Sha & Sha

Sha & Sha

Prolog

"Wah, mimpi buruk apalagi ini? Aku aja nggak pernah pacaran sama orang. Terus tiba-tiba dituduh hamil sekitar 5 bulan. Padahal perut aku rata. Siapa sih yang ngejebak?"

"Bayangkan pemirsa, aku harus menikah secara mendadak sama orang yang nggak saling cinta. Mana aku cuman pengganti pengantin dari kembaranku lagi. Ini nggak lucu, ini terlalu sadis. Argh ...." Kataku terus marah-marah tidak jelas didepan cermin di kamarku. Rambutku sudah ikut acak-acakan tidak jelas karena habis menangis.

Setiap makhluk individu memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Namun seringkali ketika kita berada dititik masalah, kita selalu menganggap hidup itu tidak pernah adil. Padahal kenyataannya hidup selalu berdampingan, antara bahagia dan sedih, antara masalah dan solusi, antara bersyukur dan kufur. Apapun yang kita lalui itulah perjalanan kita. Allah telah berfirman, Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

Bagiku, akan sangat sulit menerima sesuatu yang selalu bertentangan denganku. Aku memiliki saudara kembar non identik, namanya Alesha Adnan. Kami lahir hanya berbeda sekitar 7 menit. Hampir semua yang ada dalam diri kami itu berbeda, tidak ada kesamaan sedikitpun. Kesamaan kami hanya terletak pada hari, tanggal, dan tahun kelahiran yang sama. Cara kasarnya, yang aku suka dia benci begitupun sebaliknya. Yang dia suka aku tidak menyukainya.

Bahkan, keberadaanku hanyalah bayangan yang tak pernah diinginkan oleh orang tuaku sendiri. Aku merasa hanya menumpang di rahim Mama. Setelah lahir, aku pun hidup tanpa kasih sayang dari mereka. Hidup ku menjadi Alisha Adnan merupakan kesedihan terberat.

Aku tumbuh menjadi seorang yang ambisius dalam segala hal, hanya karena aku ingin diakui oleh orang tuaku. Sampai sahabatku selalu memperingatkanku agar tidak memforsir semua tenagaku.

"Ck, Al,"

"Alisha Adnan, tolong dengerin aku dulu!" kamu nggak capek apa, belajar terus? Kita yang cuman modal ngeliatin kamu aja udah capek banget." Kata Azura sudah berdecak kesal sedari tadi. Sepertinya mereka salah memilihku sebagai sahabatnya. Mereka yang terlalu santai condong ke malas, sementara aku orang yang sangat ambis. Kami sama-sama cerdasnya, namun caranya saja yang berbeda. Mereka nafas saja langsung paham apa yang dijelaskan oleh dosen. Sementara aku sangat memerlukan fokus untuk memahami materi yang dijelaskan oleh para dosen. Kami sedang memasuki semester ketiga jurusan Fashion Designer di salah satu Universitas swasta ternama.

"Belum, baru juga tiga jam." Jelasku tanpa memandang wajah mereka sekaligus menjawabnya dengan santai.

"Lagian ya Al, hari minggu itu diadakan untuk istirahat, bukan malah ambis belajar. Kalau kamu belajar terus, kapan istirahatnya?" Akhirnya Sabiya buka mulut setelah berhasil menghabiskan kuaci satu toples ukuran 200 mili.

"Namanya juga orang ambis," kataku.

"Dahlah, capek aku ngomongin kamu untuk berhenti belajar. Kamu tuh orang paling aneh di dunia tau nggak? Orang lain tuh pada alergi belajar, nah kamu malah hobi belajar." Kata Azura menimpali Sabiya. Aku tuh sengaja membuat mereka mengomel seperti itu, tandanya mereka perhatian sama aku. Karena dirumah tidak ada yang memperhatikan aku. Hal aneh yang aku pernah inginkan ialah, aku menginginkan Mama ataupun Papa menyuruhku belajar. Tapi sayangnya, aku hanya bayangan mereka.

"Bukannya belajar itu bagus? apalagi literasi orang Indonesia itu rendah banget. Bahkan menurut data UNESCO orang Indonesia yang suka baca itu hanya 0,001 persen. Bayangin aja, kalau misalnya kita nggak belajar, otomatis bakalan malas membaca."

"Setidaknya aku termasuk manusia dalam persentase langka 0,001 persen." Jelasku, mereka berdua mengangguk bukan paham, melainkan pasrah.

"Terserah kamu Al, terserah." Kata Sabiya berhasil membuat aku terkekeh.

"Jangan terlalu ambis banget deh Al, belajar boleh sampai cerdas, tapi istirahat itu diperlukan. Kalau kamu maksain diri kayak gini terus, bisa-bisa kamu jatuh sakit." Kata Azura-Si manusia penasehat di antara pertemanan kami.

"Ingat, semua yang berlebihan itu nggak baik. Waktu itu aku pernah ngeliat video siswi atau mahasiswi meninggal, akibat kebanyakan belajar." Kata Sabiya, kenapa dia mengatakan saja, jangan racuni aku untuk belajar Al, aku terlalu alergi untuk melihat setiap materi desain. Anehnya anak itu malah terjun di dunia fashion. Padahal ketika di kampus selalu tidur atau memijat kepala. Ajaibnya lagi, ketika ada kuis atau ujian mendadak, nilainya selalu tinggi.

"Terus, kamu mau doain aku meninggal? Sahabat macam apa kalian berdua ini?" Kataku merapikan buku binder dan bolpoin serta handphone di tas ransel denim berwarna biru dongker.

"Baiklah, karena kebetulan leherku juga udah pegal, aku selesai. Terima kasih atas tumpangan rumahnya Azura yang baik hati. Sebelum kalian usir aku dari rumahnya kamu, aku berterima kasih atas semuanya." Kataku sangat dramatis.

"Aku sangat menghormati nasehat kalian. Tapi kali ini aku minta maaf, karena aku nggak akan dengerin ucapan kalian. Kalian selalu kesal kenapa aku selalu mati-matian belajar, mati-matian ingin menjadi yang terbaik, aku akan berikan alasannya."

"Kita bosan dengar alasan kamu yang membuat kita makin emosi," Kata Azura.

"Kali ini nggak, aku akan bilang yang sebenarnya. Yang kalian nggak tau apapun yang sebenarnya terjadi sama aku." Kataku membuat mereka berdua langsung memasang wajah serius mendengarkan lanjutan penjelasanku.

"Aku ngelakuin semua ini karena aku pengen terlihat di mata Mama dan Papa, kalau aku juga anaknya." Jelasku membuat mereka seketika terdiam tak berkutik. Aku memang kalah telak dari Alesha, kembaranku. Alesha itu cantik, cantik banget malah. Cerdas, disukai banyak orang termasuk anak emas Mama dan Papa. Tingginya sekitar 175 senti, hidungnya benar-benar mancung tidak bengkok. Kulitnya putih agak kemerahan, apalagi ketika tersorot matahari, dia akan terlihat sangat menawan seperti orang bule.

Aku hanya bayangan di antara kehidupan orang di sekitarku, seperti bayangan yang tidak akan pernah dianggap spesial. Itulah aku,

...Sha & Sha...

..._______...

...Terima kasih sudah berkenan mampir dan membaca, semoga suka. Kalau suka tolong beri vote, komen sekali lagi aku ucapkan terima kasih....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!