Aku Lupa Aku Luka 3

"Hei gadis bo*doh, bangun! Bangun dan balaskan semua rasa sakitmu! Bangun dan buat mereka semua menyesal! Keluarga atau bukan, intinya mereka selalu menyiksa mental dan batinmu. Bangun, angkat dagumu dan lawan!"

***

Aku terbangun dengan rasa sakit di seluruh badan. Dengan gerakan perlahan, aku mencoba menggerakkan tubuhku yang terasa kaku. Untuk berdiri pun aku membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Penasaran, aku berjalan selangkah demi selangkah seperti robot menuju ke depan cermin. Refleksi bayanganku di cermin membuatku kembali menangis.

Kondisiku sangat kacau. Mata bengkak, lebam di pelipis dan tulang pipi, bahkas terdapat sisa darah di bawah hidung serta ujung bibir. Air mataku kembali membayang memikirkan kondisiku yang diakibatkan oleh Mama dan Papa. Denga cepat, aku terjatuh ke lantai. Dengan mencengkeram rambutku dengan kedua tangan, aku menaruh kepalaku di antara dua lutut.

"Hei bo*doh! Bangun!" Sebuah suara yang mirip dengan suaraku memanggilku keras.

Untuk sesaat aku mengira jika ini adalah efek samping yang terjadi akibat pukulan Mama dan Papa.

"Hei! Disini bo*doh! Berdiri dan lihat ke dalam cermin!"

Aku kembali berusaha untuk berdiri tepat di depan cermin. Tidak ada bayangan siapapun selain diriku yang terpantul di sana.

"Lihat baik-baik bo*doh!"

Aku menatap diriku di dalam cermin dan tersentak saat bayanganku di dalam sana menyeringai.

"Akhirnya kau menemukanku! Ah bukan, lebih tepatnya, aku yang menemukanmu."

Mataku terbelalak, tapi anehnya bayanganku di cermin tidak melakukan hal yang sama. "Siapa kamu?" tanyaku dengan rasa takut yang mulai mendominasi.

"Aku? Tentu saja kamu. Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku. Bedanya, kamu bo*doh dan aku pintar."

Aku mengusap wajahku pelan, "Jadi kamu juga Ava?"

"Secara teknis iya. Tapi sebenarnya hubungan kita lebih rumit daripada itu. Bisa dibilang, aku bagian dari dirimu yang selama ini tertidur."

"Siapa kamu?" tanyaku lagi.

"Aku Lara. Aku adalah bagian darimu Ava yang bo*doh!"

"Aku bo*doh?" tanyaku spontan.

"Tentu saja! Lihat luka-luka konyol itu. Kamu mendapatkannya karena kamu tidak punya keberanian untuk melakukan apa yang menjadi keinginanmu secara lebih tegas. Kamu hanya bisa membangkang tanpa melakukan aksi apa-apa. Kamu hanya bisa bicara tanpa bertindak! Setidaknya lakukanlah sesuatu, jangan hanya garang dalam bicara. Payah!"

"Aku harus bagaimana?" aku menatap sepasang mata yang terlihat tajam di dalam cermin. Aku menyangsikan jika sosok itu adalah aku. Ia terlihat sangat berbeda dan aku bisa melihat jika auranya cukup menekan.

"Kamu harus bertindak. Lakukan sesuatu pada Mama, Papa dan Kakak si*alanmu itu! Sudah cukup mereka menghancurkan dan mengoyak hatimu!"

"Tapi mereka keluargaku...," ucapku pelan.

"Omong kosong! Tidak ada keluarga yang menyakiti dengan sengaja!"

"Lalu apa yang harus kulakukan?" tanyaku lirih.

"Cukup diam dan jangan lakukan apa-apa. Serahkan semua padaku. Beristirahatlah, tubuhmu letih dan batinmu lelah. Tidurlah sejenak sampai saatnya aku membangunkanmu.

***

LARA

" Menyenangkan sekali akhirnya bisa keluar," aku berkata lirih seraya menatap cermin.

Akhirnya aku punya kuasa penuh atas tubuh ini. Dan Ava, sang pembangkang yang hanya bisa bicara sudah tidur. Akan kutunjukkan bagaimana caranya bergerak dan bertindak.

Aku adalah sisi lain dari Ava. Sisi lain yang terlahir ketika dia tertekan serta terintimidasi. Sisi lain yang nyatanya jauh lebih pintar, lebih cerdas dan juga mungkin lebih kejam. Akan kubereskan semua situasi rumit ini untuk Ava.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!