Alvira meneguk beberapa kali teh panas yang dibuatkan Tiara, neneknya datang menbawa anduk kecil yang telah direndam air panas.
"Nak Vira, tempelkan ini dilehermu dan usapkan kewajah..awas agak panas..tapi ini bisa membuatmu tenang kembali" ucap sang nenek.
Anduk panas itu ia tempelkan dileher dan juga ditempelkan diwajah Alvira. Ternyata penar adanya, ia merasakan kehangatan dan kemudian kesegaran keseluruh wajah dan leher.
"Hmm Alhamdulillah seger sekarang..terima kasih nek" ucapnya.
"Ya tempelin terus, nenek didapur kali mau dipanasin lagi bilang nenek ya"
"Nuhun pisan nek..biar saya yang urus Vira sekarang" ucap Tiara dan neneknya kembali kedapur meninggalkan mereka berdua dikamar tidur.
Tiara memegang kedua tangan Alvira, ia memandang tajam kearah Alvira.
"Vir..sorry kamu hamil?" bisik Tiara ditelinga Alvira agar tidak terdwngar siapa siapa.
Alvira meremas tangan Tiara..matanya berkaca kaca.
"Mungkin Ti..aku sendiri belum periksa, tapi mungkin" ucapnya pelan.
"Gila! dari siDion?" bisiknya lagi sambil membelalakan kedua matanya.
Alvira tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya Allah! kurang ajar tuh orang! udah dapet enaknya sekarang dia pergi begitu aja!" ucap Tiara gemes.
"Ga usah ngomong kesiapa siapa ya..aku malu" ucap Alvira.
"Aduh gimana siVir? kamu ko ga minta dia tanggung jawab?" ucap Tiara kesel.
Alvira tidak ngucap apa apa hanya menolehkan wajahnya kearah lain.
"Aku harus kejar dia! aku tau nomor ponselnya"
"Jangan Tiara! aku ga mau ada keributan..kamu dapet nomor dia dari mana?"
"Ga! dia harus tanggung jawab..tenang aja aku ada caraku sendiri..enak aja dia kaya gitu..lho kamu ga inget waktu dulu kamu suruh aku kontak kedia karena kamu sakit. Waktu itu kalian mau pergi tapi kamu tiba tiba sakit minta tolong sama aku call dia"
"Aduh perutku mual lagi"
"Ayo diminun terus teh nya..udah kamu istirahat dulu disini"
Tiara membantu Alvira dengan memijit lehernya. Diam diam dia sudah menyusun siasat, nanti oas Alvira mandi dia akan call orang itu..dia harus bertanggung jawab semua ini.
...♡♡♡♡...
Pesawat terbang sudah mendarat dibandara Ngurah Rai, dengan bahagianya Dion merangkul Sarah sambil jalan keluar bandara.
"Yay! kita holiday! katanya driver kita sudah tunggu diluar ayo kita cari dia"
Tidak lama mereka menemukan sidriver dan langsung mereka menuju keLegian.
Dion mendekatkan duduknya kesamping Sarah dan memegang tangan gadis itu. Ia mengangkat dan menciumnya. Jantung Sarah berdebar kencang, semuanya luluh ia merasa seakan seorang putri yang sedang bersampingan dengan sang pangeran yang gagah berani.
"Kamu happy Sarah?" tanya Dion dengan mesra.
Kini gantian Satah mencium tangan Dion, wajah mereka saling mendekat. Sarah menutup matanya dan Dion mendaratkan kecupan manis dibibirnya.
"Aku happy banget..terima kasih Dion" ucapnya sambil meletakkan kepalanya didada Dion.
Ahirnya setelah 15 menit perjalanan merekapun sampai dihotel. Waah..sebuah pemandangan yang indah dan sejuk tersajikan disana membuat perasaan Dion menjadi menggebu gebu, ia berjalan sambil menggandeng satu tangan Sarah.
"Silahkan bapak dan ibu cek in, kamar suite sudah disiapkan" ucap resepsionis.
Mereka mengikuti langkah bellboy yang membawakan koper kecil mereka.
Kamar suite mereka sangatlah indah pas didepan balkoni terbentang pantai legian.
Setelah bellboy keluar, Sarah langsung lompat keatas tempat tidur yang besar itu.
"Aah enak sekali bed ini!" ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya.
Dion mengunci pintu dan menaruh tanda Do Not Disturb diluarnya. Ia melangkah dengan gaya seorang Don Juan dan iapun merangkak keatas tempat tidur dan naik keatas Sarah, ia memeluk gadis itu.
"Sarah.." katanya pelan.
"Hmmm.." gumam Sarah.
"I Love you" ucap Dion pelan ditelinga Sarah.
Dion mengecup bibir Sarah beberapa kali, Sarahpun tidak mau kalah iapun mengulum bibir Dion dan mereka bergumul dengan penuh nafsu diatas ranjang yang besar itu.
...♡♡♡♡...
Ketika Alvira masuk ke kamar mandi untuk mandi siang, kesempatan itu dipakai Tiara untuk menghubungi Dion. Ia tidak habis pikir kenapa Alvira tidak mau menghubungi Dion. Sudah jelas ia ternodai dan hasilnya kemungkinan ia kini hamil karenanya.
Tiga kali telepon berdering, tapi Dion tidak angkat. Okay lima menit lagi akan ia kontak.
Disaat yang sama sebetulnya Dion melihat ada call yang masuk. Sekilas ia melihat wajah Tiara temannya Alvira dilayar ponsel, tapi ia kini sibuk sedang bercumbu.
"Wah badanku agak segeran!" tiba tiba terdengar suara Alvira keluar dari kamar mandi.
Rencana mengontak Dion ia batalkan.
"Alhamdulillah enakan rasanya?"
"Iya lumayan" balas Alvira.
"Gimana kalau sebentar lagi kita kedokter, kebetulan ada seorang dokter buka praktek deket pasar..ga jauh ko" kata Tiara.
"Aku ikut ah..daripada bengong" ucap Lani.
Alvira tidak bilang setuju atau tidak tapi hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah beberapa menit mereka bertiga berjalan kearah mobil dan berangkat kedokter.
...♡♡♡♡...
Ia melihat Sarah sedang tidur, Dion membalikkan tubuhnya mencari ponselnya. Ia buka daftar panggilan dan melihat nomor Tiara. Dion berpikir, ada apa dengan Tiara, ko tumben..Dion meletakkan kembali ponselnya. Kalau memang urgent pasti dia call lagi. Dion membalikan tubuhnya dan mengecup leher Sarah.
"Hmmm..sini peluk aku dari belakang" ucapnya manja.
"Nanti sore kita jalan jalan yuk" bisiknya ditelinga Sarah.
Sarah hanya diam tapi mengangkat jari jempolnya memberikan tanda setuju.
...♡♡♡♡...
"Sudah berapa kali muntah dan rasa mual?" tanya dokter Puja.
"Mungkin sudah 3 kali dok, kalo mual baru hari ini mualnya" jawab Alvira, ini adalah minggu ke 7 semenjak ia tidak berhubungan dengan Dion..ia berpikir apakah ini tanda tanda pertama semenjak ia berpisah bahwa ia hamil? Memang sih menstruasinya sudah telat. Karena ia masih merasakan kepedihan yang dalam ia enggan melakukan pengecekan awal.
"Kapankah siklus terahir menstruasi?" tanya dokter lagi.
"Memang kali ini telat dok..terahir bulan lalu"
"Apakah saat ini memakai obat obatan atau alergi kepada sesuatu?"
"Tidak ada alergi dok dan juga tidak memakai obat apa apa"
"Baik..saya akan periksa berat badan anda, setelah itu beberapa pemeriksaan lainnya sebelum dilakukan pengetesan hamil atau tidak" ucap dokter.
Lewat lima belas menit pemeriksaan dan tes kehamilan telah dilakukan dokter menyatakan bahwa Alvira positip mengandung.
Alvira menutup wajah ya dengan kedua tangannya, Tiara yang dari tadi ikut didalam memeluk tubuh temannya.
"Is okay..lebih baik kita periksa awal..ya kan?" ucapnya.
"Tapi.." Alvira batal mengucapkan sesuatu.
Dokter Puja merasakan ada sesuatu yang disembunyikan sang pasien. Ia sudah pengalaman akan hal hal demikian apalagi pasien datang dengan temannya bukan bersama suaminya.
"Sesuai dengan tes tes yang baru saja saya lakukan, umur kehamilan ini sekitar 7 minggu, masih sangat awal tapi sudah bisa dinyatakan hamil. Sebaiknya nanti periksa rutin kepada dokter anda. Jadi minggu depan kedokter lagi dan periksakan ke 2 kalinya, penting sekali untuk pertumbuhan kehamilan anda"
Alvira tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya, perasaannya tidak menentu.
...☆☆☆●●☆☆☆...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments