TRAGEDI DI TANGGA

Ternyata itu… si athan.

Dia tiba-tiba ada di kelas untuk memberikan minuman orange jus dan beberapa snake ke mereka berdua, lalu meminta maaf ke mereka berdua.

Tetapi sebelum Athan bertemu mereka berdua ia lupa menanyakan ke mereka namanya siapa, bahkan athan mencari satu persatu ke kelas para anak murid baru untuk mencari mereka berdua, mungkin itu karma untuk dia yang selalu saja menjailkan seseorang, dan akhirnya athan bertemu mereka di kelas TKJ A.

“Akhirnya ketemu juga nyusahin aja.” suara athan berbicara sendiri.

“Nih minum buat lu pada, maafin gue tadi keterlaluan bercandanya, gue tau lu pada haus terus gue kasihh jajanan dikit.”

Athan berbicara kepada mereka berdua sambil memberikan ke arah mereka barang bawaannya untuk mereka berdua.

“Nah gitu dong… jadi gw ga bakal ngoceh-ngoceh cuman gara-gara el…” ?

Sisil menjawab sambil mengambil barang yang ada ditangan athan dengan jawaban yang kasar tapi dihentikan dengan ucapan Jiva.

“sil…, ga perlu repot-repot kita bisa beli sendiri nanti istirahat kedua, terus kita berdua juga udah maafin kok.” Jiva memotong pembicaraan Sisil yang kasar dan ingin mengembalikan barang itu ke athan.

“Hah siapa yang udah maafin dia.” Ucap Sisil.

Dalam hati athan "(Cewe ini belagu banget)." Sambil raut keningnya mengkerut.

“Ga.. ambil aja buat lu, bye.” Athan langsung pergi begitu saja.

...----------------...

"Sial gue malu banget digituin Ama bocil." Si Athan berbicara sendiri sambil jalan.

"Kalo ga gara-gara dia gue ga bakal ngelakuin hal yang bodoh itu, memalukan banget."

Sebelum Athan ingin ke kelas mereka berdua.

"Hahaha..., mereka berdua polos banget." Athan tertawa karena sudah menjailkan mereka berdua.

"Athan kok lu iseng banget si sama mereka berdua." suara Fatan yang menghampiri Athan yang sedang tertawa karena habis menjailkan Jiva dan Sisil.

"Apa si... lu ga tau diem aja." si Athan langsung berhenti tertawa lalu menjawab omongan Fatan.

"Ga tau apa, gue tadi udah liat semua lu bohongin mereka berdua."

"Iya terus mau lu apa?... Gue minta maaf sama mereka?."

"Iya... sekalian lu kasih mereka berdua minuman sama jajanan mereka dari tadi nahan haus gegara hukuman lu doang terus sekarang lu bohongin mereka berdua."

"Gila lu ya gue harus ngelakuin kayak begitu, harga diri gue mau taruh dimana?."

"Harga diri, emang masih punya?... lu ngelakuin kaya gitu ke perempuan masih mikirin harga diri?."

"Tapi... oke-oke gue bakal kesono, gue selalu aja kalah debat sama lu."

Dan akhirnya Athan mau melakukan itu ke mereka.

...----------------...

"Ga bakal lagi gue mau ketemu sama mereka berdua." Ucap si Athan.

...****************...

"hai, aku mau tanya dong, kok kalian bisa kenal kakak kelas eh maksudnya ketua OSIS itu, sampai-sampai kalian dikasih makanan dan minuman segala." Seseorang mempertanyakan ke Jiva dan Sisil.

"Hah, ga kok kita belum kenal kakak itu." Jiva pun menjawab.

"Ga bakal mungkin kalau nggak ada hubungan atau ga kenal terus segala bawa kayak gitu buat kalian berdua."

"Apaan sih kepo banget lu, urusin tuh lipstik lu berantakan."

Dan dengan tidak sadar cewe itu langsung memeriksa mulutnya dengan kaca yang ada di sakunya.

"apaan sih lu.. gue nanya baik-baik malah gue dikatain." Cewe itu kesal dan langsung meninggalkan mereka berdua yang sedang menyantap pemberian Athan.

......................

"Sisil... kebiasaan banget sih kalau ada orang baru langsung di ngegasin, dia cuma nanya doang." Ucap Jiva.

"Lagi gue kesel banget sama cewek centil kayak dia, kenal aja kagak langsung nanya begitu sama kita, pasti dia mau si kakak kelas itu, dengan cara basa-basi ke kita." Sisil menjawab.

"Iya... seharusnya lu nggak usah ngatain juga ke dia kayak begitu."

"Haha... emang lipstiknya aja yang menor banget sampai berantakan." Sisil menjawab lagi kata-katanya emang nyakitin terus.

"Udah, sil.. stop dong gak usah dibahas lagi."

Sisil memang seperti itu kalau ada orang baru yang sok ke dia ataupun Jiva, dengan maksud keinginan diri sendiri langsung di tegasin.

Jam belajar pun telah dimulai.

Kring...... suara bell istirahat kedua pun sudah berbunyi.

"Ayo va... kita jajan." suara Sisil.

"Apa jajan, kita kan tadi udah minum sama makan ciki-ciki yang dikasih Kakak itu." Jawab Jiva.

"Is... kurang lah Jiva.... lu tahu kan, lu mempunyai sahabat yang cantik dan baik lalu juga suka makan, jadi kita harus ke kantin sekarang." Ucap Sisil merayu Jiva.

"Oke-oke." Dan Jiva pun yang tak bisa menolak permintaan Sisil.

"Nah gitu dong, Jiva deh yang paling cantik."

"Ga udah cantikan lu aja."

"Aww.... jadi terhura..."

"Udah jadi ga mau ke kantin."

"Jadi-jadi ayok...."

Mereka pun jalan menuju ke kantin, tetapi sebelum kesana ada tragedi yang tidak terduga, tali sepatu Jiva terbuka dan Sisil tidak sengaja menginjak nya, lalu Jiva hampir terjatuh dari tangga tetapi ada seseorang yang langsung menolong Jiva dan dia tidak jadi terjatuh, posisi mereka seperti berpelukan dan kening Jiva tercium oleh seseorang pria itu.

Ternyata....

"Jiva!.... kamu gapapa?." Sisil yang langsung menghampiri Jiva sangat khawatir sama keadaan Jiva, karena tadi ia tidak sempat menarik tangan Jiva supaya tidak terjatuh.

"Oh gapapa." Jiva langsung melepaskan pelukan seseorang itu dan sedikit mendorong pria itu.

"Syukurlah.... maaf tadi aku ga tau." Sisil yang menyesal kejadian itu.

"Oh iya sil gapapa, hm... oh iya, makasih ya udah bantu tolongin." Jiva menjawab dan berterima kasih ke pria itu, ternyata pria itu adalah...

"Oh iya sama-sama, oh maaf juga tadi ga sengaja." pria itu menjawab sambil malu-malu.

"Hm.. iya gapapa ga sengaja, oh iya kak Fatan ya." Jiva menjawab dan langsung mengetahui pria itu siapa.

"Oh kak Fatan..., makasih banyak ya kak udah nyelametin Jiva, aku berhutang budi sama kamu, kalau ga ada kakak pasti akan terjadi sesuatu sama Jiva." Ucap Sisil yang sangat berterimakasih kepada Fatan.

"Oh gapapa, ga perlu aku kebetulan saja bisa nolongin dia." Jawab Fatan.

"Ga-ga boleh ayok kita ke kantin aku akan meneraktir kakak makan sepuasnya."

"Udah gapapa gausah dek."

Lalu Sisil tidak memperdulikan perkataan kakak kelas itu dan mendorong fatan dan Jiva untuk pergi ke kantin.

Setelah sampai di sana,

"Silahkan kak mau beli apa aja nanti aku yang bayar, dan kamu juga Jiva aku juga tadi tidak sengaja udah mau nyelakain kamu" Ucap Sisil.

"Kok....kalian berdua jadi diam aja pilih pesanannya." Sisil yang kekeh mau membalas kebaikan Fatan dan meminta maaf kek Jiva.

Dan mereka tetap saja masih diam, Jiva yang masih bengong karena tadi dia sangat terkejut setelah terjadi adegan barusan, dan si Fatan juga masih terdiam karena dia merasa bersalah melakukan hal itu.

"Woi!..." Sisil berteriak.

Jiva dan Fatan pun tersadar.

"Udah deh gue aja yang pesenin apa aja yang mau dimakan." Sisil pun memesan makanan untuk mereka dan dirinya, Sisil yang tidak tahu apa yang terjadi kepada mereka.

Setelah itu mereka semua masuk ke kelas masing-masing, beberapa jam kemudian bell pulang pun sudah berbunyi.

...****************...

"Stop Jiva jangan pikirin hal itu lagi." Jiva yang sudah pulang ke rumah berbicara sendiri dikamar sambil rebahan di kasurnya.

"Aaaaa......" jeritan Jiva yang sangat keras dan membuat kakak dan mama Jiva menghampiri kamar Jiva yang berasal suara teriakan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!