Pagi hari nya Pak Dika baru saja selesai olahraga pagi. Di setiap Minggu pagi sudah jadi kebiasaan untuk nya GYM membentuk otot-otot nya.
Dia melihat jam sudah jam delapan pagi. "Apa sebaiknya aku menemui dia?" Ucap Pak Dika.
Dika segera siap-siap berangkat ke rumah Anisa. Tidak beberapa lama akhirnya sampai di depan rumah nya.
"Ini dia. Tapi apa ini benar?" Ucap Pak Dika karena melihat Gerbang yang tertutup dan juga rumah yang begitu besar.
Tiba-tiba ada mobil datang.
"Permisi... Anda Siapa yah?" Tanya wanita yang baru saja keluar dari dalam mobil.
"Saya mau mencari alamat ini, apa benar ini adalah tempat nya?" Tanya Pak Dika.
"Iyah benar. Ada apa yah?" Tanya wanita yang sudah lanjut usia namun terlihat sangat cantik dan sangat rapi.
"Saya adalah guru Anisa, saya ada kepentingan dengan Anisa." Ucap Dika.
"Guru?" Tanya wanita itu.
"Nama saya Dika Bu, saya guru baru di sekolah Anisa." Ucap Dika. "Tumben-tumbenan sekali guru datang ke rumah? apa anak saya berulah lagi? Tuh anak benar-benar yah." Ucap Mamah nya Anisa.
"Oohh ibu orang tua dari Anisa?" Tanya Pak Dika. "Iyah Pak, kalau begitu ayo kita masuk ke dalam saja." Ucap Bu Lala.
Dika mengikuti Bu Lala ke dalam.
"Kamu tunggu di sini dulu yah." Ucap Bu Lala. Dika menganguk.
"Saya bingung harus manggil kamu apa, masih sangat muda." Ucap Bu Lala. "panggil Dika saja Bu, ini juga tidak di sekolah." Ucap Dika.
"baiklah kalau begitu saya masuk memanggil Anisa." Ucap Bu Lala. Dika melihat rumah yang begitu besar dan juga sangat mewah.
"Selamat pagi Bu.." sapa Bibik.
"Tolong panggil kan Anisa yah bik, bilang ada gurunya menunggu di luar." Ucap Bu Lala.
"Tapi Non Anisa baru pulang pagi ini Bu." Ucap Bibik.
"Baru pulang?" Tanya Bu Lala.
"Iyah Bu." Jawab Bibik. akhirnya Bu Lala ke atas membangun kan Anisa.
"Ya ampun nih Anak.." melihat Anisa tidur di sofa dengan pakaian terbuka dan sangat bau.
"Anisa bangun! kamu habis ngapain?" Tanya Bu Lala.. Namun Anisa tidak kunjung bangun.
Bu Lala terus memaksa Anisa bangun. Anisa yang masih mabuk mendengar suara mamah nya langsung bangun.
"Kamu dari mana? Kenapa kamu berpakaian seperti ini? Dan ini bau apa?" Tanya Bu Lala marah.
"Aku hanya main-main dengan teman ku mah." Ucap Anisa. "main-main? Maksud kamu apa? Segera mandi dan turun ada guru kamu menunggu di bawah." Ucap Bu Lala.
"Guru? Jangan-jangan guru datang melaporkan kelakuan ku." Ucap Anisa.
"Ngapain ke sini mah?" Tanya Anisa. "kata nya ada yang penting." Ucap Bu Lala. Anisa langsung mandi.
"Tunggu sebentar yah, Anisa Masih mandi." Ucap Bu Lala kepada Dika.
Tidak beberapa lama Anisa turun. Dia melihat Dika dan juga Mamah nya berbincang-bincang.
"Hufff kalau aku tau dia yang datang sebaiknya aku lanjut tidur saja." Ucap Anisa.
"Anisa ayo buruan ke sini." Ucap Bu Lala.. Anisa duduk di samping Mamah nya.
"Kalian lanjut saja yah, Mamah mau istirahat dulu." Ucap Bu Lala..
"Ngapain kamu ke sini? Dari mana kamu tau alamat ku? Jangan-jangan kamu mengikuti aku yah?" Ucap Anisa.
Dika menatap Anisa. "Saya adalah guru kamu, kamu bisa berbicara Sopan tidak?" Ucap Dika.
"Langsung Saja, kamu ngapain ke sini? Aku mau istirahat." Ucap Anisa. "Kembalikan KTP saya." Ucap Dika memberikan ponsel Anisa.
Anisa mau mengambil handphone nya namun tiba-tiba di tahan oleh Dika.
"Mana KTP saya?" Ucap Dika.
"Aku akan mengambil nya." Ucap Anisa. Dia ke kamar nya mencari ke semua tempat namun tidak kunjung menemukan.
"Sudah satu jam aku mencari nya kenapa tidak ada yah? Aku meletakkan nya di mana?" Ucap Anisa.
Karena merasa tidak menemukan dia langsung turun.
"Mana?" Tanya Dika. "Seperti nya sudah hilang." Ucap Anisa. Dika langsung berdiri dia terlihat sangat kesal.
"jangan bercanda kamu Anisa! Kembali kan KTP saya!" Ucap Dika.
"Gak usah marah-marah kali, tinggal bikin yang baru." Ucap Anisa.
"Kamu pikir semudah itu? Di mana sih pikiran kamu? Saya membutuhkan KTP itu besok." Ucap Dika.
"Ya maaf.. aku pikir itu tidak penting." Ucap Anisa dengan wajah tidak bersalah. "Saya tidak akan pernah memberikan handphone ini dan saya tidak akan pergi sebelum saya mendapatkan KTP saya!" Ucap Dika.
"Bodo amat, aku bisa membeli yang baru." Ucap Anisa.
"Saya akan melaporkan ke orang tua kamu!" Ucap Dika. Anisa menatap Dika.
"Maksud kamu apaan sih? Jangan bawa-bawa orang tua ku deh." Ucap Anisa.
"Cari KTP saya! Saya akan menunggu di sini." Ucap Dika. Anisa Menghela nafas panjang.
"jangan sampai Mamah tau," batin Anisa dia mencoba mengingat.
"Sebaiknya aku bertanya pada Putri." Ucap Anisa. "Saya mau menelpon seseorang, saya membutuhkan handphone." Ucap Anisa. Dika memberikan ponsel nya.
"Halo Putri kamu lagi di mana? aku Anisa pakai nomor orang lain." Tanya Anisa.
Dika meminta Anisa menguatkan suara nya agar dia tau dengan siapa Anisa berbicara.
"lagi di rumah lah ngerjain tugas kamu yang dari pak Dika." Ucap Putri. "Gak usah ngomong juga kali!" Ucap Anisa kesal. Sekarang Dika sudah tau.
Dika hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Aku mau bertanya sesuatu untuk kamu." Ucap Anisa." Ada apa? Penting banget yah?" Tanya Putri.
"Gak penting-penting banget sih ." Ucap Anisa. "ada apa?" Tanya Putri.
"kamu ingat kan waktu kita ke Cafe baru tidak sengaja handphone ku jatuh karena Pria yang tidak berhati-hati?" Ucap Anisa.
"Iyah aku ingat, emang nya ada apa?" Tanya Putri.
"Kamu ingin juga gak aku mengambil KTP nya? Dan sekarang KTP itu hilang, aku tidak tau di mana, apa kamu tau di mana?" Tanya Anisa.
"Loh bukannya Kamu kasih sama Kasir cafe itu?" Ucap Putri. Anisa langsung mengingat waktu membayar nya.
"Berapa semua nya?" Tanya Anisa, kasir membacakan nominal nya namun ternyata uang Anisa kurang akhirnya dia memberikan KTP untuk jadi jaminan.
Anisa menepuk jidatnya. "Ya udah deh kalau begitu makasih yah." Ucap Anisa.
Panggilan mati. "Ada pada kasir cafe, kalau kamu mau, Ambil saja sendiri." Ucap Anisa.
"Kamu harus mengambil nya." Ucap Dika memaksa Anisa.
Tidak ada pilihan lain Anisa harus mengambil nya sendiri.
"Kamu mau kemana? Naik ini saja!" Ucap Dika menunjuk kan motor nya.
"motor butut? Aku tidak mau, aku naik mobil saja!" Ucap Anisa.
"Apakah kamu ingin lama-lama dengan saya? Kalau naik mobil akan memakan waktu lama." Ucap Dika.
"Kepedean banget sih, kamu naik motor butut kamu, aku naik mobil aku." Ucap Anisa.
"tidak bisa!" Ucap Dika memaksa Anisa Duduk di motor nya memasang kan hlem dan langsung berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Inilah contoh anak yg kurang perhatian,kurang kasih sayang orang tua, orang tuanya sibuk dengan alasan kerja itu buat anak, kasihan anak cuman dijadikan tameng sama orang tuanya.
Lanjut thor semangat terus dalam berkarya 💪💪💪
2022-10-30
0