Mas Ustadz I Love You

Mas Ustadz I Love You

Penumpang Gratis

Hay hay... Kembali lagi di cerita Author Nurusysyifa...

Terima kasih untuk yang selalu mengikuti dan selamat saya sambut dengan senang bagi yang baru datang.

Selamat menikmati cerita yang mungkin kurang gimana gitu... Jangan lupa tinggalkan jejak nya, Like, komen juga rate terbaiknya.

Hargailah Author dengan memberikan dukungan terbaik kalian, oke reader's sayang...

Selamat membaca...

😘😘😘😘😘😘

...****************...

Malam semakin larut tapi gema sholawat masih terus menggema cukup keras di salah satu masjid di desa yang sangat jauh akan kota.

Ya, pengajian bulanan tengah berlangsung dengan pembicaranya adalah ustadz muda yang sangat tampan. Ceramahnya begitu di gemari para emak-emak juga para gadis yang begitu mengidolakannya.

Faisal Reza Saputra, atau biasa di panggil dengan ustadz Faisal. Usianya baru menginjak 25 tahun tapi dia sudah sangat berwibawa juga sangat pandai akan ilmu agama, jelaslah diakan seorang Ustadz.

Dia adalah keturunan dari seorang Kyai terkenal pendiri pesantren yang kini masih di pegang oleh ayahnya. Tapi kemungkinan besar dialah yang akan menjadi penerus selanjutnya.

"Wa'alaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh..! " seru para jemaah saat pengajian telah usai.

Senyum ramah keluar dari bibir Faisal sebelum dia turun dari mimbar. Keramahan itulah yang membuat semua orang begitu menyukainya, bahkan dia juga menjadi dambaan para gadis-gadis di sana.

Tak mau menunda waktu Faisal bergegas untuk pulang, ini sudah sangat malam perjalanan juga sangat jauh. Bahkan, kali ini tidak ada satupun teman yang menemaninya.

"Terima kasih atas kedatangannya, Ustadz. Tausiah Ustadz sungguh membuat hati kami semua merasa adem. Begitu ngena di hati," puji salah seorang laki-laki pada Faisal.

Faisal begitu senang dengan kegiatan rutin yang baik juga positif seperti ini. Dan alhamdulillah nya dia yang selalu menjadi pengisi tausiahnya.

"Sama-sama, Pak. Saya hanya bisa melakukan apa yang saya bisa dan yang saya tau," jawab Faisal dengan senyum ramah.

"Ini sudah sangat malam, saya permisi dulu, Pak. InsyaAllah kita bertemu lagi di bulan depan. Assalamu'alaikum...," tak lupa Faisal kembali menyalami bapak-bapak yang mengantarkannya sampai di mobil.

"Wa'alaikumsalam... Hati-hati, Ustadz. Sudah malam dan jalanan nya juga kurang baik, " ucap orang tadi mengingatkan.

"Terima kasih, Pak. Mari... " Faisal benar-benar masuk ke dalam mobilnya, perlahan mobil mulai berjalan dengan pelan meninggalkan tempat itu.

Semua orang juga kembali ke rumah mereka masing-masing setelah Faisal pergi.

Medan yang Faisal lalui memang sangat buruk, jalannya sudah rusak juga tidak dalam keadaan di aspal, melainkan hanya tatanan batu saja, itupun sudah rusak.

Faisal harus ekstra hati-hati, kalau tidak mobilnya bisa masuk ke selokan nantinya, mana jalannya sekarang jauh dari pemukiman lagi.

Gelap gulita tapi tak membuat semangat Faisal luntur begitu saja dalam berdakwah, sebisa mungkin dia mengajarkan ilmu yang dia dapat. Ilmu yang bermanfaat adalah yang di amalkan juga di ajarkan bukan? dan Faisal sedang berusaha untuk itu.

Hacihh... Hacihh...

Faisal di buat bingung dia juga sangat terkejut dengan suara orang bersin yang dia dengar barusan. Di dalam mobil itu tidak ada siapapun kecuali dirinya tapi bagaimana mungkin ada orang bersin, tidak mungkin ada makhluk tak kasat mata kan?

Tak ada rasa takut dalam diri Faisal, dia tetap menjalankan mobilnya. Sesekali dia mengamati kursi penumpang di belakang melalui kaca di depan atasnya tapi sementara ini tidak ada tanda-tanda penumpang lain.

Hacihh... Hacihh...

Suara itu kembali terdengar.

"Tidak ada orang? " Faisal semakin mengernyit.

"Astaghfirullah hal 'azim...!! " Faisal menginjak pedal rem dengan mendadak saat tiba-tiba dia lihat dari kaca ada kepala yang menyembul ke atas dari belakang bangku yang Faisal duduki.

Rambutnya panjang bahkan wajahnya tertutup dengan rambutnya sendiri.

Faisal menoleh untuk memastikan siapa yang ada di belakang, jika hilang berarti itu hanya jin saja namun jika tidak hilang berarti itu adalah manusia.

"Astaga, Tuan. Mobil tuan tidak pernah di bersihin ya! Bisa-bisanya mobil bagus begini tapi banyak debunya. Mana bau lagi! "

Faisal terperangah tak percaya ternyata ada seorang gadis yang menumpang di mobilnya tanpa dia tau. Gadis cantik berambut hitam, lebat juga panjang. Tapi baju yang dia kenakan? Astaghfirullah..., jaket tentara yang di robek di kedua sikunya. Juga celana jins yang di robek juga di bagian lututnya.

Topi hitam bergambar tengkorak langsung dia pakai untuk menutupi puncak kepalanya tapi rambutnya tetap di biarkan tergerai indah di punggungnya. Bukan hanya itu saja? tapi mulutnya juga terus berkecamuk sepertinya tengah mengunyah permen karet.

"Kenapa berhenti tuan, saya hanya mau numpang saja, mau tuan turunkan di manapun terserah asal jauh dari tempat ini," ucapnya.

Faisal masih terbengong mimpi apa dia semalam, mobilnya bisa mendapatkan penumpang seorang gadis yang seperti itu.

"Kenapa belum jalan juga, cepatlah jalan! kalau tidak aku akan tertangkap oleh bandit dari kampung yang memaksaku untuk menikah dengannya karena hutang bapak," ucapnya.

Faisal hanya menggeleng pelan, dia kembali melajukan mobilnya sesuai permintaan gadis yang entah siapa namanya.

Gadis itu terlihat menikmati pemandangan malam di sepanjang perjalanan. Tak ada obrolan dari mereka karena memang tidak saling kenal dan sepertinya memang tidak ada niat untuk berkenalan.

Semilir angin malam membuat gadis itu terbuai, angin yang masuk dari kaca yang sengaja dia buka. Dan Alhamdulillahnya Faisal tidak berkomentar apapun dan tetap fokus.

"Lalalala...," Dengan percaya dirinya gadis itu bersenandung ria, suaranya tidak jelas karena pengaruh permen karet yang belum juga dia buang.

Sesekali Faisal melirik melalui kaca spion, melihat gadis itu yang tetap asyik seperti seorang Nona yang duduk di belakang sang sopir pribadi.

Sebenarnya begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala Faisal, tetapi dia sangat sungkan. Lebih tepatnya dia malu karena tak terbiasa.

Meskipun sudah menjadi pria dewasa tetapi baru kali ini Faisal di hadapkan dengan seorang gadis.

"Tuan, apa masih lama sampai kota?" Akhirnya gadis itu mulai berbicara, memecah keheningan malam dalam perjalanan mereka.

"Lumayan, sekitar satu jam lagi baru sampai." Jawab Faisal dengan datar, tanpa menoleh juga tanpa melirik melalui kaca spion.

"Tuan sendiri? Apa nggak takut ada preman yang menghadang. Di sini banyak para begal yang berkeliaran untuk mencari mangsa. Apalagi melihat Tuan sendiri seperti ini dengan mobil mewah seperti ini." Gadis itu terus berbicara.

"Buat apa takut, takutku hanya kepada Allah. Bukan kepada ciptaan-Nya. Kita bisa berlindung kepada-Nya dari para ciptaan yang tak taat kepada-Nya." Begitu jelas dan tenang Faisal berbicara.

Benar-benar tak terdengar ada ketakutan sama sekali dari ucapan Faisal, benarkah tak ada ketakutan, ataukah dia hanya berusaha menyembunyikannya.

"Apa Tuan juga tidak takut sama hantu?" Tanyanya.

Kini Faisal bisa tersenyum. Dia menoleh sebentar melihat ekspresi wajah gadis itu yang ternyata membulatkan matanya karena penasaran.

"Bukankah hantu juga ciptaan-Nya?"

"Iya juga sih. Tetapi hantu kan nyeremin."

"Sebenarnya hantu itu tidak lebih menyeramkan daripada manusia. Banyak manusia yang kelakuannya lebih menyeramkan daripada hantu dan sejenisnya." Terang Faisal.

"Fixs.., anda benar. Saya sependapat dengan Anda. Tapi bukan berarti saya tertarik dengan anda," ucapnya dengan wajah yang condong ke depan. Memegangi sandaran kursi Tempat Faisal duduk.

Deg...

Hembusan nafas dari gadis itu begitu masuk ke jantung Faisal, seolah menyalurkan rasa yang belum pernah ada dan belum pernah di dapatkan sebelumnya.

Faisal menjadi gugup karena sang gadis tak mau menyingkir dari belakangnya. Dan hembusan nafas terus mengenai lehernya yang sebenarnya sudah terlilit dengan sorban. Tapi hangatnya dari nafas itu ternyata bisa masuk dan menyentuh kulit melalui celah-celah sorban!

"Tuan, saya sudah mengatakan kalau hanya numpang saja. Saya tidak akan di pungut biaya kan?" Tanyanya dan kini wajah malah semakin maju dan menoleh ke arah wajah Faisal. Jadi semakin gugup kan Faisal.

"Ti_tidak," Jawab nya dengan gugup, "maaf, saya sedang nyetir. Bisakah kamu mundur dan duduk dengan tenang?"

"Tentu bisa," Wajahnya berbinar, akhirnya dia tidak akan di pungut biaya untuk bisa saja sampai kota. Gratis-tis-tis...

...🌾🌾🌾🌾🌾🌾Bersambung.... ...

Terpopuler

Comments

Chen Aya

Chen Aya

mampir thor

2023-12-31

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2023-08-07

0

pacarnya Jaehyun❤

pacarnya Jaehyun❤

wow mas ustadz lirik-lirik awas loh matanya bintitan😂😂

2022-10-30

2

lihat semua
Episodes
1 Penumpang Gratis
2 Apa Yang Terjadi?
3 Makanan Favorit
4 Keluhan Ana
5 Bertemu Lagi
6 Lawan Baru
7 Kerasnya Hidup Di Alam Bebas
8 Luar Biasa
9 Kegiatan Rutin
10 Dia Siapa?
11 Tak Ikhlas
12 Syarat Mudah
13 Antusiasnya Salwa
14 Di Taman
15 Mereka Siapa?
16 Menolong Keluarga Faisal
17 Semua Selamat
18 Bukan Sembarang Obat
19 Kedatangan Badai Cinta
20 Grogi
21 Makan Bersama
22 Larangan Bimo
23 Keinginan Oma
24 Peringatan Bimo
25 Bibir Monyet
26 Menyampaikan Undangan
27 Tidak Mungkin Bisa
28 Sebuah Pesan
29 Penampilan Lain
30 Introspeksi Diri
31 Pasrah
32 Semua Karena Takdir
33 Haruskah Secepat Ini?
34 Hal Baru
35 Merasa Tak Pantas
36 Dua Kalimat Syahadat
37 Butuh Waktu
38 Kabur Bersama
39 Berhasil Lepas
40 Serba Salah
41 Tempat Tinggal Baru
42 Kewajiban Berjilbab
43 Terima
44 Satu Beban
45 Keberanian Tasya
46 Membantu yang lemah
47 Harus di lakukan
48 Kebenaran Ayah Tasya
49 Syarat Sudiro
50 Kekecewaan Tasya
51 Berubahnya Status
52 Ternyata Salah
53 Kembali Pulang
54 Merasa Tidak Nyaman
55 Berbagi Apapun
56 Bukan Paksaan
57 Kebingungan Bimo CS
58 Belanja
59 Jaring Laba-laba
60 Hanya Pura-pura
61 Pergi Diam-diam
62 Tasya di mana?
63 Mencari Tasya
64 Menghindar
65 Lagi?
66 Tekat Belajar
67 Cewek Agresif
68 Sayang?
69 Nikahin Adek, Bang
70 Pergi Ke Panti
71 Mengagumi Diri Sendiri
72 Apakah Sakit?
73 Kenakalan Di Pagi Hari
74 Rencana Dari Rayyan
75 Subhanallah
76 Persiapan
77 Acara Resepsi
78 Bingung Mencari Tasya
79 Berangkat ke Puncak
80 Godaan Faisal
81 Baju Dinas
82 Hak dan Kewajiban Tertunai
83 Tanggung Jawab
84 Membiasakan Diri
85 Kebersamaan
86 Berita Untuk Bimo
87 Gara-gara Permen karet
88 Hukuman apa yang pantas
89 Bukan Pria Genit
90 Jagalah Ucapan mu
91 Sunrise Yang Indah
92 Bercerita dengan Ilham
93 I love you, Mas Ustadz
94 Tercerai Berainya Persahabatan
95 Segeralah pergi
96 Ketahuan
97 Semoga Hal positif
98 Menyesal
99 Bercerita Dengan Oma
100 Bimo Semakin menjadi
101 Belajar menjadi yang terbaik
102 Hanya sakit biasa
103 Hanya Teman Biasa
104 Usaha melindungi Tasya
105 Pergi ke panti
106 Di hadang dua mobil
107 Patuh
108 Tertangkap
109 Harus bisa menyelamatkan
110 Usaha penyelamatan
111 Menyadarkan Bimo
112 Hasutan Tasya
113 Usaha Kabur
114 Misi menegangkan
115 Berusaha kabur 1
116 Berusaha kabur 2
117 Akhirnya selamat
118 Balasan yang pantas
119 Mentraktir teman-teman
120 Jalan bersama
121 Tanggung jawab di depan mata
122 Karena Gengsi
123 Alhamdulillah
124 Lakukan yang penting
125 Berita membahagiakan
126 Membantu persiapan
127 Keanehan
128 Perubahan ya aneh
129 Pelan-pelan saja
130 Gangguan saat makan malam
131 Merasa lucu
132 Malu-malu tapi mau
133 Semakin Aneh
134 Kepedulian Tasya
135 Oma pun khawatir
136 Percayalah
137 Karena terharu
138 Karena Faisal
139 Permintaan maaf Bimo
140 Akhirnya
141 Kebahagiaan berlipat
142 Merajuk
143 Takdir terindah
144 Lebih baik jujur
145 Gangguan
146 Kecelakaan
147 Kesedihan Tasya
148 Di sabotase
149 Alhamdulillah, sadar
150 Ingin pulang
151 Kedatangan Alex
152 Posisi terbalik
153 Kenyamanan
154 Pulang
155 Anak Kita
156 Kenikmatan yang besar
157 Keinginan Tasya
158 Hanya permen karet
159 Kehebohan
160 Panik
161 I Love You Mas Ustadz (End)
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Penumpang Gratis
2
Apa Yang Terjadi?
3
Makanan Favorit
4
Keluhan Ana
5
Bertemu Lagi
6
Lawan Baru
7
Kerasnya Hidup Di Alam Bebas
8
Luar Biasa
9
Kegiatan Rutin
10
Dia Siapa?
11
Tak Ikhlas
12
Syarat Mudah
13
Antusiasnya Salwa
14
Di Taman
15
Mereka Siapa?
16
Menolong Keluarga Faisal
17
Semua Selamat
18
Bukan Sembarang Obat
19
Kedatangan Badai Cinta
20
Grogi
21
Makan Bersama
22
Larangan Bimo
23
Keinginan Oma
24
Peringatan Bimo
25
Bibir Monyet
26
Menyampaikan Undangan
27
Tidak Mungkin Bisa
28
Sebuah Pesan
29
Penampilan Lain
30
Introspeksi Diri
31
Pasrah
32
Semua Karena Takdir
33
Haruskah Secepat Ini?
34
Hal Baru
35
Merasa Tak Pantas
36
Dua Kalimat Syahadat
37
Butuh Waktu
38
Kabur Bersama
39
Berhasil Lepas
40
Serba Salah
41
Tempat Tinggal Baru
42
Kewajiban Berjilbab
43
Terima
44
Satu Beban
45
Keberanian Tasya
46
Membantu yang lemah
47
Harus di lakukan
48
Kebenaran Ayah Tasya
49
Syarat Sudiro
50
Kekecewaan Tasya
51
Berubahnya Status
52
Ternyata Salah
53
Kembali Pulang
54
Merasa Tidak Nyaman
55
Berbagi Apapun
56
Bukan Paksaan
57
Kebingungan Bimo CS
58
Belanja
59
Jaring Laba-laba
60
Hanya Pura-pura
61
Pergi Diam-diam
62
Tasya di mana?
63
Mencari Tasya
64
Menghindar
65
Lagi?
66
Tekat Belajar
67
Cewek Agresif
68
Sayang?
69
Nikahin Adek, Bang
70
Pergi Ke Panti
71
Mengagumi Diri Sendiri
72
Apakah Sakit?
73
Kenakalan Di Pagi Hari
74
Rencana Dari Rayyan
75
Subhanallah
76
Persiapan
77
Acara Resepsi
78
Bingung Mencari Tasya
79
Berangkat ke Puncak
80
Godaan Faisal
81
Baju Dinas
82
Hak dan Kewajiban Tertunai
83
Tanggung Jawab
84
Membiasakan Diri
85
Kebersamaan
86
Berita Untuk Bimo
87
Gara-gara Permen karet
88
Hukuman apa yang pantas
89
Bukan Pria Genit
90
Jagalah Ucapan mu
91
Sunrise Yang Indah
92
Bercerita dengan Ilham
93
I love you, Mas Ustadz
94
Tercerai Berainya Persahabatan
95
Segeralah pergi
96
Ketahuan
97
Semoga Hal positif
98
Menyesal
99
Bercerita Dengan Oma
100
Bimo Semakin menjadi
101
Belajar menjadi yang terbaik
102
Hanya sakit biasa
103
Hanya Teman Biasa
104
Usaha melindungi Tasya
105
Pergi ke panti
106
Di hadang dua mobil
107
Patuh
108
Tertangkap
109
Harus bisa menyelamatkan
110
Usaha penyelamatan
111
Menyadarkan Bimo
112
Hasutan Tasya
113
Usaha Kabur
114
Misi menegangkan
115
Berusaha kabur 1
116
Berusaha kabur 2
117
Akhirnya selamat
118
Balasan yang pantas
119
Mentraktir teman-teman
120
Jalan bersama
121
Tanggung jawab di depan mata
122
Karena Gengsi
123
Alhamdulillah
124
Lakukan yang penting
125
Berita membahagiakan
126
Membantu persiapan
127
Keanehan
128
Perubahan ya aneh
129
Pelan-pelan saja
130
Gangguan saat makan malam
131
Merasa lucu
132
Malu-malu tapi mau
133
Semakin Aneh
134
Kepedulian Tasya
135
Oma pun khawatir
136
Percayalah
137
Karena terharu
138
Karena Faisal
139
Permintaan maaf Bimo
140
Akhirnya
141
Kebahagiaan berlipat
142
Merajuk
143
Takdir terindah
144
Lebih baik jujur
145
Gangguan
146
Kecelakaan
147
Kesedihan Tasya
148
Di sabotase
149
Alhamdulillah, sadar
150
Ingin pulang
151
Kedatangan Alex
152
Posisi terbalik
153
Kenyamanan
154
Pulang
155
Anak Kita
156
Kenikmatan yang besar
157
Keinginan Tasya
158
Hanya permen karet
159
Kehebohan
160
Panik
161
I Love You Mas Ustadz (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!