Tania yang terlihat menitikkan air mata berulang kali dia memeluk ibunya diatas panggung, menggenggam kedua tangan sang ibu, dan Tania pun berkata dengan penuh cinta.
"Ibu... Semua ini kembali Tania berikan untuk ibu,mungkin saat ini hanya ini yang bisa Tania berikan,Tania belum bisa memberikan kebahagian dan materi untuk ibu" terlihat Tania pun terisak .
Begitu juga dengan ibu tak ada kata yang dia ucapkan hanya menitikkan air mata mendengar penuturan putrinya.
"Ibu Tania janji didepan banyak orang, Tania akan terus membahagiakan ibu, terimakasih ibu perjuangan mu untuk membahagiakan Ku ,belum Tania balas ibu."
Tania kembali memeluk ibunya dengan Derai air mata, dan ibu mana yang tak menitikkan air mata.
Keduanya pun berpelukan erat, bahkan Suasana diruanga perpisahan menjadi penuh haru, banyak para orang tua lain yang terlihat menyeka air matanya.
Namun tak jauh dari tempat Tania, seseorang masih saja fokus pada dirinya, namun Tania belum menyadari itu.
Tania dan ibu nya pun turun dari panggung, diiringi tepuk tangan tamu undangan yang hadir disana.
Dan rangkaian acara pun berjalan dengan lancar, Tania mengajak ibu nya untuk duduk dan mencicipi makanan yang disediakan disana.
Namun pada saat mereka sedang makan, terlihat seorang siswa yang juga merupakan teman Tania namun berbeda kelas mendekati mereka.
Siswa itu adalah Antoni, dia pun minta izin untuk duduk disamping ibu Tania. Antoni pun memperkenalkan dirinya sambil mencium tangan ibu nya Tania.
Terlihat Tania hanya dia, dan sedikit tegang.
"Ibu, saya Antoni teman Tania"ucap pria yang sering disapa Anton itu.
Ibu pun menyambut tangan Anton sambil
tersenyum, namun lain hal nya dengan Tania, dia sedang merasa ada aura-aura tidak enak dengan kedatangan Anton.
"Bu, saya ingin bicara dengan ibu." Ucap Anton lagi.
"Iya ada apa nak?"
"Bu, tolong izin kan saya untuk melamar Tania, memang saat ini saya tidak punya apa-apa, tapi saya sudah lulus sekolah, saya akan sukses untuk membahagiakan Tania."
Ibu terlihat sedikit tercengang, dia bingung dengan apa yang dikatakan Antoni, dia bahkan tak pernah mengenal siswa didepannya yang mengaku teman Tania.
Namun tiba-tiba ingin melamar putri kesayangan nya, si ibu pun mengalihkan pandangan ke arah Tania, yang juga terlihat begitu terkejut.
Tania nampak memberikan isyarat pada ibu nya kalau di pun tak tau apa-apa.
Memang Anton pernah jatuh hati pada Tania namun pada saat itu Tania menolak nya dengan halus karena Tania ingin fokus sekolah.
Ibu yang melihat putrinya pun tau, apa yang harus dia katakan pada Anton, namun tak ingin menyakiti hatinya.
"Nak Anton, bukan ibu tak mengizinkan, tapi kalian berdua baru lulus sekolah, masih panjang perjalan yang harus kalian lewati"
Terdengar suara tua itu begitu lembut saat bicara pada Anton, bahkan dengan tersenyum.
"Tapi Bu, saya janji akan bahagiakan Tania, saya juga tak ingin menikahi Tania sekarang, saya hanya ingin mengikat Tania saja."
"Maafkan ibu nak, masa depan Tania bukan ibu yang akan menentukannya ibu sudah serahkan semua pada Tania, apalagi tania masih ingin mengejar cita-cita nya."
"Bu, saya juga tidak akan menghalangi Tania , tapi saya hanya ingin mengikat Tania agar jika saya telah sukses Tania masih menunggu saya."
Entah kenapa kata-kata terakhir Anton itu Tania rasakan begitu egois, padahal Anton tau kalau dirinya tak pernah mencintai Anton.
"Nak Anton, jodoh itu sudah di atur yang kuasa, jika memang Tania jodoh kamu, kemana pun kamu pergi kamu dan Tania akan tetap bersama, percaya pada ibu."
Ucapan ibu mencoba meyakinkan Anton, ibu juga tidak ingin hal ini mengganggu pikiran putrinya, ibu pun beralih menatap putrinya.
Tania pun akhirnya buka suara, Tania yang tadinya hanya diam, menjadi pendengar.
Namun Tania pun bicara dengan lembut, Tania juga tak ingin menyakiti hati Anton, karena dia pun tau kalau Anton adalah lelaki yang baik, namun Tania sama sekali belum terpikir untuk menikah.
Saat ini untuk Tania yang terpenting adalah mengejar cita-cita nya dan membahagiakan ibu nya.
"Anton, maaf kan Tania ya, Tania belum berpikir untuk menikah, apalagi kita baru lulus sekolah, masih banyak hal yang ingin Tania lakukan."
"Tapi Tan, aku juga tidak ingin kita menikah saat ini, aku hanya ingin kamu menerima ku saja "
"Sekali lagi maaf kan Tania, apa yang ibu bilang itu benar, kalau kamu adalah jodoh ku kita pasti akan dipertemukan kembali nanti."
Tania bisa melihat saat itu ekspresi Anton yang kecewa, namun Tania pun tak ingin membohongi dirinya dengan menerima Anton, namun di tak pernah mencintai nya.
Dan dari meja disebelah mereka sedang ada seseorang yang terlihat marah, bahkan mungkin saat itu dia sedang menguping pembicaraan Tania dan juga Anton.
Dia adalah pria yang sejak acara dimulai terus menatap ke arah Tania, dan juga dia adalah pria yang sama, yang selam seminggu ini terus mendatangi supermarket tempat Tania bekerja dengan alasan belanja, dan memberikan nya tips yang besar.
Namun saat itu Tania belum menyadari kehadiran pria tua itu di dekat nya, dan ternyata pria itu juga merupakan keluarga dari salah satu siswa yang juga satu kelas dengan Tania.
Tania yang sejak tadi duduk bersama ibunya setelah Anton pergi dari sana pun , minta izin beranjak untuk mencari Tia dan Caca.
Tania pun mulai celingak-celinguk mencari kedua sahabatnya, ditengah keramaian, mereka terpisah karena semua sibuk dengan keluarga masing-masing.
Dan karena tak mendapati keduanya, Tania pun berbalik arah untuk kembali ke ibunya, dan betapa terkejutnya Tania, saat itu Tampa sengaja melihat ke arah pria tua yang sejak tadi memperhatikannya.
Tania sedikit bergidik ngeri, melihat tatapan pria itu yang seakan sedang marah, pria tua yang mungkin jauh lebih tua dari ibu nya.
Namun akhir-akhir ini seakan terus dipertemukan dengan dirinya, dan tentu saja Tania bertanya-tanya dalam hati kenapa pria itu berada disana juga , apa dia sedang mengikuti dirinya.
Namun Tania yang masih mematung ditempatnya pun menepis pikiran tersebut, untuk apa pria itu mengikutinya, dia bukanlah siapa-siapa.
Tapi kalau tidak kenapa dia berada disana, apa dia merupakan wali dari salah satu siswa disekolah itu juga, tapi tidak mungkin karena selama tiga tahun ini Tania belum pernah melihat pria tua itu, dalam berbagai acara sekolah.
Begitulah pikiran Tania saling berdebat saat itu, namun Tania masih belum menemukan jawabannya. dia hanya mematung sendiri dengan tatapan kosong.
Dan akhirnya Tania dikejutkan oleh kehadiran teman sekelas nya Danil, yang memanggil Tania yang sedang terlihat melamun disana .
"Tan, kamu kenapa kok bengong sendiri?"
Tania pun terlihat kaget, setelah Danil menepuk bahunya saat itu.
"Enggak ada apa-apa kok Danil."
"Jadi kenapa bengong disini, ibu kamu mana?"
"Ada Tu."
Tania pun menunjuk meja yang berada dibelakang pria tua yang tadi menatap nya, bahkan Tania bisa melihat kalau dia masih menatap dirinya ,dengan tatapan yang begitu serius, sehingga membuat bulu kuduk nya berdiri, seperti melihat
hantu saja, begitu pikir Tania.
"Jadi kamu sedang cari siapa Tan?"
"Tia , sama Caca ."
"Hmmmm, aku juga gak lihat Tan."
"Ya udah gak apa-apa Dan, aku ketempat ibu dulu ya! "
"Oke."
Tania pun pergi melewati meja yang ditempati pria tua tersebut, dia berjalan cepat bahkan seperti setengah berlari menuju meja ibu nya, entah apa yang membuat nya takut dengan pria tersebut.
Dan Danil pun menuju meja yang ditempati oleh pria yang sedari tadi menatap Tania itu.
"Siapa dia?"
Suara pria itu mengalihkan pandangan Danil yang saat itu baru ingin duduk.
Siapa sebenar nya pria tua itu? Dan apa hubungan nya dengan Danil?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments