Malam itu Tania pun berusaha untuk tidur setelah berada dikamar nya, di sedang kepikiran dengan semua yang dirasakannya.
Sampai-sampai Tania pun tak ingat kapan dia tertidur karena terlalu banyak yang dipikirkan nya malam itu
Setelah jam 05.00 pagi Tania pun bangun, seperti biasa membantu ibu membuat kue, untuk berjualan.
Setelah selesai Tania pun mandi dan bersiap-siap bekerja. Pagi itu tania berjalan begitu cepat, dia khawatir kalau akan ada yang mengikutinya, dan menangkapnya.
Saat itu dia sangat takut karena berpikir kalau ada yang mengikutinya dan menjualnya, begitu lah yang ada dipikiran Tania.
Tania memang gadis yang berparas sangat cantik, kulit nya yang putih dan memiliki hidung mancung, tentu saja tak sedikit yang ingin menjadikannya kekasih.
Namun Tania bukanlah perempuan yang sibuk mengejar cinta, seharusnya di usianya saat ini memang waktunya gadis-gadis mengenal kata suka dan cinta.
Akan tetapi berbeda dengan Tania, untuknya itu bukan hal yang penting, dia hanya ingin belajar dan membahagiakan ibu nya.
Alhasil, banyak teman-teman lelaki sekolah nya yang patah hati, namun Tania tak ingin ambil pusing untuk itu.
Karena yang dia pikirkan adalah bagaimana menjadi sukses dan bisa membawa ibu nya hidup bahagia.
Tania tak ingin lagi ibunya capek mencari uang untuk nya, namun untuk bisa seperti itu masih sangat jauh menurut Tania.
Dia masih harus berjuang ,untuk meraih cita-cita nya, baru bisa membahagiakan ibunya.
Pagi itu setelah sampai di supermarket Tania langsung berganti pakaian dan menuju kasir.
Disana masih sepi Baru ada dirinya dan pemilik supermarket, maklum masih sangat pagi, jam baru menunjukkan pukul 06.30 pagi.
Tania yang berpapasan dengan pemilik toko pun menyapa nya dengan ramah.
"Selamat pagi pak?" Sapa Tania.
"Pagi Tania, kamu kenapa cepat sekali datang, bapak baru ingin buka toko." Jawab sibapak.
"Tidak apa-apa pak, Tania kan jadinya bisa bantu bapak buka toko, apalgi dagangan ibu juga sudah siap." Jawab nya.
Dan sibapak hanya tersenyum, dia sudah tau bagaimana kehidupan Tania, makanya dia menerima Tania bekerja paruh waktu disana.
Apalagi tania juga merupakan karyawan yang sangat rajin dan tak pernah mengeluh dalam bekerja.
Akhirnya pagi itu Tania ikut membantu buka toko, dan terlihat para pembeli mulai berdatangan.
Tania dengan sigap mulai melayani pelanggan, dengan ramah dan sopan.
Tak lupa selalu memperlihatkan senyum nya.
Tak berapa lama Tania disana, dia pun sedikit kaget melihat pembeli dihadapannya, padahal tak ada yang aneh, hanya saja Tania kaget karena yang datang adalah sibapak Yang kemarin memberikannya tips.
Namun Tania cepat-cepat, merubah mimik wajah nya yang tadi sempat seperti terkejut, memang seharusnya dia tidak terkejut dengan hal itu.
Karena wajar saja kalau orang yang sama datang untuk berbelanja, namanya supermarket ya tempat belanja kan?
Sebetulnya bukan Masalah belanjanya yang menjadi permasalahan Tania, tapi pria didepannya yang terus menerus menatap dirinya, membuat nya takut saja.
Tania pun mulai menghitung belanjaan milik pria tersebut, dan menyebutkan jumlah yang harus dia bayar.
Dan kali ini lebih mengejutkan lagi, lelaki itu memberikannya tips lagi, dan bukannya dari uang kembalian, tapi selembar uang seratus ribu yang ia berikan.
Tania pun menolak, dia tak ingin menerima uang tersebut, namun sibapak pun meninggal kan uang nya dan pergi begitu saja.
Saat itu tania ingin mengembalikan dengan mengejar sibapak, namun banyak pembeli yang sudah ngantri dan meminta nya menghitung belanjaan mereka.
Tania pun segera menepis pikirannya tentang siapa pria tua itu, dia pun kembali melayani pembeli dimeja kasir. Dan menyimpan uang tersebut kedalam kantong nya.
Akhirnya jam makan siang pun tiba, Tania yang saat itu sedang makan siang bersama dua rekan nya pun nampak melamun.
"Tania!" Panggil salah satu temanya.
Tentu saja suara panggilan itu membuat terkejut dirinya, namun tania langsung melanjutkan makannya, dia tak ingin kedua temannya bertanya tentang apa yang sedang dia pikirkan.
Setelah makan siang Tania kembali bekerja, dan seperti hari kemarin dia berjalan pulang kerumah nya dengan perasaan was-was.
Entah kenapa sejak kemarin dia menjadi parno, kalau ada yang sedang mengikutinya.
Dan benar saja setiba didepan rumah dan tak lama mobil hitam yang kemarin pun dilihat nya lagi parkir didepan pagar rumah nya.
Tania pun masuk kedalam rumah nya dengan terburu-buru, tak ingin melihat lagi mobil tersebut.
Hari-hari berikutnya pun Tania terus dibebankan dengan berbagi pertanyaan,tentang pria tua yang selalu berbelanja disana selama seminggu dan terus menerus meninggalkan tips untuk nya walaupun sudah ditolak nya.
Tania sendiri seakan kebingungan, siapa pria itu dan Kenapa dia seakan sengaja terus membayar dimeja kasir yang ada dirinya disana.
Bahkan Tania sempat bertukar meja dengan teman nya yang lain, namun pria tersebut tetap berpindah kemeja kasir yang dilayani oleh nya.
Sampai-sampai Tania berpikir kalau pria tua itu adalah lelaki yang ganjen, sesampai dirumah Tania pun menarik nafas lega, entah kenapa, biasanya dia bekerja dengan penuh semangat.
Namun kali ini dia bekerja seakan ada beban yang menghimpitnya, namun dia tak ingin hanya Karena hal itu dia berhenti bekerja.
Tania masih sangat membutuhkan pekerjaan itu untuk membantu biaya masuk kuliah nya nanti.
Malam itu Tania terlihat bernafas lega, karena besok dia tak akan datang dulu ke supermarket, Karena akan ada perpisahan siswa kelas XII.
Pagi itu tania pun sudah bangun dan membantu ibu memasak, hari ini ibu tidak akan berjualan kue karena akan ikut ke sekolahnya Tania.
Tania dan ibu pun bersiap-siap setelah sarapan, Tania mengenakan baju terbaik yang iya punya begitu juga dengan ibu.
Walupun begitu Tania tak pernah malu dengan kekurangan materi , dia tetap semangat, dan tetap menghormati dan menyayangi ibu nya.
Pagi itu Tania dan ibu tidak berjalan kaki, Tania tak ingin ibunya kecapean, Tania dan ibu menggunakan ojek untuk sampai disekolah.
Setelah ojek yang ditumpangi Tania berhenti di gerbang sekolah Tania pun berjalan masuk sambil menggandeng ibunya.
Tania adalah siswi terbaik disekolah nya dengan paras yang sangat cantik, hanya saja materi yang tidak Tania punya.
Setelah semua berkumpul di tempat dimana acaranya akan diadakan, acara pun dimulai, berbagai rangkain acara pun ditampilkan , dan sampai lah pada acara puncak nya hari itu.
Pengumuman siswa dan siswi terbaik dan juga penyerahan siswa dan siswi kembali kepada kedua orang tuanya.
Dan saat itu terdengar nama Tania dipanggil sebagai siswi terbaik, peraih juara umum disekolah nya bahkan selam tiga tahun dia menimba ilmu disekolah tersebut.
Tania memeluk ibunya dengan erat, itu bukti bahwa dia sedang berusaha membahagiakan ibunya, perlahan tapi pasti.
Terlihat pipi ibu basah, bukan karena kesedihan, tapi karena bahagia, tiga tahun dia datang untuk mengambil hasil ujian putrinya, dan selama tiga tahun itu pula Tania tak pernah mengecewakan
dirinya.
Tania pun terlihat berjalan menaiki panggung yang sudah dihias dengan begitu indah, Tania yang terus menggandeng tangan ibunya.
Seorang gadis cantik, Tania Renata sedang ditatap oleh ratusan orang yang sedang berada di ruangan tersebut.
Namun bukan hal yang baru untuk tania, karena sudah berulang kali dia berada disana, namun mungkin bedanya kali ini adalah hari terkahir dirinya berada disekolah SMA.
Tania pun menerima sebuah penghargaan, bersama ibunya, akan tetapi Tampa Tania sadari tak jauh dari dirinya berdiri terlihat seseorang yang sedang menatap nya tak berkedip ,siapa sebenarnya lelaki itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments