Signal pertama

Acara makan siang di restoran Arts Cafe betul betul membuat perasaan Dion menjadi bagian dari para elite. Bagaimana tidak,.siang itu ia sempat berkenalan dengan wakil gubernur Jakarta, setelah itu ia berkenalan dengan seorang kepala badan keuangan kota Jakarta.

Setelah jamuan makan siang itu, Sarah putrinya ibu Tuti juga beberapa kali telah mengontak Dion. Sudah tentu Dion melayaninya dengan sepenuh hati.

Malam ini adalah malam yang spesial bagi Dion. Ia sudah minta ijin kepada bu Tuti untuk mengajak Sarah berlibur ke Bali selama 2 hari.

Kamar suite room sudah ia book di Padma Resort Legian, Rencananya setelah selesai kerja ia langsung menjemput Sarah dirumahnya.

"Hmm..denger denger ada yang mau holiday keBali?" Tiba tiba pak Bambang masuk kekamar kerjanya.

"Eh pak Bambang! Silahkan masuk pak.." ucap Dion sambil tersenyum.

"Oleh olehnya jangan lupa..jangan jangan keasyikan berdua terus ga inget pulang hehe"

"Siap pak! pasti saya bawakan sesuatu"

"Dion..kamu sadar ga? kalau kamu jadi married sama Sarah..apa yang akan terjadi kira kira?" tanya pak Bambang sambil melemparkan senyum.

"Waduh apa ya pak? saya ga tau pak"

"Kamu akan mewarisi seluruh perusahaan bu Tuti dan bahkan 3 gedung besar yang ia miliki..dan yang paling keren lagi...kamu akan jadi big boss ku..Hmmm"

"Ya ampun pak! Kejauhan kali hehe.."

"Saya akan ngucap, Selamat pagi pak Dion apa kabarnya hari ini?"

"Aah pak Bambang ngledek nih..Pak, masih jauh itu pak, ini aja masih pendekatan kok"

"Yah siapa tau..oke, bapak ga ketemu lagi, sebentar lagi bapak pulang mau cek up dada bapak, sudah 3 hari terasa denyut jantung ko kenceng sekali..sampe ketemu senin ya"

"Siap pak! semoga semuanya aman ya pak"

Setelah pembicaraan itu dengan pak Bambang pikirannya jadi melayang..Benar juga ya.. apabila aku married sama Sarah maka lambat atau cepat semua aset ini akan menjadi milikku waah..

Tiba tiba ponselnya berdering, ia liat wajah cantik Sarah dilayar. Langsung ia sambar dan tekan tombol jawab.

"Hai cantik.."

"Aduuh jantungku deg degan dibilang gitu..Oya Dion, daripada kamu kerumah nanti aku kekantor aja..kita berangkat dari sana..gimana menurut kamu?"

"Oh aku setuju..jam 4 sudah disini ya, pesawat kita jam 6.30 kan, So enough time lah"

"Sip..aku kesana..sampe nanti ya byeee"

"Oke byeee"

Pikiran Dion kembali melayang kemimpinya tadi..ia tersenyum sendiri seperti orang tidak waras.

...♡♡♡♡...

Tidak berapa lama intercom dikamarnya berbunyi.

"Halo iya bu?"

"Aku nanti ga sempet say goodbye ke kalian..sebentar lagi mau meeting sama pak Harsa..kalian ati ati ya diBali, Please jagain Sarah Dion"

"Oh baik buk..saya akan selalu jagain Sarah"

Kembali ia tersenyum kali ini ia ketawa sendirian dan menepuk nepuk mejanya..Hah! gue skor besar kali ini! ucapnya dalam hati. Ia sudah membayangkan ingin beli rumah di Sumarecon yang paling terbesar ukurannya, sudah pasti Lexus terahir akan parkir dihalaman rumahnya.

Pokonya semua harus mewah!

Orang akan berpikir wah rumah siapa itu, bagus sekali..ya itu pasti rumahnya pak Dion Sumoromo. Hehe..itu yang berkisar dipikrannya terus menerus.

...♡♡♡♡...

Pukul 4 sore tepat Sarah sudah tiba dan ia menelpon dari dalam kendaraannya.

"Hi!..aku sudah dimobil diparkiran ya" ucap Sarah

"Okay saya turun sekarang juga" Sambil bersiul siul Dion keluar dari kamar kerjanya. Herman dan Tuti 2 staff nya terlihat sedang berbincang tentang langkah marketing,

"Wah..keren! boss kita gembira" ucap Herman.

"Naah..yang paling keren bukan itu..tapi kita bisa shopping, yuk! mau ikut aku ga?" Balas Tuti langsung mengemas barang barangnya.

"Haloo..wah udah siap mau holiday rupanya" ucap Dion.

"Iya dong..pokoknya weekend ini harus paling terbaik untukku" jawab Sarah.

...♡♡♡♡...

Disaat yang sama, didaerah Curug Tiara hari ini mengajak Alvira dan Lani pergi melihat pohon pohon tua yang sangat tinggi, diatasnya dibangun jembatan gantung.

"Wow! tinggi sekali pohonnya!" ucap Lani dengan gembira.

"Yuk kita naik jembatan yuk, selfish diatas keren banget!" Tiara memberi semangat.

Alvira hanya melihat keatas tapi tidak memberikan reaksi.

"Ayo Vir..keatas yuk!" kata Tiara.

"Hmm..gimana kalo aku tunggu dibawah aja, terlalu tinggi kayanya"

"Ya ampun! sayang lho kita sudah jauh jauh" Lani berkata.

Ahirnya Alvira mengalah, ia ikut keatas jembatan. Berharap dalam hati semoga apa yang ia kawatirkan tidak terjadi.

...♡♡♡♡...

Memang pemandangan dari atas sangatlah Indah, ke 3 nya berfoto foto ria, mereka melupakan segala problema hidup..menyatu dengan alam.

Namun tiba tiba perubahan terjadi. Wajah Alvira menjadi pucat, ia memegang tangan Tiara.

"Vir..kenapa?" tanyanya panik.

"Aku pusing dan..mual" jawab Alvira sambil menutupi mulutnya.

"Lho kenapa sih? masuk angin ya?" tanya Lani.

Tiara membuka tas jinjing dan mengeluarkan sebuah tas plastik.

"Kalau mau muntah..pake ini ya" katanya ia membuka lagi tasnya dan mengeluarkan Vicks. Ia mulai mengusapkan disekitar lehernya.

Sayang..Alvira sudah tidak tahan lagi, ia membuka tas plastik dan memuntahkan isi perut kedalamnya.

"Eeeuu!" ucap Lani.

Tiara mengurut leher belakang Alvira dan membantu membersihkan mulutnya dari kotoran.

"Ayuk kita kebawah dan pulang saja?" tanya Tiara.

"Aduh maafkan aku ya..aku sakit" ucap Alvira dengan wajah pucat.

"Ya ga apa apa..lain kali kesini lagi, daripada kamu kaya begini" ucap Lani.

Mereka turun dan berjalan kearah kendaraan mereka.

Setengah jam kemudian merekapun sampai dirumah sang kakeknya Tiara.

"Ya ampun! kasian..bentar nenek buatkan teh panas..ditidurin ditempat tidur Tiara" ucap neneknya.

"Eh..aku mau keluar rumah, fotoin luar dulu ya" ucap Lani.

Dengan penuh hati hati Tiara merebahkan Alvira.

"Bagaimana persaanmu?"

"Terima kasih ga apa apa..aku minum teh panas aja"

Alvira rebahan tapi kedua matanya menerawang keatas atap.

"Vir..gua mau tanya sesuatu ya, mau dijawab bagus tapi kalau ga mau jawab is okay.."

Vira menoleh kearah Tiara..

"Apakah kamu hamil?"

Mata Alvira berkaca kaca, ia tidak bicara apa apa hanya mengangkat kedua bahunya.

"Oh my God! mulai kapan kamu merasa eneg dan pusing?"

"Mulai minggu lalu..aku bingung Tiara" ucap Alvira sambil memegang tangan sahabat nya.

"Tenang..tenang kita jangan panik"

"Aku jadi benci semuanya Tiara! Kenapa ini jarus terjadi? Kenapa dia begitu sih ke aku?"

"Mending besok kita mampir kedokter dan lakukan pengecekan, malam ini kita istirahat aja"

"Udah ga mual lagi..Alhamdulillah"

"Bentar aku cek teh panas sudah siap belom"

Tiara kembali dengan gelas teh panas ditangannya.

"Minum ini dulu..tenangkan pikiranmu"

...☆☆☆●●☆☆☆...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!