BAB 5 KM

Saat ini ketiga gadis yang di juluki queen kampus itu duduk bersama dalam satu kelas, ya lagi-lagi mata kuliah mereka memiliki jadwal yang sama entah itu karena orang dalam atau apa, tidak ada yang tahu. Di tambah satu pria yang tampak heboh mondar mandir di dalam kelas layak nya bocah.

“Ck Angksa!!!!!”teriak Jean dengan kesal kepada sahabat nya itu.

Angkasa yang mendengar suara cempreng Jean seketika menutup mata nya, diri nya yang bermain dan berlalu lalang di depan pintu masuk itu seketika berhenti memainkan tas yang dia pakai untuk memukul siapa saja teman nya yang baru lewat.

“Astaga Je!! Suara mu seperti radio rusak, jangan berteriak itu menyakitkan,”keluh Angkasa menahan rasa sakit yang dia rasakan akibat teriakan Jean.

“Rasakan suara ku yang merdu seperti lady gaga, and you jangan seperti kids yes. Kita itu udah kuliah, ini bukan kelas sma tapi kampus, jaga tingkah mu dan jadi lah pria cool,”kesal Jean yang sudah jengah melihat kelakuan Angkasa dari tadi.

“Jangan begitu Jeje cantik, aku emang seperti itu. PECICILAN,”ucap Angkasa mengakui atas tingkah nya sendiri.

“Sudahlah Je, jangan hiraukan dia, kau hanya membuang suara indah mu,”ujar Freya yang juga jengah atas ketidakakuran dua orang itu.

Tanpa Jean dan Angkasa yang bertengkar seperti itu, kelas mereka juga pasti akan terasa sangat flat. Saat Angkasa tengah mengeluh sambil terus menjawab ocehan Jean, tanpa sengaja seseorang yang berbadan tegap melewati pintu menyenggol dan menghantam bahu Angkasa, membuat pria itu sontak memutar wajah nya dengan kasar.

“Woe jalan pake mata!”teriak Angkasa tidak terima.

“Apa kau mau aku bunuh, dan menarik usus mu keluar dari badan mu itu,”teriak Angkasa kepada pria yang baru datang itu.

Tatapan yang di berikan pria yang menabrak angkasa tidak kalah tajam, ternyata pria itu adalah Alvaro, pria itu menatap datar Angkasa yang terus mengumpat.

“Wah ayang Al!!”teriak Jean dengan kesenangan.

“Apa kita satu kelas, uwu i am so Happy guys,”ucap Jean mengguncang tubuh Freya dengan kuat.

“Ih apaan sih Je, biasa aja kali lebay banget,”ketus Freya kesal oleh tingkah sahabat nya itu.

“Ga bisa, bule itu ganteng banget gila, mana bisa santai,”ujar Jean menjawab pertanyaan Freya dengan gamblang nya.

Hal itu tentu membuat satu kelas heboh, tapi tanpa semua orang sadari mata Alvaro dan Freya saling terhubung melihat sekilas dan melirik satu sama lain, begitu pun Freya yang membatin.

‘’Ini bukan perasaan ku saja, dia benar benar menatap ku tajam seolah menyiratkan sesuatu, apa mau,’ batin Freya diam seribu bahasa.

Tapi hal itu di sadari oleh Jean yang menatap itu, membuat Jean dengan iseng menarik hidung mancung milik Freya yang terdiam itu.

“Hei apa kau sangat terpesona itu dengan bule nya, aku bilang dia milik ku queen Yaya,”ucap Jean dengan keras.

“Ambil Je,”ucap Freya dengan kesal.

Ya bagaimana tidak Freya merasa kesa bagi nya Jean sangat berlebihan akan pria yang di sebut nama nya Alvaro itu, suara angkasa membuyarkan lamunan Freya.

“Hei ke mana mata mu melihat, apa kau tidak mendengar ku bule abal abal,”

“Aku ini seorang mafia, kau tau aku bisa membunuh mu,”umpat Angkasa.

Ups seperti nya angkasa sudah salah bicara atas candaan nya itu, mata Alvaro yang tadi nya tidak peduli dengan perkataan Angkasa, suara bariton nya membuat seisi ruangan terpana.

“Ah benarkah?”

“Aku sangat takut, di mana markas mu dan apa nama kelompok kalian,”

Sindir Al seolah mengejek perkataan angkasa, pria itu yang merasa di ejek memasang kuda kuda seolah bersiap ingin memukul wajah Alvaro, tapi belum sampai itu terjadi.

Bugh…

Sebuah tinju yang di lontarkan Angkasa untuk mengenai Alvaro bukan nya meleset melainkan di tahan oleh seorang tangan kecil mungil milik seorang gadis, ya gadis itu adalah Freya. Yaya yang tadi nya terduduk dekat pintu itu langsung berdiri dan menahan tangan angkasa.

Reaksi cepat Freya itu, membuat mata Al sedikit terlonjak kagum, tapi itu hanya sekilas. Senyum kecil tidak terlihat sama sekali, Freya menghempaskan tangan angkasa.

“Angkasa jaga perkataan mu, jangan buat keributan seperti ini, kita sudah dewasa. Pikirkan tingkah mu itu, dan kau seharusnya bisa minta maaf karena sudah menyenggol nya,”tegas Freya menatap tajam Alvaro dengan tatapan mematikan nya.

‘Menarik bukan gadis cupu dan lemah yang bisa di tindas, pasti yang menjaga nya di belakang banyak,’ batin Alvaro dengan kagum.

“Maaf,”lirih Al dengan suara pelan dan kecil.

“Nah dia sudah minta maaf, sebaiknya maafkan angkasa,”ucap Freya kepada sahabat nya itu.

“Hih dasar baiklah, bilang saja kau takut pada ku bukan,”ujar Angkasa dengan sombong nya menantang Alvaro.

Tidak ada gubrisan sama sekali dari tantangan Angkasa tersebut, Alvaro hanya mendiamkan nya dan memilih duduk di meja nya. Setelah itu kelas kembali berjalan hening karena dosen matakuliah mereka telah masuk.

Alvaro hanya fokus mendengarkan penjelasan dosen sama seperti mahasiswa lain nya sedangkan sesekali Freya melirik mata pria itu, hampir 3 jam berlalu mata kuliah tersebut akhirnya selesai juga.

“Mau kemana hari ini?”tanya Elizabeth kepada Freya yang terlihat mengemas buku nya.

“Entahlah aku sedang tidak mu dengan pria itu, kau tahu bukan,”ucap Freya memutar mata nya malas.

“Tentu aku tau, bagaimana kita bermain di rumah ku dan menonton drama terbaru ituuuuu,”ucap Jean dengan heboh.

Freya dan Elizabeth secara bersamaan menutup telinga nya, karena suara Jean yang menghancurkan ketenangan pembicaraan mereka.

“Aku juga ikut, aku akan mengajak Kevin,”ucap Angkasa merangkul bahu Jean.

“Ish lepaskan tangan mu, bagaimana nanti jika Alvaro melihat dan mengira kau pacar ku, reputasi ku sebagai gadis single cantik dan susah di gapai jadi hancur oleh tingkah abstrak mu itu,”kesal Jean mendorong tangan kekar Angkasa.

Ayo lah mereka memang selalu berisik seperti ini membuat Freya dan Elizabeth sebagai gadis kalem tidak bisa menjaga imago itu karena mengikuti kea derakan teman-teman nya itu.

Alvaro melewati kumpulan geng berisik itu, tanpa memedulikan panggilan Jean yang menyapa nya layak nya fans maniak yang membuat siapa saja geli akan tingkah Jean.

“Al numpang pulang dong,”ucap Jean tanpa malu.

“Hei jual mahal sedikit, kau itu terlalu murahan Jean!”ucap Freya mengingatkan tingkah sahabat nya itu.

“Sudah dari pada itu lebih baik kita juga balik,”ucap Elizabeth mendiamkan itu.

Akhirnya mereka pergi menikmati kekep dongan hari mereka dengan bermain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!