Bertemu Lagi

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Sampailah Faisal di tempat mang Nanang yang menjadi tujuannya. Ternyata benar, di tempat mang Nanang kitab apapun ada karena dia memang khusus menjual kitab.

Kedatangan Faisal langsung di sambut baik oleh mang Nanang, dia terlihat langsung tersenyum ramah dan juga langsung berdiri. Mengulurkan tangan dengan penuh kebahagiaan.

Sudah sering Faisal datang jadi dia sudah sangat paham bahkan sudah sangat akrab.

"Assalamu'alaikum, Mang," sapa Faisal dengan hormat.

"Wa'alaikumsalam, akhirnya datang lagi. Yang aku katakan benar kan, tidak sampai satu bulan kamu pasti kembali lagi," kata Mang Nanang.

"Iya, Mang. Oh iya, Mang. Nih mau cari kitab Fikih."

"Bentar aku ambilkan dulu," mang Nanang undur diri untuk mengambil kitab yang diinginkan oleh Faisal.

"Silahkan di pilih." Beberapa kitab sudah ada ini hadapan Faisal. Kitab dengan satu nama tapi berbeda-beda isi dan kelengkapannya. Tentu ada yang hanya singkat juga ada yang sangat lengkap.

"Ini saja, Mang," di ambil salah satu diantara semua yang mang Nanang tunjukkan.

"Baiklah," mang Nanang bergegas mengambil bungkusnya dan Faisal juga bergegas untuk mengambil uangnya untuk membayar.

Transaksi keduanya lakukan dengan saling ikhlas akhirnya Faisal mendapatkan apa yang di cari sementara mang Nanang mendapatkan uang untuk pembelian pertama hari ini.

"Semoga menjadi awal rezeki," kata mang Nanang.

"Amin. Saya permisi ya, Mang. Assalamu'alaikum," Faisal langsung bergegas.

"Wa'alaikumsalam," tatapan mata Mang Nanang terus tertuju pada Faisal yang begitu ramah bahkan dia juga meninggalkan senyum ketika ingin pergi.

"Apik tenan budi pekertinya," puji mang Nanang.

Sementara Faisal terus melangkah dia berniat untuk pulang karena semua yang di cari juga sudah kebeli.

Seperti biasa, yang namanya pasar pasti akan selalu berdesak-desakan. Ada yang keluar ada juga yang masuk hal itu membuat Faisal sedikit kesusahan untuk keluar maka dari itu dia lebih senang ke toko buku yang tidak terlalu ramai.

Tanpa sepengetahuan Faisal ada seorang yang berjalan mengendap-endap di belakangnya, dia nampak tersenyum senang saat melihat dompet Faisal yang terlihat jelas di saku koko di bagian kanan. Ini adalah kesempatan yang bagus kan?

Apalagi keadaan yang sangat memungkinkan dan tak akan ada yang menyadarinya.

"Akhirnya, dapat mangsa. Sepertinya dompetnya tebel banget. Pasti isinya sangat banyak nih," gumamnya.

Tangan sudah mulai terulur pria itu ikut berdesak-desakan dengan begitu banyak orang. Wajahnya terus tolah-toleh sekedar memastikan semuanya aman terkendali. Dan langsung sikat.

Krekk...

"Aww! sakit-sakit!" pekik pria itu yang meringis menahan sakit.

Bukan tanpa alasan tapi tangannya di cengkeram dan di putar oleh seseorang.

"Loh lagi loh lagi, belum kapok rupanya," siapa lagi yang menjadi pahlawan kalau bukan Anastasya.

"Ampun ampun! tanganku bisa-bisa patah!" pria itu terus mengadu kesakitan.

"Tau takut kalau tangannya patah. Bagaimana kalau di neraka di potong berkali-kali, apa tidak lebih menyakitkan!"

Ana terus memutar tangan pria itu sementara Faisal, dia tidak menyadari kalau dompetnya di ambil. Dia terus berjalan begitu saja.

"Ampun, oke oke! aku janji tidak akan ulangi lagi. Janji!"

"Benar ya! awas saja kalau aku lihat kamu berbuat ini lagi. Aku dendeng kamu ya!" ancam Ana.

"Iya-iya! gue janji tapi lepasin dulu tangan gue ini sakit."

"Halah, sok-sokan kamu ya. Laki-laki lemah gini aja sok mau jadi copet. Untung aku masih berbaik hati tidak aku panggil masa. Kalau aku tega udah jadi gethuk lindri kamu ya," dengan kasar Ana melepaskan tangan pria itu.

Sungguh nasib memang, semalam gagal nyopet karena Ana dan sekarang juga sama Ana lagi. Buntung deh hari ini.

"Mau kemana kamu?" tanya pria itu sinis.

Pria dengan jaket hitam celana hitam berlubang di bagian kedua lutut juga telinga yang di kasih anting-anting.

"Kenapa, mau ikut? Ayo! kamu harus minta maaf pada pemilik dompet ini," rupanya Ana berniat mengembalikan dompet itu pada Faisal.

"Buat apa gue minta maaf?" katanya namun tetap melangkah mengikuti Ana.

"Manusia model apaan kamu, kalau salah itu minta maaf. Udah gedong lagi gitu saja nggak tau, kaya anak TK lu!" ucap Ana dengan nyinyir.

"Terserah gue lah." tetap dia mengikuti Ana.

"Hem, loh anak baru ya di mari? Baru dua kali ini gue lihat loh."

Ana pikir pria ini akan pergi dan akan melakukan kejahatan lagi setelah Ana tidak ada Ana tapi nyatanya dia malah ngikutin Ana dan sok akrab lagi.

"Hem," hanya dekheman saja yang mewakili dari Ana.

"Apa kerjaan loh?"

"Nggak punya," tegas Ana.

"Lalu darimana loh bisa makan?" tak habis pikir kan dia, "loh nggak takut kelaparan?"

"Kenapa bingung mikirin makan. Kalau setiap hari kita kerja juga bisa makan. Hewan yang tak punya akal saja bisa makan setiap hari kenapa kita yang punya akal takut kelaparan?" jelasnya.

"Oh ya! siapa namamu?

"Ana, Anastasya."

"Bimo," jawabnya.

"Nggak nanya," semakin ketus nih anak.

Bimo benar-benar tak habis pikir dengan nih cewek. Biasanya orang-orang pada takut dengannya tapi nih cewek malah sama sekali tak ada takut-takutnya.

Di samping suka menjadi copet Bimo juga suka malak para pedagang di pasar, tentu dia tidak sendiri tapi ada komplotannya.

Sekarang, dengan adanya Ana pasti pekerjaannya akan terganggu.

"Lah, mana tuh cewek?" Bimo bingung sendiri baru saja tinggal noleh sebentar Ana sudah hilang tak tau kemana.

"Hem, haruskah aku nyopet lagi?" gumamnya.

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Berbekal kartu Identitas Faisal yang ada di dompet akhirnya Ana bisa sampai di pesantren. Dia terus melongok-longok di luar gerbang.

"Heh! siapa kamu!"

"Astaga, Pak. Ngagetin saja. Jangan galak-galak dong pak. Saya datang hanya ingin bertemu dengan orang yang namanya Faisal," Ana memperlihatkan kartu Identitasnya pada penjaga tadi.

"Kenapa bisa sama kamu, kamu mencuri ya?"

"Astaga, Pak. Su'udzon banget jadi orang. Justru saya mau mengembalikan ini pak. Nih semuanya masih utuh!"

"Sini biar saya saja yang berikan pada ustadz Faisal."

"Tidak tidak, saya tidak akan percaya pada siapapun. Saya harus memastikan dompet ini sampai pada pemiliknya."

"Kamu mencurigai ku!"

"Kenapa tidak! bapak saja tadi curiga pada saya." Ana benar-benar susah untuk di kalahkan.

"Dasar!" gerutu penjaga tapi tetap berjalan untuk memanggil Faisal.

Dan kebetulan Faisal juga tengah keluar dan terlihat buru-buru.

Terlihat penjaga dan Faisal berbicara sebentar lalu datang menghampiri Ana.

"Nih! saya hanya mau mengembalikan ini. Jaga barang anda baik-baik. Banyak tangan tidak punya etika di luar sana," kata Ana dengan menyodorkan dompet Faisal pada sang pemilik.

"Da..."

"Oh ya, uangnya berkurang sepuluh ribu untuk ongkos ojek. Maaf, tapi saya nggak punya ongkos. Ingat, jangan sampai terjadi lagi," Ana langsung melenggang pergi setelah tadi menyela omongan Faisal.

Faisal terus memandangi Ana yang sudah semakin jauh, belum juga dia berterima kasih sudah pergi aja tuh cewek.

"Terima kasih," ucap Faisal dengan lirih.

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak thor

2023-08-07

0

Nona Rania ™©🍼🍼

Nona Rania ™©🍼🍼

Bimo mau nyopet lagi??? siapa² di jadikan perkedel sama Ana wkwkkwk

Aihh singkat sekali Ana ketemu sama Faisal

2022-11-08

1

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕

Sungguh cewek ajaib kan si Ana.. apa g makin di buat penasaran ustadz Faisal

2022-10-31

3

lihat semua
Episodes
1 Penumpang Gratis
2 Apa Yang Terjadi?
3 Makanan Favorit
4 Keluhan Ana
5 Bertemu Lagi
6 Lawan Baru
7 Kerasnya Hidup Di Alam Bebas
8 Luar Biasa
9 Kegiatan Rutin
10 Dia Siapa?
11 Tak Ikhlas
12 Syarat Mudah
13 Antusiasnya Salwa
14 Di Taman
15 Mereka Siapa?
16 Menolong Keluarga Faisal
17 Semua Selamat
18 Bukan Sembarang Obat
19 Kedatangan Badai Cinta
20 Grogi
21 Makan Bersama
22 Larangan Bimo
23 Keinginan Oma
24 Peringatan Bimo
25 Bibir Monyet
26 Menyampaikan Undangan
27 Tidak Mungkin Bisa
28 Sebuah Pesan
29 Penampilan Lain
30 Introspeksi Diri
31 Pasrah
32 Semua Karena Takdir
33 Haruskah Secepat Ini?
34 Hal Baru
35 Merasa Tak Pantas
36 Dua Kalimat Syahadat
37 Butuh Waktu
38 Kabur Bersama
39 Berhasil Lepas
40 Serba Salah
41 Tempat Tinggal Baru
42 Kewajiban Berjilbab
43 Terima
44 Satu Beban
45 Keberanian Tasya
46 Membantu yang lemah
47 Harus di lakukan
48 Kebenaran Ayah Tasya
49 Syarat Sudiro
50 Kekecewaan Tasya
51 Berubahnya Status
52 Ternyata Salah
53 Kembali Pulang
54 Merasa Tidak Nyaman
55 Berbagi Apapun
56 Bukan Paksaan
57 Kebingungan Bimo CS
58 Belanja
59 Jaring Laba-laba
60 Hanya Pura-pura
61 Pergi Diam-diam
62 Tasya di mana?
63 Mencari Tasya
64 Menghindar
65 Lagi?
66 Tekat Belajar
67 Cewek Agresif
68 Sayang?
69 Nikahin Adek, Bang
70 Pergi Ke Panti
71 Mengagumi Diri Sendiri
72 Apakah Sakit?
73 Kenakalan Di Pagi Hari
74 Rencana Dari Rayyan
75 Subhanallah
76 Persiapan
77 Acara Resepsi
78 Bingung Mencari Tasya
79 Berangkat ke Puncak
80 Godaan Faisal
81 Baju Dinas
82 Hak dan Kewajiban Tertunai
83 Tanggung Jawab
84 Membiasakan Diri
85 Kebersamaan
86 Berita Untuk Bimo
87 Gara-gara Permen karet
88 Hukuman apa yang pantas
89 Bukan Pria Genit
90 Jagalah Ucapan mu
91 Sunrise Yang Indah
92 Bercerita dengan Ilham
93 I love you, Mas Ustadz
94 Tercerai Berainya Persahabatan
95 Segeralah pergi
96 Ketahuan
97 Semoga Hal positif
98 Menyesal
99 Bercerita Dengan Oma
100 Bimo Semakin menjadi
101 Belajar menjadi yang terbaik
102 Hanya sakit biasa
103 Hanya Teman Biasa
104 Usaha melindungi Tasya
105 Pergi ke panti
106 Di hadang dua mobil
107 Patuh
108 Tertangkap
109 Harus bisa menyelamatkan
110 Usaha penyelamatan
111 Menyadarkan Bimo
112 Hasutan Tasya
113 Usaha Kabur
114 Misi menegangkan
115 Berusaha kabur 1
116 Berusaha kabur 2
117 Akhirnya selamat
118 Balasan yang pantas
119 Mentraktir teman-teman
120 Jalan bersama
121 Tanggung jawab di depan mata
122 Karena Gengsi
123 Alhamdulillah
124 Lakukan yang penting
125 Berita membahagiakan
126 Membantu persiapan
127 Keanehan
128 Perubahan ya aneh
129 Pelan-pelan saja
130 Gangguan saat makan malam
131 Merasa lucu
132 Malu-malu tapi mau
133 Semakin Aneh
134 Kepedulian Tasya
135 Oma pun khawatir
136 Percayalah
137 Karena terharu
138 Karena Faisal
139 Permintaan maaf Bimo
140 Akhirnya
141 Kebahagiaan berlipat
142 Merajuk
143 Takdir terindah
144 Lebih baik jujur
145 Gangguan
146 Kecelakaan
147 Kesedihan Tasya
148 Di sabotase
149 Alhamdulillah, sadar
150 Ingin pulang
151 Kedatangan Alex
152 Posisi terbalik
153 Kenyamanan
154 Pulang
155 Anak Kita
156 Kenikmatan yang besar
157 Keinginan Tasya
158 Hanya permen karet
159 Kehebohan
160 Panik
161 I Love You Mas Ustadz (End)
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Penumpang Gratis
2
Apa Yang Terjadi?
3
Makanan Favorit
4
Keluhan Ana
5
Bertemu Lagi
6
Lawan Baru
7
Kerasnya Hidup Di Alam Bebas
8
Luar Biasa
9
Kegiatan Rutin
10
Dia Siapa?
11
Tak Ikhlas
12
Syarat Mudah
13
Antusiasnya Salwa
14
Di Taman
15
Mereka Siapa?
16
Menolong Keluarga Faisal
17
Semua Selamat
18
Bukan Sembarang Obat
19
Kedatangan Badai Cinta
20
Grogi
21
Makan Bersama
22
Larangan Bimo
23
Keinginan Oma
24
Peringatan Bimo
25
Bibir Monyet
26
Menyampaikan Undangan
27
Tidak Mungkin Bisa
28
Sebuah Pesan
29
Penampilan Lain
30
Introspeksi Diri
31
Pasrah
32
Semua Karena Takdir
33
Haruskah Secepat Ini?
34
Hal Baru
35
Merasa Tak Pantas
36
Dua Kalimat Syahadat
37
Butuh Waktu
38
Kabur Bersama
39
Berhasil Lepas
40
Serba Salah
41
Tempat Tinggal Baru
42
Kewajiban Berjilbab
43
Terima
44
Satu Beban
45
Keberanian Tasya
46
Membantu yang lemah
47
Harus di lakukan
48
Kebenaran Ayah Tasya
49
Syarat Sudiro
50
Kekecewaan Tasya
51
Berubahnya Status
52
Ternyata Salah
53
Kembali Pulang
54
Merasa Tidak Nyaman
55
Berbagi Apapun
56
Bukan Paksaan
57
Kebingungan Bimo CS
58
Belanja
59
Jaring Laba-laba
60
Hanya Pura-pura
61
Pergi Diam-diam
62
Tasya di mana?
63
Mencari Tasya
64
Menghindar
65
Lagi?
66
Tekat Belajar
67
Cewek Agresif
68
Sayang?
69
Nikahin Adek, Bang
70
Pergi Ke Panti
71
Mengagumi Diri Sendiri
72
Apakah Sakit?
73
Kenakalan Di Pagi Hari
74
Rencana Dari Rayyan
75
Subhanallah
76
Persiapan
77
Acara Resepsi
78
Bingung Mencari Tasya
79
Berangkat ke Puncak
80
Godaan Faisal
81
Baju Dinas
82
Hak dan Kewajiban Tertunai
83
Tanggung Jawab
84
Membiasakan Diri
85
Kebersamaan
86
Berita Untuk Bimo
87
Gara-gara Permen karet
88
Hukuman apa yang pantas
89
Bukan Pria Genit
90
Jagalah Ucapan mu
91
Sunrise Yang Indah
92
Bercerita dengan Ilham
93
I love you, Mas Ustadz
94
Tercerai Berainya Persahabatan
95
Segeralah pergi
96
Ketahuan
97
Semoga Hal positif
98
Menyesal
99
Bercerita Dengan Oma
100
Bimo Semakin menjadi
101
Belajar menjadi yang terbaik
102
Hanya sakit biasa
103
Hanya Teman Biasa
104
Usaha melindungi Tasya
105
Pergi ke panti
106
Di hadang dua mobil
107
Patuh
108
Tertangkap
109
Harus bisa menyelamatkan
110
Usaha penyelamatan
111
Menyadarkan Bimo
112
Hasutan Tasya
113
Usaha Kabur
114
Misi menegangkan
115
Berusaha kabur 1
116
Berusaha kabur 2
117
Akhirnya selamat
118
Balasan yang pantas
119
Mentraktir teman-teman
120
Jalan bersama
121
Tanggung jawab di depan mata
122
Karena Gengsi
123
Alhamdulillah
124
Lakukan yang penting
125
Berita membahagiakan
126
Membantu persiapan
127
Keanehan
128
Perubahan ya aneh
129
Pelan-pelan saja
130
Gangguan saat makan malam
131
Merasa lucu
132
Malu-malu tapi mau
133
Semakin Aneh
134
Kepedulian Tasya
135
Oma pun khawatir
136
Percayalah
137
Karena terharu
138
Karena Faisal
139
Permintaan maaf Bimo
140
Akhirnya
141
Kebahagiaan berlipat
142
Merajuk
143
Takdir terindah
144
Lebih baik jujur
145
Gangguan
146
Kecelakaan
147
Kesedihan Tasya
148
Di sabotase
149
Alhamdulillah, sadar
150
Ingin pulang
151
Kedatangan Alex
152
Posisi terbalik
153
Kenyamanan
154
Pulang
155
Anak Kita
156
Kenikmatan yang besar
157
Keinginan Tasya
158
Hanya permen karet
159
Kehebohan
160
Panik
161
I Love You Mas Ustadz (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!