Setelah pulang dari Cafe Anisa mengantarkan Putri kembali ke rumah nya. Anisa juga pulang ke rumah nya.
"Bibik aku pulang.." ucap Anisa duduk di ruang tamu sambil melepaskan penat nya.
"Non sudah pulang? Tadi Ibu sama Bapak berpesan mereka tidak akan pulang hari ini." Ucap Bibik.
"Kemana Bik?" Tanya Anisa. "Keluar kota Non." Jawab Bibik.
Anisa menghela nafas panjang. Wajah Anisa terlihat sangat lesu. "Ya udah deh Bik kalau begitu aku ke kamar dulu yah." Ucap Anisa.
Sampai di kamar dia langsung mandi. Selepas mandi dia mau membuka ponsel nya namun dia baru ingat kalau ponsel nya pada orang lain.
Akhirnya dia membuka laptop nya untuk menelpon Mamah nya.
"tutttttttt..... tutttttt... Tutttttttt....." Panggilan sampai dua kali tidak di jawab. "Mamah kemana sih?" Ucap Anisa dia mencoba menelpon lagi.
"Halo Anisa.. Ada apa kamu menelpon mamah? Mamah lagi bekerja!" Ucap Mamah nya langsung mematikan sambungan telepon.
"Hufff bahkan aku belum saja berbicara." Ucap Anisa. Akhirnya dia menelpon Papah nya.
"Iyah Halo anak papah. ada apa nak?" Tanya Papah nya.
"Papah di mana? Kenapa tidak pulang? Aku sangat merindukan Papah." Ucap Anisa.
"Papah lagi banyak pekerjaan, kamu telpon Mamah kamu saja yah." Ucap papah nya.
"Mamah Sama Papah sama-sama sibuk, aku tidak memiliki teman, aku sangat merindukan kalian." Ucap Anisa.
"Papah Bekerja seperti ini untuk kamu juga. Tadi Papah sudah mengirimkan uang untuk kamu. Bersenang-senang lah." Ucap papah nya langsung mematikan sambungan telepon nya.
Anisa Menghela nafas panjang. Ia memutuskan untuk keluar dari kamar nya karena merasa bosan.
Keesokan harinya...
"Ada apa nih rame-rame?" Ucap Putri melihat semua teman-teman nya berkumpul di satu meja.
Tidak ada yang menjelaskan satu pun mereka membicarakan apa.
"Ada apa sih Arya?" Tanya Anisa kepada ketua kelas.
"Kamu pasti belum tau kalau guru baru hari ini masuk menggantikan Bu Lilis yang sudah mau pensiun." Ucap Arya.
"Oohh..... hanya karena guru baru." Ucap Anisa dengan santai dan duduk di kursi nya.
"Kenapa kamu begitu santai? Guru baru kita terkenal sangat tegas dan galak, apa kamu tidak takut?" Ucap Putri.
"Aku tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat nya marah." Ucap Anisa. Putri yang sudah paham sifat teman nya itu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Selain tegas dan galak dia juga sangat tampan, masih muda dan juga kalau tidak salah dia memiliki prestasi yang sangat baik." Ucap teman perempuan yang lain.
"Tidak ada orang yang mengalahkan ketampanan Candra." Ucap Anisa. Tiba-tiba Bu Lilis masuk bersama pria yang sudah berseragam guru.
"Ayo semua nya anak-anak duduk dengan rapi di kursi masing-masing." Ucap Bu Lilis. Semua nya langsung duduk dengan rapi.
"Ya ampun Tampan banget." Ucap Rida. Semua orang terpana kepada pria yang bersama Bu Lilis sementara Anisa malah kaget karena merasa tidak asing dengan pria itu.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Lilis.
"Pagi Bu.." jawab semua nya dengan sangat bersemangat kecuali putri dengan Anisa.
"Anisa bukan kah itu pria yang kamu marah-marahin kemarin?" Tanya Putri berbisik.
"sssttt diam saja!" Ucap Anisa mencoba menyembunyikan wajahnya.
"Mungkin kalian sudah tau kalau Ibu sudah pensiun dan ini adalah Bapak guru baru untuk kalian." Ucap Bu Lilis.
"Assalamualaikum.. Selamat pagi semua nya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.." ucap Pria itu.
"Ya ampun suara nya saja sudah sangat enak di dengar, semakin semangat nih belajar nya." Ucap Rida.
Semua nya tersenyum dan bersorak.
"Perkenalkan nama saya Andika Saputra. Umur saya 26 tahun, kalian semua bisa memanggil saya dengan sebutan Pak Dika." Ucap guru itu.
"Apakah nama Bapak bisa di tulis di papan tulis?" Ucap salah satu murid.
"Boleh! Saya minta tolong kepada murid yang duduk paling belakang rambut pirang untuk menulis nya." Ucap Dika.
Semua mata tertuju kepada Anisa yang menunduk kan kepala nya. Karena hanya dia yang memiliki rambut berbeda.
"Anisa!" Panggil Bu Lilis.
"Iyah saya Bu." Ucap Anisa. "Saya minta bantuan kamu untuk menikah nama pak guru di depan." Ucap Bu Lilis.
Anisa Menghela nafas panjang. Dia maju ke depan.
"Humm nama bapak siapa?" Tanya Anisa sedikit canggung padahal dalam hati nya merasa kesal. dia tau kalau Pria itu sengaja.
"Andika Saputra." Ucap Dika. Anisa menulis nya.
"Sudah Pak.. kalau begitu saya akan kembali ke kursi saya." Ucap Anisa.
"Tunggu dulu! Siapa nama kamu?" Tanya pak Dika.
"Anisa Pak." Jawab Anisa. Setelah itu Anisa langsung kembali ke kursi nya.
Setelah banyak yang dijelaskan Bu Lilis kembali ke kantor sementara Dika sudah mulai mengajar.
"Murid di ruangan ini cukup banyak. Saya harap kalian semua senang bisa belajar dengan saya." Ucap Dika.
"Kamu tidak pernah mendapatkan wali kelas yang muda seperti bapak, kami pasti akan tambah semangat." Goda wanita yang duduk paling depan di samping Rida.
Dika tersenyum tipis. "Baiklah kalau begitu kita akan memulai mata pelajaran hari ini." Ucap Dika.
Dika mulai menjelaskan di depan tentang pelajaran MTK. Setelah selesai menjelaskan Dika melihat Anisa yang tidak fokus kepada papan tulis melainkan sibuk dengan pewarna nya.
Tiba-tiba Pak Dika menarik buku gambar Anisa membuat Anisa kaget.
"Apa-apaan sih!" Ucap Anisa kesal namun setelah melihat wajah Pak Dika dia langsung terdiam.
"Saya mau kamu menjelaskan pelajaran yang saya jelaskan tadi." Ucap Pak Dika. Anisa melihat ke papan tulis seketika dia jadi bingung.
"Aku sangat benci pelajaran MTK, ini sangat membosankan." Gumam nya namun masih bisa di dengar oleh Dika.
"Kalau begitu saya akan memberika Tugas untuk kamu." Ucap Pak Dika.
"Loh kok gitu sih Pak?" Ucap Anisa.
Pak Dika menatap Anisa.
"Kenapa wajah nya sangat seram sekali sih? Sangat berbeda ketika bertemu di cafe." Batin Anisa. Dia langsung menunduk kan kepala nya.
"Kalau kamu tidak mau di kasih tugas jelas kan pelajaran ini." Ucap Pak Dika.
Anisa akhirnya maju ke depan. Dia menjelaskan apa yang terlintas di otak nya saja sampai membuat semua orang tertawa dan pak Dika menggeleng kan kepala nya.
"Otak kamu terbuat dari apa sih? Apa kamu tidak pernah belajar? Ini pelajaran dari kelas tiga SMP, bagaimana bisa kamu tidak tau?" Ucap Pak Dika meninggikan suara nya.
"Anisa bisa duduk di kelas ini hanya karena bayaran orang tua nya pak, Anisa sama sekali tidak pernah mau belajar, datang ke sekolah hanya bermain saja." Ucap Rida.
Anisa menatap Rida dengan kesal.
Pak Dika Menatap Anisa. "Kamu kembali ke tempat duduk kamu!" Ucap Dika. Anisa langsung kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
ernahafa
lemes amat jd temen
2022-09-25
1