BAB 3 KM

RUANGAN REKTOR

Saat ini Alvaro dan teman nya yang lain sedang berada di sebuah ruangan fakultas ekonomi tersebut, rektor yang jarang dan sibuk itu bisa bisa nya menemui dan ingin bertemu dengan para pria yang asal usul nya belum jelas itu.

“Alvaro tolong jaga sikap mu, saya tidak akan menerima kalian di sini karena latar belakang kalian yang akan membuat keributan. Tapi karena desakan pria itu aku menerima mu, jadi jangan membuat kekacauan,”ucap rektor tersebut, sesekali pria paruh baya memakai pakaian formal itu melirik jam tangan nya.

“Anda tidak perlu mengurus urusan kami pak, kami bisa membatasi diri kamu sendiri,”ucap Alvaro mewakili teman teman nya.

“Al benar, kami bukan bocah pak yang bisa kau atur. Jangan paksa kami memainkan kekuasaan kami, sebaik baik nya kebenaran akan kalah dengan kuasa, you know?”ucap Joven dengan tajam.

“Jaga ucapan kalian, aku ada urusan lain. Masuk lah ke kelas yang sudah di atur, dan Alvaro kau di kelas manajemen kalian yang lain nya di kelas akuntansi,”ucap rektor tersebut.

Pria paruh baya itu keluar dari ruangan yang rapi itu entah menunu kemana, tidak ada yang tahu karena seorang rektor tentu sangat sibuk dengan tanggung jawab kampus yang harus dia lakukan. Sedangkan Alvaro dan teman nya yang masih ada di ruangan itu saling memandang.

"Kenapa pria tua Bangka itu memisahkan mu dari kita?"ucap Joven kesal.

"Sudahlah Jov jangan banyak mengeluh, lebih mari masuk ke kelas, lagi pula ada beberapa mata kuliah yang akan membuat kita sekelas,"ucap Al dengan santai dan bersikap tenang.

Akhirnya kelima pria itu meninggal kan ruangan tersebut dan berjalan menuju kelas mereka, di sisi lain terlihat Freya yang tengah berbincang dengan Jean yang juga baru datang ke kampus itu. Saat mereka tengah berjalan seorang pria menarik kerah baju Jean dengan pelan seolah memberhentikan jalan nya.

"Tunggu kau,"ucap Alvaro.

"Eh eh apa nih, baju gua ga sopan banget sama cewe!"teriak Jean tidak terima kepada pria yang memberhentikan langkah nya itu.

Sedangkan Freya yang melihat pria itu seketika menaikan satu alis nya, dia sedikit menelan ludah. Freya seperti nya mengenal pria itu, ya pria yang dia tabrak tadi saat memanjat pagar kampus.

'’Haduh mampus dia kenal gua ga ya’ batin Freya pura-pura bodoh tidak mengenali Alvaro yang sedang berbicara dengan Jean.

“Dimana kelas miss honest?”tanya Alvaro to the point tanpa mau meladeni Jean yang marah-marah tidak jelas kepada nya itu.

“Bukan nya minta maaf malah tanya alamat lu kayak ayu ting ting, sini by one asu. Ga sopan banget dia narik baju Jean, perlakuan mu bisa aku laporkan kepada polisi kau tahu,"kesal Jean mengadu kepada Freya.

“Udah Jean ayo pergi, dia tidak sengaja. Dan kelas Miss honest ke arah sana,"ucap Freya menjawab pertanyaan Alvaro dan menunjuk satu pintu ruangan yang tertutup.

Alvaro melirik Freya yang menjawab pertanyaan nya, satu alis pria itu terangkat seolah menatap tajam ke arah Freya. Dengan panik Freya memalingkan wajah nya, takut takut Alvaro mengenali nya.

Tap..

Tap..

Langkah besar Alvaro mendekati tubuh pendek Freya yang ada di depan nya, pria itu menunduk dan mensejajarkan wajah nya dengan wajah Freya yang seperti kucing ketakutan, membuat Jean dengan polos nya bertanya.

"Yaya kok takut, biasa nya cowo kayak ini langsung Yaya tampol,"ucap Jean heran kepada sahabat nya itu.

Tidak ada jawaban dari Freya kedua orang itu masih saling pandang, jika Freya takut dan kalut dengan pikiran nya takut takut Alvaro akan mengenali diri nya, sedangkan Alvaro berusaha mengenali wajah pria itu.

"Apa kau gadis yang dimaksud?"

Bisik Alvaro sangat pelan sampai-sampai Freya saja tidak mengenali nya hanya suara gumaman dan nafas panas yang berhembus menerpa wajah mungil Freya itu.

"Hah apa?"tanya Freya menanyakan hal itu.

"Tidak apa apa kau cantik,"puji Alvaro mengatakan itu sekilas dan meninggalkan Freya yang mematung heran.

Setelah mengatakan itu Al langsung masuk ke kelas sedangkan Freya hanya berdiri mematung mengedipkan mata nya heran, sedangkan Jean berteriak ke Alvaro yang belum meminta maaf kepada nya.

"Hei pria tampan minta maaf!"teriak Jean kesal kepada Alvaro.

"Dasar tampan tampan pikun,"ketus Jean.

"Sudahlah Je biarkan saja, lebih baik kita ke kantin saja karena kelas Miss honest sebentar lagi juga akan selesai Je, kita hanya akan mendapat amukan jika masuk telat,"ucap Freya buru-buru menarik tangan Jean.

Entah kenapa gumaman suara Alvaro yang berbisik di depan nya mengatakan jika diri nya cantik, membuat Freya berhunga. Entah kenapa hal itu membuat nya senang, banyak orang memuji nya entah kenapa hanya Alvaro yang membuat nya kepikiran.

Apa karena pria itu tampan? Tentu bukan banyak juga pria tampan yang mendekati Freya, tapi dia merasa beda dengan tatapan Alvaro kepada nya yang membuat nya tersipu mengingat pujian dari Alvaro tersebut.

Beberapa puluh menit kemudian...

Akhirnya kelas Miss honest selesai, El yang dengan kesal itu mengehentakan kaki nya beberapa kali menuju kantin kampus mencari kedua teman nya yang pasti sedang nongki di sana yang sudah El hafal.

"Kesal kesal kesal,"ucap El menuju meja Freya dan Jean yang sedang makan dan berbincang itu.

“Kau ini kemana? Datang-datang sudah marah.”ucap Freya bertany kepada El.

Bukan nya menjawab pertanyaan Freya, El yang baru datang itu seketika merebut makanan milik Jean yang dari tadi hanya menyimak. Seketika Jean melongo mendapati kelakuan El yang merebut makanan nya sambil terus mengunyah dan bercerita.

“Masa ya tadi aku bertemu dengan pria yang ngeselin terus gara gara dia juga aku di suruh berdiri selama kelas pelajar miss honest, pokok nya kesal banget deh ibarat nya hari paling sial seumur hidup,”

Kesal El mengatakan itu dengan penuh kekesalan nya, Jean berusaha sabar sedangkan Freya terkekeh merasa kasihan kepada Jean.

“Kesal sih kesal tapi jangan ambil makanan ku El!!!”teriak Jean dengan kesal.

Elizabeth tidak mendengarkan sehingga membuat Freya memberikan ide usil kepada Jean dan melirik sebuah minuman milik Jean di isi dengan sambal yang ada di atas meja.

“Sudah El jangan marah-marah, mending minum air nya Jean dulu ini,”ucap Jean kepada Elizabeth.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum seolah berterimakasih, tapi seketika El meneguk semua minuman itu sekali teguk mata nya seketika membulat merasa panas, 1 2 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!