“Oh ini si… fatan, dia ada diruang guru sedang memeriksa kan data siswa yang baru masuk sama guru.” Kakak kelas itu pun menjawab.
“Oh diruang guru… tapi memang gapapa kita keruang guru kak?.” Tanya Jiva kepada kakak kelas itu.
“Gapapa kok, coba aja kalian minta izin dulu ke guru yang ada disana, bilang aja ada urusan sama kak fatan.”
“Oh… oke kak makasih banyak atas bantuanya.” Jawab Jiva dengan senyuman.
“Iya sama-sama.” Kakak kelas itu menjawab dengan senyuman pula.
Dan mereka berdua berjalan menuju ke ruang guru untuk meminta tanda tangan kakak osis yang bernama fatan itu.
“Untung saja di sini ada kakak kelas yang baik kayak dia” Sisil mengomong sambil jalan.
“Oh iya… kakak kelas itu baik.” Sahut Jiva.
Dan sesampai disana mereka masuk ke ruang guru itu dan meminta izin kepada guru yang ada disana.
“Oh… iya nak sebentar ibu akan panggilkan dia” ibu guru yang ada disana menjawab pertanyaan Jiva dan masuk keruangan fatan untuk memanggil nya.
Lalu…
"Dia ga tau apa orang haus, pengen minum." Decik sebal Sisil yang berbicara dengan Jiva karena dia kehausan.
"Udah gapapa sil.., kita juga yang salah kenapa berisik lagi ada acaranya" Jiva menjawab.
"Ngobrol pelan-pelan juga ga berisik, dia nya aja baperan banget."
"Udah sil biarin."
Ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka berdua.
“Iya ada apa mencari saya?.” Seseorang pria tampan menanyakan pertanyaan.
Jiva dan Sisil yang sedang duduk disofa tiba-tiba terbangun dari sofa karena mereka melihat seseorang yang ada di hadapan mereka dan speechless memelihat pria itu.
“Hei… kenapa kalian berdua diam saja? Gimana .” dia bingung dan menanyakan lagi.
“Eh…. Itu kak kita belum dapet satu lagi kakak osisnya, tapi aku akan mencarinya dan menyelesaikan tugas yang kakak suruh.”
Jiva menjawab dengan bingung karena di depannya ada kakak ketua osis itu.
Tapi tenyata…..
“Hah apa maksud kamu tugas?, oh… aku mengerti pasti kalian sedang di hukum sama athan kan?.”
“Hah, apa gimana athan siapa, terus aku lagi mencari kakak osis yang bernama fatan untuk meminta tanda tangan dia buat menyelesaikan hukumannya.”
Jiva yang menjawabnya lebih bingung. Dan Sisil hanya terdiam saja dari tadi.
“Hahahaa… kalian ini lucu sekali, emang kalian belum tahu Athan, terus dia belum memberi tahu kalau dia mempunyai kembaran itu adalah aku fatan.” Fatan terbahak-bahak melihat kepolosan mereka berdua.
“What!...... jadi kakak itu mempunyai kembaran.” Sisil yang tadinya speechless tiba-tiba berbicara suara kencang mendengarkan dia mengakatan sebuah kata kembaran.
“Ups… maaf aku kaget.” Sisil yang mengetahui dia berisik.
“Iya aku kembaran nya Athan atau adiknya Athan, oh iya… kalian kesini ingin minta tanda tangan aku kan, sini aku akan tanda tanganin, maafin athan ya dia memang seperti itu menyebalkan, tapi dia pasti ada tujuan yang baik buat melakukan hukuman hal seperti ini.” Ucap fatan yang mengucapkannya dengan halus.
“Oh… iya kak ini tanda tangan disini.” Jiva menjawab.
“Aku juga kak disini.” Sisil memberikan kertas itu juga ke kak fatan.
“Oke… ini sudah selesai, apa ada yang lain?.” Fatan menjawab dan menanyakan.
“Oh ga kak, itu aja terimakasih atas bantuannya, maaf kami mengganggu kegiatan kakak.” Jawab Jiva yang sudah mendapatkan tanda tangannya.
“Iya gapapa kok, dengan senang hati aku membantu kalian.” Senyum yang sangat indah untuk menjawab pertanyaannya dan mereka menatapnya.
“Yaudah kak aku permisi dulu, assalamualaikum.” Jiva berpamitan.
Dalam hati fatan “masyaallah” terkagum
“Walaikumsalam.” Fatan menjawab.
Dan setelah itu mereka ingin kembali ke aula yang tadi saat di perintahkan oleh ketua OSIS itu, untuk memberikan semua tugas yang sudah mereka selesaikan.
“Ini gue ngebug ga si va…. sangat terkejutnya gue mendengar omongan dia.” Sisil yang berjalan menanyakan pertanyaan kepada Jiva sambil bengong.
“Iya lu lagi ngebug, tapi gua yang malu dengan ke tidak tahunya gue langsung ngomong kek gitu ke dia.” Jiva yang menjawab pertanyaan Sisil dan ikut bengong karena merasa malu.
“Tapi!!!....”
Sisil tiba-tiba teriak, sampai semua orang ada di sana menatapnya, dan Jiva juga terlihat sangat terkejut.
“Sisil…..” Jiva yang terkejut.
“Eh… maaf semuanya…. maaf jiva aku teringat sesuatu, perbedaan sifat siapa namanya athan dan fatan.” Sisil menerangkan dan sambil melanjutkan perjalanan menuju aula itu.
“Heh… manggilnya pakai kak ga sopan.”
“Hehe… iya itu lah kakak-kakak itu dia berdua kembar tapi sifat mereka beda banget.”
“Iya… namanya juga manusia sil…, beda orang beda sifat.”
“iya juga… tapi kan dia kembar.”
“Iya mungkin sifatnya mengikuti orang tuanya masing-masing.”
“Nah… itu masuk di akal.”
“Yaudah ayok buru kita mau istirahat ga, gue dari tadi haus banget ya allah…..”
“Nah iya… gue juga dari tadi gara-gara hukuman ini sial.” Sisil kesal.
Setelah mencari ketua osis itu sekian lamanya di aula, tetapi mereka berdua tidak menemukannya dan mencoba untuk membeli minuman saja ke kantin karena sudah lelah mencari ketua osis itu.
Tetapi tiba-tiba….
kakak ketua osis itu berada di kantin yang sedang menikmati makanan yang ada di meja makan itu.
“Sialan.... dia itu tidak bisa dipercaya, dengan seenaknya dia makan disini, dan kita terus saja mencari-cari nya di aula tadi.” Ucap Sisil sangat kesal.
“Yaudah ayok kita kesana dan menyelesaikan hukuman ini.” Jiva menjawab karena dia juga sudah sangat lelah.
Dan mereka berdua pun menghampirinya.
“Hei kak…. Kita dari tadi mencari kakak di aula dan kakak seenaknya saja sedang menikmati makanan disini.” Ucap Sisil
“Oh kalian, gimana udah selesai?.” Sahut Athan yang tidak merasa bersalah.
“Ini…. Udah selesai semuanya, dan hukuman kami sudah selesai.” Jiva menjawab.
Dan mereka berdua pergi meninggalkan nya lalu ingin membeli minuman karena merasa sangat haus.
Tapi…
“Hm…” Athan lagi memikirkan sesuatu
“Hei… kalian mau kemana?, ini sudah seharusnya kalian masuk ke kelas.” Athan memanggil mereka berdua.
“Apa!...” mereka berdua kaget.
“Iya emang kalian ga denger suara bell dari tadi, udah lebih sepuluh menit kalian tidak masuk ke kelas.” Athan menjawab.
“Apa…. kok bisa!.” Jiva kaget.
“Iya….” Athan menjawabnya.
Lalu mereka terburu-buru ke kelas mereka, karena sangat terkejut mereka langsung saja berlari ke kelas, melupakan mereka sedang sangat lelah dan kehausan karena mereka tidak mau dihukum lagi, padahal mereka sudah ditipu dengan athan, sebenarnya sepuluh menit lagi bell masuk baru berbunyi.
Dan mereka berdua membuka pintu dan langsung berkata.
“Maaf kami terlambat.”
Mereka dengan kompak berkata seperti itu dan sambil membungkuk.
Lalu mereka berdua mentegakkan kembali tubuhnya dan mereka melihat ke semua sudut kelas, betapa malunya mereka berulah seperti itu karena disana belum ada guru.
Dan mereka hanya melihat teman-teman baru mereka yang sedang duduk dibangku masing-masing dan melihat mereka berdua yang aneh di depan pintu, Sisil yang langsung melihat jam tangan mereka.
“Sialan tuh orang…” Sisil yang sangat kesal dan sedang merasakan sangat malu karena baru pertama kali dia berdua masuk ke kelas itu dan belum mengenal mereka semua yang ada di dalam kelas itu.
Tetapi Jiva hanya terdiam saja di depan pintu karena sudah campur aduk perasaannya.
Mereka berdua langsung saja masuk ke kelas itu, dan menduduki bangku yang kosong.
“Bener dah tuh orang, kayaknya dia harus di hajar sama karate gue.” Sisil berbicara seperti itu karena sudah sangat kesal di tambah sangat malu.
Tetapi ada seseorang pria memasuki kelas mereka dan mencari seseorang untuk memberikan sesuatu.
Ternyata itu…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments