Malam itu setelah perbincangan antara Tania dan ibunya, akhirnya Tania pun tak ingin lagi membahas rencana nya untuk bekerja saja.
Tania tak ingin mengecewakan ibu nya, mungkin saat ini yang harus ia lakukan adalah bagaimana caranya menolong ibunya untuk mendapat kan Uang untuk biaya kuliah.
Hari ini Tania pun berencana untuk kerja pagi karena dia sedang libur sekolah, sampai menunggu acara perpisahan sekolah nya.
Tania keluar dari kamar dengan membawa tas sandang nya yang sudah ketinggalan jaman itu.
Dia berjalan ke teras depan ketempat ibunya yang sedang berjualan kue.
"Ibu"panggil Tania.
"Iya nak, kamu mau kemana"tanya ibu.
"Tania mau ke supermarket Bu, kan Tania sedang libur sekolah." Jawab Tania.
"Tapi nak, apa tidak istirahat saja dirumah."
"Enggak apa-apa Bu, Tania kan bisa bantu ibu, dari pada dirumah." Jawab Tania.
Tania pun berlalu pergi setelah mencium tangan dan pipi ibunya.
Seperti biasanya berjalan kaki menuju supermarket, tak terlihat sama sekali raut wajah mengeluh disana.
Tania mempercepat langkah nya, menuju tempat nya kerja, sesampai disana langsung masuk kedalam supermarket.
Tak lama Tania sudah keluar dengan seragam kerjanya, seperti biasa Tania langsung disibukkan dengan melayani pembeli.
Tania memang seorang gadis yang tekun dalam melakukan pekerjaan .
Tak berapa lama Tania berada di kasir
kasir pun mulai Sepi,Namun tak lama,terlihat seorang pembeli yang kembali datang mendekati meja kasir.
Seorang pria tua yang mungkin usianya lebih tua dari ibu Tania, namun dari penampilannya memperlihatkan kalau dia adalah seorang yang berkasta.
Tania pun melayani pria tua tersebut, dan mulai menghitung belanjaan nya satu persatu.
Namun Tania sedikit risih dengan pria tua dihadapannya, karena pria itu terlihat sedang menatap Tania tanpa berkedip.
Tapi Tania menepis pikiran buruk yang seketika lewat dikepalanya, dia kembali fokus dan berpikir bahwa pria itu sedang melihat nya, karena sedang menghitung belanjaan milik pria tua tersebut.
Setelah semua selesai Tania pun menyebutkan nominal yang harus dibayarkan oleh pria itu.
" Total nya empat ratus tujuh puluh ribu pak" ucap Tania.
Pria itu pun mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu dan menyerahkan nya kepada tania.
Namun matanya masih terus fokus pada Tania, Tania pun menjadi risih sendiri, namun Tania tak ingin orang lain melihat itu apalagi pembeli, dia takut orang akan tersinggung.
"Ini kembaliannya pak" ucap Tania
sambil memberikan uang kembalian.
"Untuk kamu saja" ucap nya.
"Tidak pak , terimakasih tolak Tania.
"Tidak apa-apa, anggap aja uang tips untuk mu."ucap lelaki tersebut.
"Tania pun mengambil uang itu, dan mengucapkan terimakasih, kebetulan sekali saat itu memang sedang sepi pembeli.
Setelah Tania menerima uang nya, lelaki tua itu pun pergi meninggalkan supermarket.
Tania kembali dengan pekerjaan nya dan juga kesibukan lain selain kasir disana, tak terasa jam sudah menunjukkan jam makan siang.
Tania dan teman-teman lainnya bergantian untuk makan siang.
Setelah selesai makan Tania kembali bekerja, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 sore hari.
Semua karyawan mulai meninggalkan supermarket tersebut Karena akan ditutup sementara waktu,dan akan dibuka kembali jam 08.00 malam.
Tania pun berjalan menyusuri jalanan menuju rumah nya, Tania ingin sekali cepat sampai dan beristirahat dirumah.
Namun saat sudah berjalan menjauh dari supermarket Tania merasa kalau sedang ada yang mengikuti dirinya.
Namun saat menoleh kebelakang, tak ada siapapun disana. Tania semakin mempercepat langkah nya, dan menepis perasaan tak enak itu.
Namun semakin cepat Tania berjalan dia merasa memang sedang ada yang memperhatikan diri nya, namun tak ada yang Tania lihat.
Tania pun menghentikan langkah nya, dan membalikkan tubuhnya ke arah belakang, dan mengarahkan pandangan nya kesemua arah, tak ada seorang pun disana.
Ya, hanya ada sebuah mobil hitam Fortune yang sedang parkir tak jauh darinya berhenti.
Tania pun berpikir ,apa mobil itu yang mengikuti dirinya, tapi tidak mungkin Tania kembali menepis pikirannya.
Untuk apa mobil itu mengikuti diri ni ya, dia bukan lah orang yang penting, enggak mungkin dia kan diculik, begitulah pikir Tania saat itu.
Tania pun mempercepat lagi langkah bahkan setengah berlari menuju rumah, tak ingin memikirkan hal-hal yang aneh lagi.
Begitu sampai dihalaman rumah nya, Tania langsung menuju pintu namun pada saat akan membuka pintu depan rumah tanpa sengaja Tania melihat sebuah mobil.
Dan Tania begitu terkejut, kenapa tidak, ternyata mobil yang ada didepan pagar bambu rumah nya itu adalah mobil yang tadi dilihat nya dipinggiran jalan raya.
Mobil yang dilihat saat dia sedang merasa diikuti, Tania pun terus melihat ke arah mobil yang masih parkir didepan rumah nya dengan mesin masih menyala.
Tania saat itu antara bingung dan takut, apa orang itu sedang mengikutinya, namun untuk apa ? Tidak mungkin orang menculik gadis miskin seperti diri nya. Begitulah yang ada dipikiran Tania.
Namun disisi lain Tania memang merasa kalau mobil itu sedang mengawasi dirinya, walupun Tania tak bisa melihat kedalam mobil yang menggunakan kaca gelap dan tak terlihat kedalam.
Tania pun mengetuk pintu memanggil ibu nya, namun pandangannya masih ke arah mobil yang berada tak jauh dari tempat nya berdiri.
"Tok...tok..tok.., ibu!"panggil Tania.
"Ibu...!" Panggil Tania lagi.
Karena ibunya belum juga memberikan jawaban, Tania pun memanggil berulang-ulang, dengan suara semakin ditinggikan.
Dan saat Tania mendengar derap langkah dari dalam baru lah dia berhenti memanggil.
Dan begitu pintu dibuka Tania langsung saja, berlari masuk kedalam, ibu yang sedang berdiri di pintu pun kebingungan, kenapa dengan anak nya?
Ibu begitu heran dengan sikap Tania sore itu, namun dia hanya bisa geleng-geleng kepala, dan berpikir yang baik-baik kalau anak nya sedang capek dan sangat lapar.
Ibu kembali menutup pintu, dan sebelum itu ibu juga sempat melihat sebuah mobil yang parkir tepat di depan pagar rumah nya.
Namun ibu tak mau ambil pusing, dan hanya berpikir kalau orang itu sedang ada keperluan mungkin, dan hanya berhenti sejenak disana .Ibu pun langsung menutup pintu dan menuju dapur untuk melanjutkan memasak yang tadi nya sempat tertunda, karena suara Tania yang memanggilnya.
Tak berpa lama Tania pun terlihat keluar dengan membawa handuk untuk mandi. Ibu yang melihat itu tentu saja langsung menyapa putri kesayangnnya itu.
"Tania, cepat mandi biar kita makan sama-sama!" Ucap ibu.
"Iya Bu,Tania juga sudah lapar." Jawab Tania.
Sebenarnya Tania tadi ingin bercerita tentang kejadian saat dia pulang, tapi setelah melihat wajah ibunya, Tania malah mengurungkan niat nya.
Tania tidak jngin ibunya jadi khawatir, dan malah tak memperbolehkan dirinya untuk bekerja lagi besok.
Setelah mandi Tania dan ibu pun seperti biasa makan bersama ,dan lanjut menonton televisi.
"Nak, kapan perpisahan sekolah akan dilaksanakan?" Tanya ibu.
"Mungkin Minggu depan Bu, Tania masih punya waktu seminggu untuk bekerja full." jawab Tania.
"Nanti kalau udah mulai kuliah, Tania fokuslah dengan kuliah mu nak, biar ibu yang akan bekerja." Kata ibu saat itu.
Tania ,hanya tersenyum. Dia tak memberikan jawaban apapun, dia kembali mengarahkan pandangan ke arah televisi.
Namun sebenarnya bukan menonton yang dilakukan Tania, tapi dia kembali berpikir tentang mobil hitam itu.
Siapa sebenarnya pemilik mobil itu? Apa benar mobil itu sednga mengikutinya? Jika iya, kenapa? Dan untuk apa? Karena dia bukan lah siapa-siapa.
Begitu banyak pertanyaan yang tak punya jawaban yang dipikirkan nya saat itu, tapi akan kah Tania bisa menemukan jawabannya ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments