BAB 4 KM

“JEAN!!!”

Suara teriakan dari seorang gadis berambut pendek itu terdengar sangat nyaring dan keras, wajah nya memerah karena kepedasan sedangkan yang di teriaki hanya terkekeh dengan keras.

Seluruh kantin seketika menatap El karena ulah nya yang abstrak itu, ya karena geng mereka memang di kenal karena di juluki si queen, kumpulan para ratu yang menduduki tatah wanita tercantik di kampus mereka ini.

“Haha,”

Jean dan Freya tertawa dengan keras melihat keisengan mereka berhasil, sedangkan El sudah menghembuskan nafas naga nya karena kepedasan.

“Sudah kasihan dia Je, ini minum El,”ucap Freya memberikan minuman dingin nya kepada Elizabeth.

“Jangan jangan ini cabe lagi, bangsaaat emang,”ketus El dengan kasar.

“Siapa suruh ambil makanan gua baru datang juga udah nyolot, mampus dower tu bibir,”teriak Jean mengejek teman nya itu.

Suasana yang tadi nya ricuh karena tawa oleh geng queen seketika berubah menjadi sorakan histeris oleh para gadis gadis kampus, kelima pria tampan berjalan beriringan memasuki kantin kampus, membuat El yang tadi nya kepedasan seketika terdiam dan merasa kesal karena berisik dari orang-orang itu.

Waaaaa…….

“Wah gila ganteng bangettt,”ucap Jean ikut berteriak histeris.

“Siapa sih sebenarnya itu orang,”gumam Freya bertanya menatap para pria yang menatap nya juga dengan tatapan dalam dan penuh arti.

Jean seketika menyenggol bahu Freya karena kudet yaitu kurang update, masa iya Freya tidak tau para geng tampan yang baru masuk kampus mereka itu.

“Halah Yaya, itu anak baru pindahan itu, and you know yang tengah itu yang paling ganteng itu nama nya ALVARO!”ucap Jean menekan nama Alvaro di depan wajah Freya.

Sedangkan Freya tidak menghiraukan sama sekali perkataan Jean, mata nya hanya fokus menatap tajam mata Alvaro yang juga menatap nya dengan tajam. Kelima orang itu melewati meja mereka, tatapan Freya tidak lepas menatap Alvaro.

“Woi!! Yang itu punya aku Yaya, jangan lihatin,”ketus Jean.

“Apaan sih Je, ambil aja sono ga niat,”kesal Freya membuang muka dan menatap ke arah Jean kesal.

Langkah kaki kelima orang itu menuju parkiran kampus, mereka berdiri bersama seolah mendiskusikan sesuatu, Alvaro melepaskan kacamata hitam nya pelan dan bersandar di depan mobil mewah sport nya.

“Apa yang kau maksud gadis berambut panjang dan mata coklat tadi?”ucap Joven melirik Alvaro.

Hmm..

Alvaro hanya berdehem seolah mengiyakan perkataan Joven, tatapan nya menatap ke depan seorang ada perasaan yang tersirat dalam tatapan nya itu. Morgan merangkul bahu Alvaro.

“Jadi apa kita lakukan selanjutnya nya, apa kita langsung membawa nya?”tanya Morgan to the point.

“Jangan, tua Bangka itu mengatakan jangan membuat kekacauan apa kau tau. Kita nikmati semua ini, aku belum ingin kembali dengan cepat ke markas siaalan itu,”ucap Alvaro pelan menatap tajam Morgan.

Seolah menginstruksikan kepada teman-teman nya itu jangan menyentuh wanita itu, selain diri nya sendiri. Entah apa yang mereka rencanakan tidak ada yang tahu sama sekali, Elizabeth yang berlari kembali dari toilet untuk mencuci mulut itu seketika melirik kelima pria itu.

Tatapan nya tajam menatap kelima orang itu, entah kenapa perasaan Elizabeth sangat tidak enak, merasa tidak ada yang benar dari kelima orang itu. Tatapan tajam Elizabeth ketahuan oleh Joven yang membalas menatap nya.

“Kenapa para pria itu selalu berkumpul seolah mereka kembar lima, apa kalau ke toilet mereka juga semua akan bersamaan,”ucap El dengan penasaran menatap kelima orang itu.

“Hei Morgan, lihat bukankah itu gadis yang menabrak ku tadi? Kenapa dia menatap ku dengan aneh, apa dia menyukai ku,”ujar Joven dengan pede nya.

“Mata kau picek, dia itu memberikan tatapan kesal bodoh,”umpat Morgan mengeleng atas kepedean Joven.

“Haha kau terlalu pede Jov,”ucap Rey memukul bahu sahabat nya itu.

“Argh sial tangan mu itu tangan baja Rey,”kesal Joven merasa sakit oleh ulah Rey.

“Sudahlah ayo pergi,”ucap Alvaro meninggalkan parkiran itu.

Begitu dengan teman-teman nya yang lain yang mengikuti langkah Alvaro meninggalkan parkiran itu, di sisi lain Jean saat ini sedang ada di perpustakaan bersama dengan Freya, dengan santai Jean membaca komik di perpustakaan sedangkan Freya fokus dengan buku akuntansi yang dia geluti itu.

“Wah ini sangat keren,”ucap seorang pria yang tiba-tiba datang duduk di samping Jean.

“Astaga angkasa!!! Kau membuat ku kaget siaalan,”umpat Jean ke telinga Angkasa.

Ya pria yang bernama angkasa itu adalah sahabat Jean juga teman nya yang lain, pria tampan itu terkekeh mendengar perkataan Jean. Dengan seenak jidat dia mengambil buku komik yang ada di tangan Jean.

“Wah cerita ini sangat keren, apa mereka bisa membunuh dan memakai seseorang tanpa takut dengan hukum seperti ini?”

Tanya Angkasa dengan kagum membaca komik bergenre mafia itu, Jean mendengus kesal melihat pria itu. Tidak menggubris sama sekali kekaguman angkasa.

“Aku jadi ngeri jika ada orang-orang yang benar ada mya seperti cerita ini, seorang mafia ternyata sangat kejam,”

“Itu membuat ku takut, amit amit aku bertemu mereka,”

“Sekali senggol aku akan di bacok, nyawa ku akan melayang, ih ngeri,”

Ucap Angkasa merinding dengan perkataan nya sendiri, bagaimana tidak Angkasa merasa ngeri, cerita tersebut seolah terasa nyata. Bagaimana ada orang bersosok iblis yang membunuh tanpa belas kasihan sama sekali seperti cerita mafia yang sedang dia baca.

“Kau sudah menemui nya,”ucap Jean pelan melirik Freya yang juga menatap nya.

Tatapan intimidasi tajam oleh Freya kepada Jean seolah mengatakan untuk tutup mulut atas perkataan Jean barusan, Jean hanya tersenyum miring menggoda sahabat nya itu.

“Apa di mana? Aku tidak ingin di bunuh dengan tidak berakhlak seperti itu,”ucap Angkasa panik melihat kanan dan kiri panik atas perkataan Jean.

“Sudahlah jangan bercanda,”ucap Freya menatap tajam Jean.

Ekhem…

Suara dehemen seorang wanita paruh baya terdengar, penjaga perpustakaan itu menatap ketiga orang itu yang berbicara keras tanpa mengetahui aturan perpustakaan, tidak boleh berisik karena tempat itu adalah silent.

Mereka seketika tersenyum kaku dan meminta maaf dengan memberi kode kepada guru itu, membuat sang guru memelotokan mata nya dengan tajam.

“Kau sih,”

“Kau,”

“Kau,”

Ucap Jean dan Angkasa berbisik saling menuduh satu sama lain karena tingkah mereka yang sangat kekanakan itu, sedangkan Freya hanya terdiam seribu bahasa dengan pikiran nya yang kalut.

‘Aku hanya anak seorang mafia, bukan seorang mafia. Aku tidak akan membubuh mu, jika kau tidak menganggu ku, apalagi mengusik nama belakang kami,’

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!