Anisa naik ke atas motor Vespa Pak Dika dengan sangat kesal. "Pegangan!" Ucap Pak Dika. Anisa tidak mau.
Dika menjalankan motor nya namun tiba-tiba Anisa hampir jatuh, dia langsung memegang erat baju kemeja Pak Dika. Pak Dika merasa senang bisa mengerjakan muridnya itu.
"Aaaaaa!!! Pelan-pelan Pak, saya takut... Kalau sampai saya jatuh dari motor ini, saya akan menuntut bapak!" Ucap Anisa.
Pak Dika membawa motor dengan kecepatan yang sedang saja, namun Anisa baru pertama kali naik motor itu sebab nya dia rada-rada takut jatuh.
"Bagaimana kalau aku jatuh ke aspal dan semua kulit ku yang mulus ini lecet? aku tidak akan membiarkan bapak lepas.." ucap nya terus mengomel di atas motor. Pak Dika hanya bisa tersenyum mendengar kan Anisa yang tidak berhenti berteriak sehingga membuat telinga nya sakit.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai.
"aaaaarrrr!!!! Akhirnya sampai. Kaki ku terasa kram." Ucap nya turun dan langsung duduk di kursi.
"Kamu terlalu lebay..." Ucap Pak Dika. "Apa? Bapak bilang saya lebay? Saya tidak akan takut kalau bapak membawa motor dengan benar." Ucap Anisa.
"jangan banyak berbicara segera ambil KTP saya!" Ucap Pak Dika. "Saya mengambil nya harus menggunakan uang. Saya tidak membawa dompet karena semua ada di dalam mobil." Ucap Anisa.
"Jangan banyak alasan, saya membawa handphone kamu." Ucap pak Dika. Anisa menatap kesal.
Anisa mau membuka helm yang di pakai.
"nih hlem payah banget sih, kelihatan sekali kalau murahan!" Ucap nya kesal.
Dia membuka secara paksa sehingga melukai leher nya, namun tak kunjung bisa. "Kenapa Bapak hanya melihat ku? Bapak yang memasang kan hlem ini!" Ucap nya kesal.
"Kamu bisa gak kalau butuh bantuan orang berbicara baik-baik dan meminta baik-baik? Orang tua kamu tidak pernah mengajar kan sopan santun? Atau guru mu sebelum nya tidak pernah mengajarkan nya?" Ucap Pak Dika.
"Pak Dika tolong bukakan hlem saya!" Ucap nya dengan terpaksa. Dika menghela nafas. Dia membuka hlem Anisa.
Dia menatap wajah Anisa begitu juga dengan Anisa.
"Kalau di lihat-lihat dari dekat Pak Dika ganteng juga yah." Ucap Anisa dalam hati.
"Husss aku memikirkan apa sih?" Ucap nya dan langsung masuk ke dalam restoran setelah hlem di buka.
Dika mengikuti nya ke dalam. tidak beberapa lama akhirnya KTP Dika sudah kembali kepada nya.
Pak Dika bernafas lega, entah apa yang dia kerjakan di meja luar restoran Anisa memilih untuk membeli minuman.
"Mbak jus nya satu." Ucap Anisa.
"Cuman satu saja mbak? Kasihan kakak nya kelihatan nya kehausan abis bawa motor panas-panas." Ucap penjaga jualan jus.
"Saya pesan hanya satu, kalau dia mau bisa membeli sendiri." Ucap Anisa. "Oohh baik Mbak." Anisa membawa jus nya ke meja pak Dika.
"Mana handphone saya Pak?" Tanya Anisa. Dika mengeluarkan dari tas nya dan memberikan kepada Anisa.
"Memperbaiki handphone ini pasti sangat mahal sekali. saya yakin bapak pasti mengutang kan?" Ucap Anisa.
Pak Dika yang tadi nya fokus ke laptop nya langsung menatap Anisa.
"Kamu bisa belajar tidak merendahkan orang lain tidak? Saya adalah guru kamu!" Ucap Pak Dika.
"Permisi Kak..." tiba-tiba kasir restoran datang membawa minuman untuk Dika.
"Loh saya tidak memesan minuman untuk dia." Ucap Anisa. "Saya juga tidak memesan minuman Mbak, mungkin salah orang." Ucap Pak Dika.
"Enggak kok kak, ini dari saya untuk kakak nya." Ucap Kasir cantik itu. Anisa menaikkan Alis nya.
"Saya melihat dari tadi kakak seperti nya sedang bekerja, di temani minuman yang segar pasti lebih fokus." Ucap Kasir.
"Terimakasih banyak." Ucap pak Dika.
"Kalau boleh tau nama kakak nya Siapa?" Tanya kasir.
"Dika!" Ucap pak Dika memyalim tangan wanita itu.
"Saya Sarah.. Senang bisa berkenalan dengan kakak." Ucap Kasir. "Sebaiknya saya kembali bekerja. selamat menikmati." Ucap kasir dan segera pergi.
Dika senyum-senyum...
"Gatel banget jadi laki-laki." Ucap Anisa. Dika menatap Anisa.
"Kenapa Bapak menatap ku seperti itu?" Ucap Anisa.
Pak Dika menggeleng kan kepala nya.
"Tiga hari saya bertemu dengan kamu, tidak ada Sisi baik dari kamu. Saya sangat kaget melihat murid seperti kamu ini." Ucap Pak Dika.
"Saya juga tidak pernah berfikir kalau akan mendapatkan guru seperti Bapak, kalau bisa saya Jangan bertemu dengan bapak." Ucap Anisa langsung pergi begitu saja.
Pak Dika Menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya.
Karena pekerjaan nya sudah selesai dia memutuskan untuk kembali untuk istirahat. Saat melewati gerbang keluar dia melihat Anisa yang masih berdiri di sana.
"kenapa kamu masih di sini?" Ucap Pak Dika..
"bukan urusan Bapak!" Ucap Anisa.
"Buruan naik! Handphone kamu mati tidak akan bisa memesan taksi, dan juga bus tidak ada yang lewat di sekitar sini." Ucap Pak Dika.
"Aku tidak mau." Ucap Anisa. "Baiklah kalau kamu tidak mau, saya banyak mendengar kalau di sekitar sini banyak begal dan juga pria-pria yang menggoda wanita." Ucap Pak Dika.
Anisa langsung naik ke atas motor Pak Dika dengan wajah yang Takut. Pak Dika tersenyum.
Dika memasang kan hlem untuk Anisa setelah itu mereka berangkat.
Anisa di belakang duduk dengan tenang dia mencoba untuk santai tanpa mengkhawatirkan apapun ternyata jauh lebih nyaman.
Karena sudah sangat mengantuk dia tertidur di badan Pak Dika. Terpaksa pak Dika harus memegang dengan tangan kiri nya agar tidak jatuh.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai.
"Anisa!! Anisa!!"
"humm??"
"Kita sudah sampai.." ucap pak Dika. Anisa membuka mata nya dia baru sadar dia tertidur dan langsung turun namun karena kaget dia terjatuh.
"Hati-hati!!" Ucap pak Dika namun sudah terlanjur jatuh.
"Auhh!!" Siku Anisa terluka. "Maafkan saya, saya tidak menahan kamu." Ucap Dika membantu nya berdiri membawa nya masuk.
"Kenapa rumah kamu sangat sepi? Saya akan meminta Bibik mengobati kamu." Ucap Pak Dika.
"Saya bisa mengobati nya sendiri." Ucap Anisa.
"baiklah kalau begitu, saya permisi pulang." Ucap Pak dika langsung pergi. Anisa melihat punggung Pak Dika Basah karena dia ngiler pas tidur.
"Ya Allah kenapa sangat memalukan sih? Sudah ketahuan menggadaikan KTP, ketahuan tidak mengerjakannya PR, ketiduran dan Jatuh. mau di letak di mana wajah ku." Ucap nya Kesal.
Pak Dika baru sampai dia langsung istirahat di kamar nya tiba-tiba ponsel nya berdering.
"Halo nak, kapan kamu Akan pulang? ibu sangat merindukan kamu." Ucap Ibu nya dari balik telepon.
"Kalau aku memiliki waktu luang Bu," udah Dika.
"kamu selalu mengatakan seperti itu.. Sudah satu tahun kamu tidak pulang." Ucap ibu nya.
"Aku pasti pulang kalau ada waktu yang tepat." Ucap Dika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments