🌾🌾🌾🌾🌾
Tak ada tempat untuk tinggal tidur dengan nyaman tak masalah bagi Ana, dia bisa tidur di mana-mana. Dia juga tak ada rasa takut dengan daerah baru yang mungkin akan sangat banyak para orang yang mungkin akan mencari keuntungan.
Di sinilah Ana berada saat ini, masih di tempat yang sama seperti semalem tempat pasar malem yang membuat dia begitu mengaguminya.
Dia hanya tidur di salah satu wahana yang kini sudah tak berpenghuni bahkan yang punya pun entah di mana.
Matahari yang sudah meninggi telah mengganggu tidur lelapnya. Padahal dia tengah bermimpi indah tadi.
"Hem, ternyata hari baru sudah tiba," katanya dengan cepat bangun sembari mengusap-usap matanya.
Tak masalah tak ada air, dia akan tetap terlihat cantik, pikirnya. Tapi kalau ada air ya pasti dia akan menggunakan air.
Dia berjalan mencari-cari sesuatu yang mungkin bisa dia dapat, lagi-lagi perutnya terasa sangat lapar. Apa yang bisa dia makan?
Begitu bahagianya kala dia bisa melihat keran air di salah satu sudut tempat itu dia begitu bergegas dan menghampiri.
"Ahh, nikmatnya," katanya setelah berhasil berjongkok dan mengambil air dengan telapak tangan lalu dia minum.
Sungguh, jadi anak jalanan tidaklah mudah apalagi enak. Semua bisa menjadi isi perut meski hanya air mentah dari keran saja.
"Mak mak, nasib anakmu gini amat ya. Setelah emak pergi jadi seperti ini kan nasib anak kesayangan emak ini," keluhnya.
Dalam hati terdalam pastilah dia sangat ingin seperti pemudi pada umumnya. Sekolah mendapatkan gelar, mendapatkan ijazah mendapatkan pekerjaan yang enak dan bisa selalu di sayang oleh orang tua, tapi nyatanya nasib itu tak berpihak kepadanya.
Ya, ibunya telah tiada dua tahun yang lalu karena sakit-sakitan. Semua itu juga karena ayahnya yang begitu banyak hutang dan terus berjudi dan mabuk-mabukan membuat ibu terus meratapi nasib buruknya dan berakhir sakit sampai dia tiada.
Setelah ibunya meninggal ayahnya tak berubah dia malah lebih parah. Terus mabuk-mabukan, berjudi dan juga berhutang dengan bandit tua yang seorang rentenir. Pada akhirnya Ana yang ingin di jadikan korban, mana mau?
"Hem, empat puluh ribu. Beli roti sajalah," Ana melihat sisa uang dari ibu-ibu semalem. Ana kembali berjalan mencari toko atau warung kecil yang menjual roti atau mungkin nasi bungkus yang bisa memberikan dia makan.
Dia benarkan topinya sebelum dia berjalan. Dia ikat rambutnya yang panjang dan dia tutup begitu saja dengan topi.
Melangkah tanpa arah tujuan tanpa tau kemana dia akan berhenti. Seorang pengembara, tapi pengembara apa?
Ramainya kota di pagi hari membuat Ana terkagum-kagum, begitu banyak kendaraan yang terus lalu lalang dengan begitu sombongnya.
Semua diam tapi ketika sampai di lampu merah bunyi klakson bersahut-sahutan, apalagi saat lampu sudah berubah menjadi hijau semua ingin jalan lebih dulu.
"Ternyata, hidup di kota tak senyaman di desa. Tapi di desa juga tidak indah apalagi hidup dengan ayah yang kurang asem dan terus di kejar-kejar bandit tua lagi," gumamnya.
Bibirnya berbinar kala melihat warung kecil di pinggir jalan.
"Akhirnya, aku akan makan," kakinya semakin bergegas dia sudah tidak sabar. Perjalanan yang tak seberapa tapi cacing peliharaannya sudah berdemo ria minta jatah.
"Bu, teh kental panas tapi nggak usah pakai gula!" teriak Ana saat dia sudah duduk.
"Kenapa nggak pakai gula, Neng?" tanyanya.
"Biar irit, Bu! Kalau pakai gula kan pasti nambah harganya," Ana meringis manis di hadapan ibu itu tentu akan membuat ibu itu menggeleng.
Tangannya langsung meraih sebungkus roti yang harganya paling dua ribuan, membukanya dan langsung memakannya.
"Bu, kira-kira di sini sekitar sini ada lowongan kerja nggak, Bu?" tanyanya dengan mulut yang terus mengunyah.
Benar-benar tak tau adat nih Ana. Biasanya kalau orang makan dia akan diam dan bicara setelah dia telan lah ini anak, mulut masih penuh tapi sudah langsung ngoceh gitu saja.
"Emang eneng maunya kerja apa?" ibu itu langsung menyerahkan teh yang Ana minta dan Ana pun juga langsung meneguknya.
"Apa aja, Bu. Yang penting bukan kerjaan nyopet apalagi ngepet," ucapan Ana begitu belepotan antara mulut yang penuh dengan roti juga teh pahit yang masih panas.
"Kamu itu ada-ada saja. Mana ada orang yang memberikan pekerjaan nyopet," ibu itu tentu tak habis pikir.
"Ya kali aja ada, Bu. Jaman gini pasti ada yang tidak mungkin bisa jadi mungkin kan?"
Meski tak tau apapun tentang agama tapi kebaikan tetap tertanam dalam hati Ana, semua itu karena jasa dari ibunya yang selalu meminta dia untuk selalu berbuat baik.
"Berapa, Bu!"
"Lima ribu," jawabnya.
"Tuh kan, teh pahit saja tiga ribu bagaimana kalau teh manis?" protesnya dengan tangan yang tetap memberikan uangnya.
"Dasar anak semprul," ibu pemilik warung pun juga mengeluhkan Ana tidak sekarang sudah pergi.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sesuai rencana semalam Faisal benar-benar pergi untuk membeli kitab dan dia pun benar hanya sendiri saja.
Tak ada yang menemaninya itu juga sudah biasa sih sebenernya, tapi biasanya juga akan ada Hasan yang menemani.
Sampailah dia di salah satu toko buku yang pasti akan menjual beraneka buku juga kitab, semua komplit ada di sana.
Terus Faisal berputar-putar di toko itu hanya untuk membeli kitab yang di minta oleh papanya. Biasanya Faisal dan anak-anak akan memanggil ayahnya dengan panggilan papa, tapi berbeda jika para santri mereka akan memanggilnya Abah.
Beberapa jenis kitab sudah ada di tangan dan hanya tinggal satu lagi yang masih belum ketemu.
"Biasanya ada di sini, kok nggak ada?" gumamnya.
Tak susah untuk bisa menemukan kitab atau buku karena semua juga sudah di kelompok-kelompokan. Tapi satu yang Faisal cari benar-benar tidak bisa dia dapatkan di sana.
Faisal kembali berjalan, mungkin ada di tempat lain.
"Nggak ada. Hem, harus ke Mang Nanang ini," katanya.
Mang Nanang adalah penjual kitab yang berada di tengah-tengah pasar. Biasanya Faisal juga akan ke sana kalau di toko itu tak ada.
Kembali mencari lagi dan benar-benar tak ada Faisal langsung ke kasir sepertinya dia benar harus ke mang Nanang di tengah-tengah Pasar.
🌾🌾🌾🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
alvika cahyawati
kasihan km ana emg bnr kata orng emnding d tinggal meninggal sm bpk dr pd ibu ...
2022-11-08
3
Nona Rania ™©🍼🍼
Jadi gembel kamu Ana...hidup di kota itu keras Ana
Semangat jalankan hidup ya Ana
Bisa jadi Ana ketemu Faisal lagi
2022-11-08
1
𝗝⍣⃝Ⓜ️oonalisa✰😘💕
Waaaah dari cari kitab nanti mungkin mereka g sengaja ketemu y
2022-10-31
3