...🌾🌾🌾🌾🌾🌾...
"Stop! Sudah, turun sini saja, Tuan!" Begitu sumringah Anastasya kala melihat gemerlap indah di tengah-tengah kegelapan malam kala mobil Faisal sampai di depan sebuah pasar malam.
Matanya langsung terpaku, baru kali ini dia bisa melihat malam yang begitu indah dengan keramaian seperti ini. Di desanya mana ada acara-acara seperti ini.
Wahana-wahana permainan yang begitu banyak juga para pedagang terus berseru, berebut pengunjung untuk naik ke wahana berbayar itu atau mungkin untuk singgah di lapak mereka untuk membeli dagangan mereka.
Seruan Ana jelas membuat Faisal menghentikan mobilnya dengan mendadak dan itu membuat kening Ana terbentur kepala belakang milik Faisal karena Ana sudah berdiri.
Dugh...
"Aw! Tuan ini gimana sih, berhenti kok nggak bilang-bilang!" Dan Faisal lah yang di salahkan, jelas-jelas Ana yang meminta berhenti dengan tiba-tiba tapi setelah Faisal berhenti dengan tiba-tiba juga dia ngomel. Siapa yang salah coba.
Kemungkinan keduanya yang salah sih. Karena Ana minta berhenti dengan tiba-tiba begitu juga dengan Faisal yang juga berhenti dengan tiba-tiba.
"Payah!" Imbuhnya lagi dan itu di tujukan pada Faisal.
Harus bagaimana Faisal sekarang, haruskah dia marah juga atau ngedumel juga sama seperti yang Ana lakukan? Tapi sepertinya tidak! Faisal tidak begitu dia begitu kalem jadi tidak mungkin akan berbuat seperti itu.
"Beneran turun di sini?" Tanya Faisal. Seharusnya dia tidak bertanya kan karena Ana mau turun dimana saja bukan masalahnya. Faisal juga tidak mengenalnya bahkan saat ini dia juga belum tau siapa namanya.
Faisal hanya berpikir saja, Ana datang dari desa dan sepertinya dia tidak punya arah tujuan dia juga seorang gadis bagaimana kalau sampai ada laki-laki nakal yang mengerjainya. Apalagi dunia ini sangat keras kan? Banyak orang nakal dimana-mana.
"Iya, emang kenapa? Emang tuan berharap saya akan ikut tuan?" Jawabnya dengan nada yang begitu tak enak di dengar.
Itulah cara Ana, dia gadis bar-bar yang tak ada lembut-lembutnya bahkan dia bicara juga asal ceplos saja. Tak sempat untuk di pikir lebih dulu.
"Ti_tidak," Faisal merasa gugup. Bagaimana bisa pertanyaan di salah artikan oleh gadis ini.
"Terima kasih ya, Tuan. Saya tidak punya apa-apa untuk membayar tapi saya hanya punya ini," Dua bungkus permen karet Ana keluarkan dari saku jaketnya.
"Ini saja, buat nyicil ongkos. Semoga saja kelak bisa bertemu lagi dan saya punya uang. Pasti akan saya bayar sisanya," Katanya dengan tangan menyodorkan dua permen karet untuk Faisal.
"Hem?" Kening Faisal mengernyit bagaimana bisa dia di bayar dengan permen karet begini. Dua lagi. Bahkan seberapapun permen karet Faisal bisa beli.
"Tidak usah, saya ikhlas," Tentu Faisal sangat ikhlas membantu Ana. Bukan hanya Ana siapapun akan dia bantu dengan sangat ikhlas.
"Ih, Tuan kelamaan. Nih!" Ana berdiri di belakang Faisal menarik tangan Faisal dan menaruh permen karet itu di atas telapak tangannya.
Faisal terkesiap tapi dia tidak sempat untuk menolak dan menjauhkan tangannya dari tangan Ana karena gadis itu begitu cepat pergerakannya.
"Terima kasih ya, Tuan. Selamat malam semoga harimu selalu menyenangkan!" Teriak Ana yang sudah keluar dari mobil dan sudah mulai berjalan menjauh dari mobil Faisal.
Faisal terpaku antara memandangi Ana yang sudah begitu jauh dan berpindah ke telapak tangannya yang terdapat dua permen karet darinya.
Mungkin jika Faisal orangnya angkuh dia akan merasa terhina dengan perlakuan Ana. Tapi tidak! dia tidak seperti itu.
Di bolak-balik permen karet yang ada di tangannya tetap saja tidak akan berubah menjadi cokelat kan?
Mau di apakan nih permen karet, Faisal belum pernah makan bahkan mencicipi yang namanya permen karet. Bahkan permen saja dari dulu dia tidak pernah karena mamanya selalu bilang tidak baik untuk gigi juga kesehatan. Tapi bukan berarti Faisal seorang anak mama ya.
Faisal sangat dewasa, dia juga begitu mandiri tidak apapun tergantung pada kedua orang tuanya.
Seulas senyum terlihat di sudut bibir Faisal antara geli juga entah perasaan apa. Belum pernah dia bertemu dengan gadis yang seperti ini. Jelas, kehidupannya selalu di pesantren yang dia lihat hanya para gadis berpakaian syar'i juga begitu lemah lembut dengan wajah yang suka malu-malu.
"Astaghfirullah hal azim. Apa yang aku pikirkan," Tersadar Faisal langsung menggeleng. Dia simpan permen karet di dalam dasbor mobil dan kembali dia menjalankannya untuk segera pulang.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Malam sudah sangat larut tapi pesantren masih begitu ramai akan para santri yang belum tidur. Terlihat masih begitu lalu lalang mereka, tak banyak tapi masih ada.
Mobil Faisal berhenti dan satu orang langsung menyapanya.
"Baru pulang, Bang?" Seorang pria yang seumuran dengan nya datang menghampiri. Biasanya dia akan selalu menemani Faisal kemanapun dia pergi tapi kali ini tidak! Dia sedang ada acara lain.
"Iya," Jawab Faisal seraya turun dari mobilnya.
Dia adalah Hasan. Teman Faisal sekaligus adik ipar dari abangnya sendiri.
"Bagaimana acaranya, lancar?" Hasan mengikuti langkah Faisal, sesekali dia berhenti saat Faisal juga berhenti.
"Alhamdulillah, seperti biasa," Faisal kembali melangkah dan Hasan ikut melangkah juga.
"Oh ya! Tadi abah bilang besok kamu harus membeli beberapa kitab. Tapi sepertinya aku tidak bisa menemani mu lagi. Begitu banyak kerjaan ku dari Abah," Kata Hasan memberitahu.
"Baiklah, besok aku bisa sendiri untuk membeli kitabnya. Apa sudah kamu tulis kitab apa saja?"
"Belum, kata abah besok kalau kamu mau berangkat suruh menemui abah dulu," Terang Hasan.
Faisal mengangguk mengerti. Kini langkahnya semakin cepat. Dia sangat lelah karena perjalanan yang lumayan jauh dengan medan yang juga tidak bagus.
"Ya sudah, aku mau kembali ke kamar. Kamu bisa langsung istirahat, kamu pasti sangat lelah," Pamit Hasan.
"Hem," Faisal kembali mengangguk menoleh sebentar ke arah Hasan pergi kemudian fokus dengan arah jalannya sendiri menuju kamar.
Begitu lelah Faisal setelah sampai di kamar dia langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan kaus oblong juga melilitkan sarung saja. Setelahnya dia langsung merebahkan tubuhnya di kasurnya yang tak begitu besar.
Kedua tangan di gunakan untuk menjadi bantal untuk kepalanya, menatap langit-langit dan masih juga tak bisa tidur.
Tiba-tiba saja dia mengingat akan gadis bar-bar yang tadi numpang di mobilnya. Bibirnya kembali mengulas senyum itupun tanpa sadar.
"Astaghfirullah hal azim, apa yang aku pikirkan," Kembali wajahnya menggeleng untuk membuyarkan angan yang tiba-tiba nongol begitu saja di pikirannya.
Tak habis pikir si Faisal pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dia malah memikirkan gadis itu dan tidak cepat-cepat tidur padahal dia sangat lelah.
"Tidur Faisal. Ini sudah malam," Ocehnya merutuki dirinya sendiri.
Faisal beralih miring, memeluk guling yang biasa menjadi teman malamnya. Beberapa doa dia ucapkan dan perlahan dia menutup mata untuk menjemput mimpinya.
Semoga mimpinya selalu indah begitu juga dengan apa yang akan terjadi di esok hari, amin.
...🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾...
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
tsuraya kenko
faizal adlh kakak ipar dr abangnya sendiri???
2024-03-10
0
Nona Rania ™©🍼🍼
Jadi cewek yang numpang naik mobil Faisal namanya Ana
Ciyee Faisal langsung menyukai Ana tapi sayang Faisal tidak tanya kan nama cewek tersebut
2022-11-08
2
Nona Rania ™©🍼🍼
Masih niymak dulu okehhh
Nama cewek yang numpang di mobil Faisal siapa??kok Faisal kaga tanya nama dan asal itu cewek hem Faisal malu bertanya ya wkwkk
Dihhh tu cewek cuma numpang pasti tidak ada bayaran loh
2022-11-08
2