Ke tiga perempuan itu langsung melirik ke arah suara tegas yang baru saja memberi perintah.
Jessica berdelek malas karena sifat sombong dari Putra itu tak pernah hilang. Itu yang membuat ia makin benci kepada Putra.
"Ya.. silahkan Yang mulia..," ucap Jessica sambil bungkuk dan menarik teman - temannya untuk menyingkir.
Tanpa memperdulikan apapun, Putra langsung berjalan melewati mereka yang di ikuti oleh Muhtaz yang sifatnya tak jauh berbeda dengan Putra.
"Cowok sombong pada lewat tuh!" Ketus Jessica.
♡♡♡
Jessica membaringkan tubuh mungilnya di atas ranjang single yang bersprai pink.
Ia berguling - giling ke kanan dan ke kiri untuk mendapat kenikmatan dari sebuah rebahan.
"Jessi! cepet mandi bakal ada tamu!" Teriak Meliana dari tengah rumah membuat mata Jessica terbuka begitu saja.
"Siapa tamunya sampai aku harus mandi segala?!" Balas Jessica yang tak kalah kerasnya.
"Keluarga calon kamu!" Jawab Meliana.
Jessica langsung terbangun dari rebahannya.
"Calon? Hi.. amit - amit,"
Jessica langsung berfikir sejenak agar dia bisa membuat mempelai laki - laki membatalkan perjodohan ini dan mengganti hutangnya di lain waktu. Mungkin ketika dia sudah bekerja?
Ia mundar - mandir ke sana kemari membawa alamat, JENG JENG.
Tring!
Seperti ada lampu di atas kepala Jessica, ia memiliki ide cemerlang untuk masalahnya kali ini.
"Ahha! Merek baju Atta halilintar!"
Jessica langsung bergegas membawa handuknya dan pergi menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur.
Yang lain sibuk dengan pekerjaannya masing - masing tanpa memperdulikan apapun dan siapa pun. Jessica yang tadi melewati mereka pun tak dihiraukan.
"Eh Lena, coba liat adik kamu lagi ngapain," perintah Meliana. Helena mengangguk dan hendak pergi ke kamar Jessica, namun tiba - tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.
"Buka dulu pintu!" Sela Reta yang sedang menyiapkan meja makan.
Helena berdecak dan memutarkan matanya malas. Ia pun pergi ke pintu rumah kemudian membuka nya.
Muncul lah dua orang tua dan dua pasang adik kakak yang tampan dan cantik membuat Helena terkagum sendiri dengan tamu yang datang ke rumahnya.
"Silahkan masuk," ucap Helena sopan sambil membungkukkan badan dan mengulurkan tangan ke arah ruang tamu.
"Terima kasih," jawab Tirta.
Mereka pun memasuki rumah dengan bergiliran karena pintunya kecil, kemudian duduk di kursi yang berada di ruang tamu itu.
Helena kembali kepada tugas awalnya yaitu mencari Jessica. Namun ketika berbalik badan, alangkah terkejutnya semua yang ada di rumah melihat Jessica yang baru selesai mandi dan hanya mengenakan handuk di badan dan di kepalanya saja.
Helena membelakkan matanya jelas terkejut dengan perilaku yang sedang Jessica lakukan saat ini.
"Jessica!" Helena langsung menghampiri Jessica dan mendorong badannya untuk segera masuk ke dalam kamar untuk memakai baju.
"Lo gila ya! Tadi itu calon keluarga lo! Jaga dong kesopanannya!" Sentak Helena memarahi adik tunggalnya itu.
"Hahaha, tadi lo liat nggak ibu nya? Ngakak banget!" Seru Jessica sambil menggosok - gosok rambutnya dengan handuk.
"Huh! susah ya punya adik kurang pinter!" Balas Helena lalu pergi.
"Apa sih! Pinter banget gini!" Ketus Jessica memanyunkan bibirnya.
"Silahkan nyonya," ucap Meliana sambil mempersembahkan makanan ringan di meja tamu.
"Iya terima kasih." Jawab Melati, ibunya Putra.
"Kakak, Kak Jessi cantik ya," ucap Putri berbisik kepada kakaknya.
Putra mengangguk.
"Huh, kakak pelit bicara." Ketus Putri.
"Iya Putri, dia cantik. Tapi sayang nya lebih cantik adik perempuan kakak satu - satunya ini," jelas Putra sambil mencubit gemas pipi Putri.
"Nggak boleh! Harus lebih cantik Kak Jessi!" Teriak Putri.
"Putri! Jaga nada bicara kamu! Kita sedang bertamu!" Bentak Melati.
Semua langsung terkejut akibat sentakan Melati. Putri pun terdiam dan menundukkan kepalanya dalam - dalam.
"Kenapa sih berisik - berisik?! Kayak ada dangdutan aja," ucap Jessica tiba - tiba datang dan duduk dengan gaya ala preman.
Melati melotot melihat tingkah konyol gadis yang ada di hadapannya itu. Jessica membuka toples yang ada di depannya lalu memakan semua camilan satu persatu membuat Melati makin geram.
"Eh, mari kita makan malam nyonya?" Tawar Meliana mengalihkan keadaan.
"Nggak, saya nggak--"
"Eh iya, ayo - ayo." Sela Tirta menerima tawaran itu degan senang hati. Melati memutar matanya malas.
"Mah, tidak baik menolak sesuatu yang sudah di siapkan!" Bisik Tirta.
"Iya makan - makan yang banyak! Ibu saya pintar masak kok," ucap Jessica sambil menggebah - gebahkan tangannya.
"Wah, apakah anak nya bisa masak juga?" Tanya Tirta ceria. Jessica terkekeh.
"Buat apa saya bisa masak, saya kan nikah di rumah orang kaya, saya suruh pembantu aja buat masakin makan." Jawab Jessica membuat seluruh keluarga melotot.
"Ayo ayo, makanan sudah siap!" Seru Helena.
"Ah, ayo silahkan," Ucap Reta.
Semua pun mengangguk menerimanya dan berjalan bersama menuju meja makan.
"Eh Kutil kuda! Jaga sikap lo! Lo sendiri yang terima perjodohan ini! Kita nggak maksa! Ini juga demi ngebayar hutang Kakek yang banyak banget! Awas aja lo berlaku macem - macem lagi!" Peringatan Helena dengan penuh penekanan.
Jessica terdiam.
Jessica pergi ke ruang makan menyusul seluruh keluarganya dan duduk di kursi sebrang Putra.
Kalo di liat - liat, si Putra ganteng juga ya? Ehh astagfirulloh! Sadar Jessii!!.
Setelah semua sudah mengambil makanannya masing - masing, suasana menjadi sangat hening. Bahkan suara sendok garpu pun tak terdengar sama sekali.
Jessica hendak membunyikan suara dengan sendok dan garpunya, namun cepat di tahan oleh Helena dan memberi kode 'lo bisa normal dikit nggak sih?! Kayak lagi stres karena kucing mati aja!'
Terasa sudah se-abad mereka menjalankan aktivitas makannya itu, akhirnya semua selesai dengan hasil piring bersih tanpa tersisa.
"Bantu kakak ambil piring," perintah Helena.
"Males." Jawab Jessi.
"Lo itu!--"
"Kalo jadi mantu seorang bangsawan, ya harus nurut sama perintan atasan." Sindir Melati.
Helena menyenggol tangan Jessica. Yang di senggol malah memutar matanya malas.
Ia pun mengambil piring satu persatu dari keluarga Putra.
"Biar aku bantu Kakak," ucap Putri.
Jessica mengerutkan dahinya. Tak lama dia pun mengangguk.
"Mantu seorang bangsawan itu menerima bantuan seseorang jika pekerjaan nya sangat berat dan sulit untuk di lakukan sendiri." Sindir kembali Melati.
"Grgrgr." Jessica menggeram layaknya se-ekor singa yang sedang memakan mangsanya.
Jessica langsung mengambil alih piring - piring yang ada di tangan Putri dan segera pergi ke dapur dengan menghentak - hentakan kaki.
"Mantu seorang--"
"Mah.., Jessi itu belom belajar menjadi menantu seorang bangsawa! Udah deh diem, sssttt." Tegur Tirta. Di ubah nya wajah Melati menjadi sangat sangar.
"Ih serem," bisik Helena kepada sang ibu.
"Eh, hehe, maaf kan Jessi dia memang suka begitu," ucap Reta.
"Ah.. tidak apa - apa, itu normal bagi remaja." Jawab Tirta dengan senyuman.
"Jadi bagaimana dengan perjodohan ini?" Tanya Reta.
"SAYA TIDAK MENE--"
"Wah.. kami setuju sekali, hahaha, iya kan Putra?" Seru Tirta mengoper pertanyaan itu kepada anaknya.
Putra melirik sang ayah, lalu menoleh ke arah Reta, kemudian tersenyum.
"Iya Pah, saya setuju." Jawab Putra ramah.
"Wah - wah.. lihat ini, belom jadi menantu sudah memanggil Pah, haha," ucap Meliana.
"Kode - kode," sambung Helena.
"Kakak bilang, Kak Jessi lebih cantik di banding aku dan ibu," ucap Putri yang mengundang pelototan dari semua orang.
"Maaf, saya--"
"Ah.. Putra memang suka begitu kalau menyukai wanita, hahaha," ucap Tirta.
"Hahaha, benar - benar! Waktu saya remaja juga seperti itu," sambung Reta.
Semua pun tertawa bersama.
"Jadi kapan tanggal pernikahannya?" Tanya Meliana.
"Lebih cepat lebih baik, tapi kita juga akan mendengar pendapat kalian. Jika Jessi masih belom siap, kita bisa menunggunya." Jawab Tirta.
"Ah, kayak nya Jessi siap kapan saja, hehe," ucap Helena.
Tirta tersenyum.
"Tidak apa kan? Jika Jessi harus memutuskan sekolahnya di kelas sebelas?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Wati_esha
Tq update nya.
2024-03-23
0
Wati_esha
Sayang banget ituuu.
2024-03-23
0
Wati_esha
Putra .... 😛😛😛🤔🤔🤔🤭🤭🤭
2024-03-23
0