Melebihi

"Nai, besok gue jemput lagi ya," ucap Danael, sebelum Naira menutup pagar rumahnya.

"Iya," jawab Naira tersenyum tipis.

Setelah itu Naira langsung menutup pagar rumahnya, menyisakan Danael yang masih diam di tempat. Dirinya merasa kalau Naira sedikit berubah, saat dia kembali bersama Arsa ke dalam ruang rawat Ladira tadi.

Setelah lumayan lama terdiam, Danael memutuskan untuk pulang, karena hari sudah mulai larut dan menunjukkan pukul 20.15.

Saat pulang, motor Danael berhenti sebentar di depan rumah Ladira yang berjarak antara lima rumah, sebelum rumahnya.

"Itu mobilnya om Hendra!" Gumam Danael dan segera turun dari motor, memasuki kawasan rumah Ladira.

"El"

Danael yang ingin menekan bel, tersentak kaget saat mendengar bisikan dari arah belakang. Dengan gerakan refleks, cowok itu memukul perut otak di belakangnya menggunakan siku tangannya.

Bugh...

"Astaghfirullah ya Allahhh..." Pekik cowok itu, yang ternyata adalah Zeano yang meringis memegangi perutnya.

"Eh, sorry Zen." Danael membelak kaget.

Zeano hanya mengangguk, "lo jangan panggil om Hendra, tadi gue lihat dia bawa cewek ke dalem. Takutnya nanti lo bisa dihajar sama dia." Ucap Zeano memperingatkan.

"Cewek? Bukannya bunda Ladira udah meninggal?" Tanya Danael yang masih belum paham, dengan arah pembicaraan Zeano.

Zeano menatap Danael kesal, "dasar, emang pas banget bodoh di sekolah. Di luar sekolah juga sama bodohnya lo," hadrik Zeano terlampau kesal.

Danael melotot tajam, "apa lo bilang?" Tanya Danael dengan sorot tajam.

"Ck, gak perlu melotot. Mata lo bisa keluar," imbuh Zeano menatap jengah Danael.

Bragg...

Suara benda jatuh yang berasal dari dalam rumah, membuat Zeano segera menarik Danael pergi menuju rumahnya di sebelah.

"Huh, iya, gue lupa mau nanya. Lo ada lihat Ladira gak? Gue takut dia pulang dan lihat ayahnya bawa cewek ke rumah, dan Ladira bisa jadi amukan ayahnya, dan btw kenapa dahi lo luka?" tanya Zeano sekaligus.

"Gue tadi bantu Ladira yang hampir di tabrak mobil di depan gerbang sekolah. Kepala gue ke bentur batu, dan Ladira udah pingsan aja karena dia lagi sakit. Maag nya kambuh lebih parah," jelas Danael singkat, padat, dan jelas.

Zeano mengangguk, "lalu gimana keadaannya sekarang?" Tanya Zeano.

"Udah mulai baikan, tapi harus dirawat inap beberapa hari." Jawab Danael.

Plak...

"Lo kenapa mukul gue?" Tanya Danael, saat Zeano yang memukul lengannya.

"Kalau Ladira dirawat inap, kenapa lo gak jaga dia di sana. Lo kan tahu, kalau Ladira cuma punya kita-kita sebagai sahabatnya," imbuh Zeano.

Danael berdecak kesal, "di sana ada Gean," jawab Danael dengan nada bicara yang berubah.

Tawa kecil keluar dari mulut Zeano, "cemburu kan lo?" Tanya Zeano.

"Sejak kapan gue cemburu, lagian gue sayangnya sama Naira," tukas Danael menatap kesal Zeano yang masih terkekeh.

Zeano menarik nafas dan merubah ekspresinya sedikit serius. "Jangan ngelak El, gue tau kalau lo punya Naira dan lo sayang sama dia. Tapi, sejak beberapa Minggu lalu, gue selalu perhatikan interaksi dan respon lo ke Ladira itu beda," ucap Zeano men jeda kalimatnya.

"Maksudnya?" Danael masih bingung.

"Saat perhatian lo seakan diacuhkan, gue tahu dari ekspresi lo yang pasti cemburu, kalau lihat Gean lebih dekat sama Ladira." Jelas Zeano singkat. "Contohnya, saat Ladira bawa ember berisi air ke kelas, Jumat bersih. Dan airnya tumpah ke baju gara-gara Naudra. Lo bentak Naudra dan Ladira bilang makasih ke Gean yang pasangin dia jaket! Cemburu kan?" Zeano menaikkan sebelah alisnya.

Danael terdiam saat mendengar apa yang Zeano ucapkan, dia masih bimbang dengan perasaannya. "Gak mungkin, gue masih sayang sama Naira. Masa suka sama Ladira sih?" Ucap Danael mengelak.

"Itu tergantung lo El, yang pasti. Jangan buat satu cewek sakit hati, gara-gara kehendak lo lebih unggul ke cewek lain." Tekan Zeano.

"Ya udah, pikiran baik-baik, gue ngantuk. Rompong kaki gue bentol-bentol di gigit nyamuk." Setelahnya Zeano benar-benar meninggalkan Danael yang termenung menatap ke arah lantai dua, di mana kamar Ladira berada.

"Gue sayang Naira, tapi kenapa Ladira bisa melebihi?"

...***...

Satu ruangan rumah sakit yang dihuni dua orang manusia berbeda pendapat dan banyak perbedaannya.

Dunia yang ingin tenang, akhirnya membuat Gean dan Ladira tidur dan masuk ke alam mimpi masing-masing.

Sampai beberapa menit kemudian, Ladira merasa tangan kanannya yang tidak terpasang infus, begitu berat karena ditimpa sesuatu.

Mata Ladira terbuka dan melihat Gean yang tidur di sebuah kursi, dan menjadikan tangannya sebagai bantalan.

Niat Ladira awalnya ingin menarik tangannya kembali, tapi mengingat kalau Gean pasti sangat kelelahan mengurusnya seharian. Ladira membiarkan Gean untuk tetap tidur.

...

Pukul 06.00, Ladira bangun dari tidurnya saat terusik oleh cahaya matahari, yang bersinar terang dari arah jendela yang dibuka gordennya.

"Pagi," sapa Gean, yang keluar dari dalam kamar mandi dengan kondisi rambut yang basah. Bisa Ladira tebak, kalau cowok itu telah selesai mandi.

"Lo gak sekolah? Udah seharian jagain gue, emang orang tua lo gak marah?" Tanya Ladira yang heran dengan Gean yang terlihat bebas.

Gean menggeleng, "hari ini rencananya mau sekolah, tapi pagi-pagi dokter bilang kalau lo boleh pulang nanti jam 09.00. Jadi gue izin aja sekalian. Kalau orang tua, rahasia," jelas Gean, lalu membawa semangkuk bubur di tangannya.

"Kenapa rahasia?" Tanya Ladira.

"Ya, rahasia," balas Gean.

Ladira mengumpat kesal, saat itu Gean memintanya untuk duduk dan Ladira menghabiskan semangkuk bubur yang Gean suapi.

"Gue gak mau minum obat," rengek Ladira, saat melihat Gean yang mengambil satu-persatu pil obat dari dalam bungkusan.

"Ladira, kalau kamu sakit jangan takut minum obat ya nak," ucap Gean mengingat-ingat kata yang tadi malam Danael katakan kepada Ladira, segingga gadis itu mau meminum obatnya.

"Lo gak cocok ngikut gayanya El, lo lebih mirip kayak pelawak." Lontar Ladira, membuat Gean mengangkat sebelah alisnya.

"Gak perduli, pokoknya minum obat sekarang. Kalau gak mau minum obat gue hukum lo nanti!" Ancam Gean.

Ladira menghembuskan nafasnya kasar, "iya-iya," ucapnya jengah. Karena, apa yang kadang Gean ancam, itu pasti dia lakukan.

Akhirnya, satu-persatu pil obat yang sudah tersedia, habis Ladira telan dengan sudah payah. Walaupun beberapa kali hampir memuntahkan obat tersebut karena ukurannya yang terlalu besar.

"Pinter, sekarang lo gosok gigi, cuci muka. Supaya jam 9 nanti, kita bisa langsung pulang." Titah Gean .

Ladira mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi, dengan bantuan Gean. Karena perutnya masih terasa pedih untuk dibawa berjalan, walau dengan jarak yang dekat.

...***...

Pukul 09.30.

Ladira berjalan pelan sambil membawa tas di tangannya, langkahnya terhenti mendengar langkah kaki seseorang yang ada di belakangnya.

"Dari mana kamu? Masih ingat untuk pulang?" Tanya Hendra yang sudah berjalan menghampiri Ladira.

"Aku dirawat di rumah sakit pah. Maag aku kambuh dan parah," jelas Ladira.

Plakk..

Kini Ladira mendapat tamparan di pipinya dengan keras, sadis itu menarik nafas dalam untuk menahan diri, tetap tegar. Tanpa aba-aba, Hendra melemparkan beberapa lembar kertas di depan wajah Ladira. "Apa yang kamu lakukan di sekolah, sampai semua nilai mu rendah semua?" Tanya Hendra menahan amarahnya.

Hendra mencengkram kuat kedua bahu Ladira, dan menatap putrinya tajam. "JAWAB!" tegas Kendra mengguncang tubuh Ladira kasar, lalu mendorong gadis itu sampai tersungkur di lantai.

"Maafin aku," gumam Ladira pelan.

"Tidak ada kata maaf, sampai saya dengar kamu berhasil mendapatkan nilai sempurna." Ucap Hendra lalu berlalu dari hadapan Ladira yang mati-matian menahan air matanya yang ingin mengalir.

"Lo payah, gitu aja mau nangis." Ucap Ladira tertawa pelan. Walau hatinya begitu sakit, mengingat Hendra ayahnya sendiri, tega memperlakukan putrinya kasar.

Entah sampai kapan, Ladira harus tetap bertahan setegar itu untuk menjalani kehidupannya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!