3. Senyuman manis Alisha

...Alisha Psycho...

..._________...

Salah satu hal yang paling aku hindari selain orang lain mengusik privasi ku, aku juga sangat kurang nyaman dengan keramaian. Aku akan lebih pendiam sepuluh kali lipat dibandingkan dengan biasanya. Ada rasa trauma ketika orang lain tahu jika aku anak dari Fatih Adnan, sekaligus menjadi kembaran dari Alesha Adnan. Maka dari itu, aku menutup segala tentang pribadiku. Bahkan keempat sahabatku tidak tahu sama sekali jika aku adalah kembarannya Alesha. Aku cukup menutupi diri untuk menghindari bullying, sekalipun Alisha saat ini bukanlah Alisha yang dulu selalu menjadi korban perundungan. Namun trauma itu masih membekas sampai saat ini. 

Ketika sahabat aku minta untuk bertamu dirumahku aku selalu membuat seribu alasan untuk menghindar. Aku selalu mengalihkan pembicaraan ketika mereka membicarakan tentang hubungan keluarga. Namun lama-kelamaan aku merasa seperti bangkai yang tersimpan rapi, entah sampai kapan hal ini akan berlangsung. Aku hanya ingin menyelamatkan diri dari orang-orang yang akan membandingkanku dengan Alesha. 

"Al, sekali ini aja ya, kita ke rumah kamu! Kita ngerjain tugasnya dirumah kamu aja ya?" kata Azura memohon.

"Maaf aku nggak bisa, kayaknya tempat kalian lebih baik dan pastinya nyaman." Jawabku. Aku sudah tidak memiliki kalimat yang tepat untuk menghindar. Namun sosok Alesha yang sedang berdiri jauh dari kami mengalihkan perhatian Azura dan Hafizha. Mata kedua anak itu berbinar gembira seperti baru mendapat harta karun.

"Aku baru ngeliat secara kasat mata, kalau Alesha secantik itu. Aduh jadi insecure banget deh." Kata Azura mulai berlebihan. Jika aku merasa iri, pastinya iya. Karena sedari kecil aku memiliki diposisi seorang Alesha. Yang dikenal banyak orang, disayang semua dosen, dan pastinya kesayangan orang tua kami. Dia terlihat seperti anak kesayangan semua orang. Sementara aku hanya sisa puing pesawat yang jatuh jika berjajar dengannya. 

"Tau nggak Al, kalau perempuan yang sebelahnya itu Ibunya Alesha. Pantes aja ya, Alesha bisa secantik itu. Ibunya aja cantik banget." Kata Hafizha menimpali perkataan Azura. Mereka berdua itu seperti tergila-gila memuji kecantikan Alesha. Bahkan ini bukan pertama kalinya mereka bersikap demikian, aku hanya terdiam ketika mereka seringkali memuji Alesha secara berlebihan. Namun tindakan mereka itu mengingatkan aku di masa sekolah yang orang-orang selalu membandingkan aku dengan Alesha.  Dan tanpa mereka sadari pula, mereka telah berhasil membuka luka lamaku.

"Kelihatan banget ya, Ibunya sayang banget sama Alesha. Seperti berita yang beredar, Alesha anak perempuan satu-satunya di keluarganya." Kata Azura. Anak ini sepertinya lebih tahu Alesha dibandingkan aku sebagai kembarannya.

"Apa udah selesai memuji Alesha? Apa mau nambah lagi?" Kataku agak kesal, mereka berdua langsung menatapku dengan tatapan mengintimidasi.

"Kok kamu sewot?" kata Azura dan Hafizha bersamaan tanpa sengaja.

"Hari ini cuacanya panas banget, " kataku beralasan sambil mengibas telapak tangan ke arah wajah ku. Azura menempelkan punggung tangan ke dahi ku. Hingga membuat alisnya berkerut.

"Apa kamu sakit? habis hujan kayak gini malah dibilang panas." Kata Azura menelisik jika aku sedang berbohong untuk menghindari sesuatu.

"Hati aku yang panas," kataku dengan pelan. Tapi seperti ya mereka berdua mendengar perkataanku.

"Hati kamu? Maksudnya gimana sih? kita nggak paham," kata mereka berdua lagi secara bersamaan.

"Nggak perlu paham juga sih. Ayo pulang!" kataku sengaja menarik lengan tangan Azura dan Hafizha. Saat aku baru berbalik arah, tanpa sengaja aku menabrak hidung mancung seseorang. Dahiku dengan hidungnya saling bertabrakan. Aku langsung meminta maaf, sekalipun itu tidak disengaja. Aku melihat pria itu memakai kacamata hitam. Ia sangat menawan hanya terlihat dari alisnya yang hitam tebal yang tertata rapi secara alami. Saat aku memperhatikan pria itu dengan seksama, kedua sahabatku malah menyenggol lengan tanganku. 

Pria itu melepas kacamatanya sembari mengingat wajahku. Mungkin wajahku tidak asing baginya. Dia memakai kemeja warna hitam yang dilipat sampai siku yang dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam. Tampilannya tidak kalah menawan dari aktor hollywood. 

"Alisha, Alisha Adnan bukan?" tanya pria itu memastikan. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Saya Bara Ebrahim, sahabat dari Kakak kamu." Katanya dengan mengulurkan tangan kanan nya supaya aku membalas jabat tangan dia. Kemudian aku segera menjabat tangannya dan memperkenalkan diri. Semoga saja pria di depanku ini bukan salah satu crocodile predators.

"Alisha Adnan," kataku begitu singkat karena aku segera melepas jabat tangannya. 

"Dan ini Azura, dan Hafizha, mereka sahabat saya." Kataku memperkenal kan sahabat ku. Lalu Hafizha langsung menjabat tangan sambil memperkenalkan dirinya begitu pula dengan Azura. 

"Hafizha,"

"Bara,"

"Azura," 

"Bara,"

"Tujuan saya kesini karena Hanzal menyuruh saya untuk menjemput kamu, Alisha." Jelasnya, membuat otakku meloading beberapa detik. Kakak laki-laki ku yang bernama Hanzal Adnan, dia tidak akan sukarela untuk berbuat baik padaku. Aku yakin sekali pria yang berusia enam tahun lebih dewasa dariku pasti akan ada maksud terselubung dari balik kebaikannya. 

"Saya sangat menghargai usaha Anda. Tapi maaf, karena hari ini saya membawa mobil sekaligus ada tugas kampus di rumah sahabat saya, jadi saya tidak bisa menerima tawaran baik Anda. Sekali lagi saya ucapkan maaf dan terima kasih." Jelasku. Sebenarnya alasan itu cukup untuk menghindari pria yang baru aku kenal. Aku kurang nyaman ketika berada di satu transportasi dengan orang asing terkecuali driver ojek maupun driver mobil. 

Raut wajah pria itu langsung berubah kecewa, bukan Hafizha namanya jika dia akan diam saja. "Bara, kalau kamu memang ada kepentingan dengan Alisha, silahkan kamu antar dia sampai ke rumahnya. Biar mobil Alisha saya yang bawa." Kata Hafizha angkat bicara. Kadar kepekaan anak itu cukup rendah, sekalipun dia seorang perempuan. 

"Dan tugasnya bisa kita kerjakan secara online aja. Kamu nggak usah khawatir tentang tugas Al. Lagian kamu juga bilang nggak bisa mengerjakan di rumah kamu." Kata Azura menimpali. Kedua anak ini ketika melihat pria yang terlihat bening memang gerak cepatnya luar biasa, halilintar saja sepertinya kalah cepat dengan mereka berdua. 

"Tapi," Kataku belum selesai bicara Azura langsung mengambil kunci mobil. 

"Tenang aja Al, mobil aman terkendali." Kata Azura. Mereka berdua segera pergi dari hadapan kami. Aku hanya pasrah ketika mereka sudah pergi hingga punggungnya sudah tidak terlihat lagi.

"Ayo Alisha!" kata Barra membuyarkan lamunanku. Aku tidak langsung mengucapkan kata sarkas. Aku lebih memilih untuk diam sepanjang kami berjalan.

"Alisha, apa kamu udah punya pacar?" tanya Barra setelah kami berada di parkiran. Pria itu membukakan pintu depan untukku agar aku duduk di samping pengemudi. 

"Nggak ada," kataku sesingkat mungkin. Aku langsung memakai seatbelt. Kemudian Barra juga masuk kedalam mobil. Ia memakai seatbelt. Setelah itu mobil mulai berjalan merayap meninggalkan area parkiran. 

"Apa ada hal lain, selain Anda disuruh Kakak saya untuk menjemput saya?" tanyaku begitu tenang. 

"Nggak ada sih." Katanya, mobil membelah jalanan Jakarta yang basah akibat baru hujan deras. Namun sepertinya ini bukan arah ke rumah ku.

"Kenapa harus lewat kesini?"

"Kita mau ke hotel," Katanya begitu tenang. Sesaat aku mencerna perktaannya. 

"Hotel? Untuk apa kesana?" tanyaku dengan tinggi, karena aku agak syok mendengar ajakannya. Bagaimana tidak, kami baru mengenal beberapa menit yang lalu namun pria ini langsung mengajak ke hotel. Apa pria ini seorang psycho?

"Biasa aja dong ngomongnya. Lagian saya nggak akan aneh-aneh sama kamu. Tenang aja. Karena  Hanzal meminta saya untuk ketemuan disana." Katanya begitu santai. Aku menghela nafas ketika mobil melaju lebih cepat. 

Sesampainya di hotel, aku hanya mengekor langkah Barra sampai ke ruangan yang dituju. Menggunakan lift. Aku masih berpikir positif, mungkin saja bertemu di restoran hotel. Namun sayangnya pikiranku harus sirna karena dia memintaku untuk jalan lebih dulu ketika lift terbuka. Langkah kami sejajar, ia membuka kamar hotel dengan menempelkan kartu vvip yang dia pegang. Saat pintu dibuka, Kak Hanzal sudah ada di sana bersama ketiga temannya. 

"Ada apa Kakak minta saya kesini?" kataku mendahului.  

"Duduk dulu kali Alisha. Ini minum buat kamu," Kata Barra memberikan segelas minum air putih digelas panjang. 

"Tadinya Kakak pengen jemput kamu, tapi nggak bisa. Jadi Kakak suruh Barra untuk menjemput kamu. Itu aja." Katanya, ku segara duduk disamping Kak Hanzal. 

"Sayangnya saya nggak percaya," kataku membuat keempat teman Kak Hanzal tertawa lepas. Aku hanya menyerngitkan dahi. 

"Kalau Anda lupa, biar saya ingatkan. Saya bukan Alesha yang kemana saja butuh supir pribadi. Saya yakin Anda tahu maksud saya." Kataku, sebelum Kak Hanzal menjawab seseorang mendobrak pintu kami yang dipesan Kak Hanzal.

"Mana Hanzal?" kata dua orang laki-laki dewasa yang memiliki otot layaknya atlet petinju. Wajahnya memerah karena marah. Kami hanya menatap dua orang itu dengan tatapan banyak pertanyaan. Salah pria itu menyeret Kak Hanzal dengan mencekik lehernya. Aku agak syok melihat itu. Sekalipun Kak Hanzal.seperti musuh bebuyutan bagiku, dia tetaplah sedarah denganku. Kami semua berdiri ketika Kak Hanzal dipukuli habis-habisan. Seharusnya pria itu bisa bela diri. Namun dia enggan untuk belajar bela diri. Akhirnya dia hanya pasrah mendapat pukulan tiga kali di wajahnya.  Sampai wajah Kak Hanzal berlumuran darah. Wajahnya yang kuning langsat terang akan sangat kontras ketika darah segar mengalir di wajahnya. 

...___________...

...Bersambung ...

...Di dalam hatinya Alisha pasti dia cuman mau ngetawain  Kakaknya. ...

...Romance tipis-tipis dimulai...

...Semoga chapter ini kalian suka....

...Tolong tjnggalkan komen, suka dan gift. terima kasih....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!