Empat

seorang laki laki yang duduk di sudut ruangan terus melihat ke arah ku sambil sesekali tersenyum tipis, gaya nya yang modis dan terlihat mahal tidak lantas membuat nya merasa risih dengan kejadian yang baru saja dia lihat.

laki laki itu terus menahan tawanya yang sepertinya hendak terlepas, lalu dia menghampiri ku dan meminta kue yang ibu tadi lempar ke arah tari.

" boleh saya beli kue nya "

mataku dan mata nya saling bertemu, membuatku sedikit menjadi salah tingkah. dengan cepat aku mengalihkan pandanganku agar aku bisa menahan kewarasan ku saat berbicara dengan nya.

" maaf, tapi kue nya sudah hancur "

" ngg masalah, nanti setelah di makan malah bakal lebih hancur kan "

" ini tidak lagi di jual "

agar tidak berkelanjutan aku segera berjalan menjauhi laki laki tersebut yang masih berdiri menatapku meninggalkan dia.

laki laki itu akhir nya menghampiri Dewi dan memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Dewi dan meminta nya untuk memberikan uang tersebut padaku.

" kamu teman nya bukan??? tolong berikan ini untuk nya, dan bilang kalau kue nya bisa dia makan karna sudah aku beli "

belum sempat Dewi menjawab, laki laki berkaos merah itu pergi sambil terus tersenyum dan mulai menurunkan topi yang ia pakai untuk menutupi wajah nya.

Dewi menghampiriku setelah antrian berakhir dan toko mulai sepi, aku yang terduduk di depan pintu ruang istirahat karyawan bersama tari yang terus mengusap pundak ku lembut, dia tau aku butuh perlakuan lembut seperti itu agar tidak kesal berkelanjutan.

" ri, cowo tadi titipin ini buat kamu "

Dewi menyodorkan beberapa lembar uang itu pada ku dengan sedikit tegang, dia tau aku akan marah jika dia melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan.

" aku ngg butuh uang "

kali ini Dewi dan tari saling melihat, mereka terlihat bingung dan ngg tau apa yang harus mereka lakukan dengan ku dan dengan uang itu.

" tapi ri, orang nya udah pergi "

kali ini tari menatapku sambil menghela nafas nya di hadapanku.

" kalau kita masukan uang nya ke pendapatan toko pasti ada selisih dengan kue yang kita jual hari ini, ibu pasti mempertanyakan selisih nya itu bukan "

aku masih tetap terdiam tidak menanggapi apapun yang tari ucapkan.

" .............. "

" kamu mau aku di sidang bunda mu kalau nanti ibu tau ada selisih di toko??? "

kali ini aku menoleh ke arah tari dan Dewi bergantian, terlihat wajah cemas mereka yang membuatku menjadi merasa ngg enak hati, pada akhir nya aku meraih uang yang masih Dewi pegang dan menyimpan nya.

" seandai nya aku kasih uang ini buat kalian apa kali ini kalian mau menerima nya ??? "

Dewi dan tari kompakan menggeleng kepala nya dan segera pergi meninggalkanku untuk kembali bekerja.

" aaaah..... sudah aku duga !!! aku tau padahal kalian juga butuh uang "

aku tau persis Dewi dan tari sangat anti mengambil uang pemberian orang lain tanpa berusaha atau bekerja, sekalipun itu dari ku

itu lah kenapa aku menyukai mereka di sini, begitupun bunda, mereka pekerja keras juga jujur.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah ka Yugi, seseorang turun dan mulai membuka gerbang rumah ka Yugi yang tak terkunci.

orang itu masuk tanpa permisi tanpa merasa canggung ke dalam rumah ka Yugi yang lagi lagi pintu utama nya pun tidak terkunci.

" gi.......giiii...... "

tak ada jawaban dari ka Yugi, pintu kamar nya sedikit terbuka tapi ka Yugi ngg ada di kamar nya, hanya satu ruangan yang pintu nya tertutup rapat dan terkunci, seseorang tersebut langsung tau kalau ka Yugi pasti berada di dalam ruangan tersebut.

dia mengambil ponsel nya dan mulai menelpon no ka Yugi, beberapa saat kemudian ka Yugi keluar dari ruangan tersebut seperti yang dia kira.

" aku bawakan makanan nih buat kamu "

" kamu mampir ke toko bunda??? "

" Iyah, aku penasaran dan kamu tau "

ka Yugi mengerutkan kening nya penasaran dengan apa yang orang itu bicarakan.

" ........... "

" aku suka karyawan bunda mu "

ukhu ukhu ukhu.......

ka Yugi yang sedang memakan kue langsung tersedak mendengar cerita seseorang yang duduk di samping nya itu.

" sypa??? tari atau Dewi "

" dia ngg pake baju kerja, kaya nya dia magang "

" magang??? "

ka Yugi tambah penasaran dengan ceritanya, bahwasan nya setau ka Yugi bunda ngg pernah mempekerjakan karyawan magang di toko cabang manapun.

" Iyah, kaya nya aku bakal sering mampir gi "

seorang laki laki berkaos merah yang duduk di samping ka Yugi itu ternyata laki laki yang sama dengan yang memberikan uang untuk ku, ternyata dia teman ka Yugi nama nya Bara yang baru saja pindah dari Surabaya.

" terserah lah bar "

ka Bara tersenyum pada ka Yugi melihat tanggapan ka Yugi yang sempat terkejut.

" hmmmm..... tapi bukan nya cewe kamu juga kerja di situ ya gi ???? "

" bukan cewe ku "

" ya gebetan mu !!!! "

seperti nya ka Bara tau tentang perasaan ka Yugi pada tari, ka Yugi memang belum pernah menyatakan perasaan nya pada tari tapi sikap nya dan perlakuan nya jelas banget nunjukin kalau ka Yugi memang naksir tari dari dulu.

dan dengan ka Bara tau tentang hal itu pun sudah bisa di yakinkan kalau ka Yugi memang suka tari dan berbagi cerita dengan ka Bara, secara ka Bara kan baru ajah pindah.

" aku mau lanjut kerja dulu, kamu tidur sana di kamarku, cape kan "

" kaya nya aku harus kunci gerbang sama pintu dulu deh gi "

" ok terserah "

Bara melangkah menuju pintu untuk mengunci nya lalu kembali ke atas sofa dan merebahkan badan nya yang kurus itu.

ka Yugi adalah seorang produser musik, dia sudah banyak menciptakan lagu untuk beberapa artis papan atas maupun artis YouTube, sedangkan ka Bara adalah pemilik salah satu perusahaan rumah produksi musik, ka Yugi yang merupakan teman semasa kuliah ka Bara bekerja sama dengan perusahaan milik ka Bara, ka Yugi juga memiliki 10% saham di tempat ka Bara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

malam ini setelah bunda menyelesaikan semua pekerjaan nya di cabang toko yang baru saja di buka, bunda langsung menemui ayah di rumah ayah yang berada di Jakarta.

mobil milik ayah sudah terparkir di garasi, bunda turun dari mobil dengan sebuah map berwarna hijau di tangan nya, dengan langkah yang sedikit gemetar bunda terus meyakinkan perasaan nya untuk keputusan yang akan bunda ambil.

bunda menunggu ayah di ruang tamu, layak nya seorang tamu bunda tidak ingin menemui ayah yang memang sedang berada di dalam kamar nya, bunda memilih menunggu ayah di ruang tamu, mata nya terus menatap maf hijau yang dia pegang, mata nya mulai memerah dan air mata yang siap menetes seakan sudah memenuhi mata nya dan siap untuk terjatuh.

tp bunda segera mengangkat kepala nya menengadah menatap langit langit membuat semua air mata yang hampir terjatuh itu kembali masuk ke tempat asal nya.

suara pintu terbuka di iringi suara langkah yang selalu bunda kenal, ya langkah kaki ayah yang keluar dari kamar nya dengan kaos putih dan celana pendek berwarna hitam, baju santai favorit ayah setiap kali berada di rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!