaku, memiliki uang lebih, tetapi tidak mau menyerahkan uang itu. Orang yang seperti itu tidak akan pernah aku beri ampun. Apalagi Kamu meminjamkan uang itu kepada orang lain. Apakah Kamu mau mengambil pekerjaanku?”

Sepertinya Bayu tidak bisa mendiskusikan semua ini dengan Hendra. Ia juga tidak bisa mengandalkan seseorang untuk membantunya, lepas dari masalah seperti ini. Saat ini Bayu merasa sangat putus asa. Namun, saat itu juga Bayu teringat pada Sistem. Mungkin saja Sistem bisa membantunya keluar dalam masalah ini.

“Sistem, apakah Kamu bisa membantuku?” pinta Bayu.

[Maaf, Tuan Bayu. Saat ini Tuan Bayu harus menghadapi semua ini sendirian.]

“Tetapi ini adalah momen membahayakan bagiku. Apakah Kamu sama sekali tidak takut bahwa mereka akan membuatku celaka, bahkan mungkin membunuhku?” tanya Bayu kesal, mendengar penolakan dari Sistem yang tidak mau membantunya.

[Untuk saat ini, apa yang Sistem bisa lakukan sangat terbatas Tuan. Sistem tidak bisa membantu Tuan Bayu dalam masalah ini. Jadi, tolong berusaha sebaik mungkin agar Tuan bisa baik-baik saja setelah ini.]

Bayu tidak menyangka Sistem miliknya ini tidak bisa membantunya. Ia kira Sistem miliknya adalah Sistem yang bersifat omipotent, maha kuasa, bisa melakukan apa pun. Namun, pada kenyataannya Sistem miliknya memiliki beberapa keterbatasan.

Jika seperti ini, tidak banyak yang bisa Bayu lakukan. Ia hanya berharap bahwa anak buah Hendra sedikit lebih ramah ketika memukulkan. Ia pasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa, semoga ia masih bisa selamat setelah ini.

Salah satu anak buah Hendra kini sudah mencengkeram baju Bayu, membuat tubuh Bayu, menjadi lebih dekat dengan wajah Bayu. Satu pulukan keras langsung bersentuhan dengan pipi Bayu, membuat kepalanya pening seketika.

Yang lain tertawa melihat respon Bayu yang mereka anggap sangat lemah itu. Satu pukulan berhasil membuat sudut bibirnya robek. Bagaimana jika mereka memberikan pukulan berat di sana sini. Sudah pasti Bayu tidak akan bisa dikenali lagi akibat pukulan dari anak buah Hendra.

Pukulan kedua kembali mendarat di wajah Bayu. Kali ini, giliran pipi kanan Bayu mendapatkan pukulan keras. Pukulan kali ini terasa lebih keras dari pukulan sebelumnya. Jika bukan karena bajunya yang masih ditahan, sudah pasti Bayu akan terhempas ke belakang.

Keberuntungan berada di pihak Bayu. Ketika salah satu anak buah Hendra berniat memukul kakinya, seseorang membuka pintu kamar rawat Bayu. Kedatangan mereka membawa perubahan besar terhadap masalah yang saat ini Bayu hadapi.

“Sialan, Joni sudah berapa kali aku bilang, jaga pintu dengan baik. Jangan biarkan orang lain mengganggu kesenanganku,” ucap Hendra yang tidak bisa menutupi kekesalannya.

“Jika kalian masih ingin hidup, hentikan apa yang kalian lakukan saat ini.”

Ucapan dari suara yang asing membuat Hendra menoleh ke arah pintu. Di sana ada tiga laki-laki berpakaian serba hitam. Melihat kedatangan mereka, membuat Hendra ingin marah. Namun, sesuatu yang ia lihat di tangan laki-laki yang berada di tengah, membuatnya berubah pikian.

“Semua, hentikan apa yang kalian lakukan, sekarang juga!” teriak Hendra.

Ucapan Hendra itu sepertinya dilakukan pada waktu yang tepat. Salah seorang anak buahnya yang hampir memukul kaki Bayu, berhasil menghentikan apa yang dilakukan tepat waktu. Yang lain juga menghentikan apa yang mereka lakukan.

Salah satu anak buah Hendra yang memegang pakaian Bayu, melepaskannya begitu saja membuat laki-laki itu terhempas begitu saja di ranjang rawat miliknya. Kepala Bayu terasa sangat pening setelah mendapatkan pukulan bertubi-tubi seperti itu.

Tidak hanya itu saja, pandangan Bayu juga sedikit kabur sekarang. Kesadarannya hampir saja hilang. Ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sekarang datang. Siapa pun itu yang datang, Bayu sangat bersyukur atas kedatangan orang itu, karena berhasil membuat siksaan anak buah Hendra berhenti.

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍

2023-05-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

masa sistem ga bisa bantu samasekali...?? sistem apakah model begitu, main lepas tangan begitu saja...🤔🙄😩😠👻👎👎👎

2023-05-28

0

Min sua

Min sua

who?...

2022-09-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!