RM 4

Setelah Meri mengajak Para preman ke belakang toko dimana di sana gang sempit. Tapi di sana selalu ada kejadian sesuatu yang tidak menyenangkan saat malam tiba karena sepi dan tidak ada orang yang melihat. Meri yang mengajak preman itu keluar, Jesi dan John yang menahan Meri. Tapi respon yang diberikan oleh Meri hanya tersenyum dan tidak akan terjadi sesuatu.

Belum berbicara para preman sudah mulai mendekat untuk mencengkram Meri. Tapi John menghalangi para preman sampai John mendapatkan pukulan di wajah. “Kak, kamu tidak apa-apa,”ucap Jesi yang langsung menolong John yang jatuh.

Kemudian para preman datang ke arah Meri tapi dengan santai Meri juga berjalan ke arah mereka. Tidak sedetik Meri buang waktunya dia langsung menyerang para preman dengan tendangan memutar yang kemudian dilanjutkan pukulan di wajah sampai para preman jatuh tidak berdaya.

Meri yang membersihkan bercak darah digenggaman tangannya sambil berkata,”Apa masih kurang?.” Para preman yang tidak tahu merasa dirinya tertekan dengan aura Meri yang tidak biasa. “Siapa kamu, apa kamu tidak tahu kalau kami adalah bawahan preman utara yang berkuasa,”ucap preman.

“Preman utara ya, tapi aku dengar kalian sedang berselisih dengan preman selatan. Apa perselisihan kalian sudah selesai,”ucap Meri sambil tersenyum dingin sampai dia menginjak tubuh para preman.

Dengan dingin dia berkata,”Apa ingin lanjut?.” Para preman yang tidak bisa berkuting hanya mengaku kalah dan tidak akan berbuat apa. Sampai Meri mengangkat kakinya darai tubuh preman.”Kalian boleh pergi,”ucap Meri yang melepaskan para preman.

“Kalian tidak apa-apa,”ucap Meri yang menghampiri Jesi dan John. Jesi dan John yang terkejut dengan sikap Meri yang tidak dia ketahui, kalau dia bisa berkelahi berbeda saat dia ada disekolah.

“Apa benar kamu Meri?,”kata Jesi yang memastikan kalau dihadapan dia itu adalah benar Meri.

“Ada apa dengan kalian, seperti tidak mengenal diriku saja. Ini aku Meri, apa kalian kira aku hantu yang gentayangan,”ucap Meri yang menggelengkan kepala karena sikap yang diberikan oleh dua temannya.

“Tapi bagaimana kamu bisa mengalahkan para preman itu dengan santai. Apa kamu tidak takut jika mereka akan datang kepada kamu lagi,”kata John. Jesi yang membantu John berdiri berhadapan dengan Meri.

“Kalian tidak usah takut, aku bisa menjaga diriku sendiri. Tapi kenapa kalian memiliki masalah dengan mereka,”kata Meri.

“Itu karena kami tidak sengaja mengambil foto transaksi mereka saat menjual narkoba,”kata Jesi.

“Jadi seperti itu, kalian di ganggu oleh mereka,”kata Meri.”Kita pergi sekarang, kita harus ke rumah sakit untuk mengobati luka kalian,”kata Meri.

“Tidak usah kami baik-baik saja kok,”ucap John.

“Apa kalian serius tidak apa-apa dengan kondisi kalian yang seperti itu,”kata Meri yang melihat kalau pukulan para preman sangat keras.

“Kalian tidak usah khawatir dengan uang, aku yang akan membayar,”kata Meri. “Kak penjaga toko, kami pergi dulu ya,”ucap Meri dari balik pintu.

Penjaga toko yang mendengar tidak mengatakan apa-apa karena ada pelangan.”Kita pergi sekarang,”ucap Meri.

Mereka bertiga pergi ke rumah sakit diperjalanan menuju rumah sakit mereka saling berbincang satu sama lain.”Apa kamu tidak apa-apa jika membiayai pengobatan kami,”kata Jesi.

“Tidak. Karena ini uangku sendiri, bukan uang pemberian kedua orang tua angkatku,”kata Meri yang sudah melihat rumah sakit.

Mereka bertiga masuk John dan Jesi di periksa  sedangkan Meri yang di kasir membayar biaya rumah sakit. sampai dia melihat keributan yang dialami oleh pasien dan dokter. Meri tidak ingin ikut campur sampai di bertemu dengan Jesi dan John yang sudah diberi obat luka peredah rasa sakit.

“Bagaimana dok, teman saya?,”ucap Meri.

“Teman anda baik-baik saja dua atau tiga hari dia akan sembuh dari lukanya. Jadi tidak usah khawatir,”ucap dokter.

Meri dan kedua rekannya yang masih di dalam rumah sakit melihat keributan yang terjadi.”Apa yang terjadi di sana kenapa ramai sekali,”ucap Meri.

“Itu biasa karena ada ketua preman yang sedang terluka mereka membuat keributan anak buahnya,”ucap dokter yang telah selesai merawat John dan Jesi.

Meri yang menatap hanya terdiam saja awalnya sampai salah satu dari anak buah mereka mencoba menodongkan pistol kepada dokter. Salah satu perawat juga dalan kondisi terluka karena dia menjaga satu pasien yang harus mendapatkan perawatan lebih dahulu.

“Kalian ingin mati, cepat selamatkan bosku,”ucap salah satu anak buah.

“Jika tidak aku akan membunuh semua orang yang ada disini,”ucap preman tersebut. Meri yang melihat ketua preman yang mendapatkan luka tembak bagain perut.

“Apa yang kamu amati Meri,”ucap Jesi. Meri langsung melihat ke arah mereka sampai satu preman yang tidak sabar menembakan salah satu perawat yang mencoba berbicara. Meri menghela nafas dan berjalan ke arah mereka.

“Aku bisa membantu bos kalian,”ucap Meri yang berjalan ke arah mereka. Jesi dan John yang tidak melihat Meri disampingnya terkejut dia berjalan kearah mereka.

Sedangkan dokter yang merawat kedua temannya melihat ke arah temannya.”Teman kalian,”ucap dokter. Jesi dan John hanya terdiam karena dia juga tidak tahu apa-apa.

Para preman yang melihat ke belakang dengan tajam tapi Meri dengan santai datang ke arah ketua mereka.

“Aku akan membantu kalian, asalkan jangan membuat keributan,”ucap Meri yang memeriksa nadi ketua.

“Apa yang kamu lakukan,”ucap salah satu bawahannya menodong pistol kearah Meri. Tapi Meri hanya terdiam dan tetap melihat ke arah luka yang terkena tembakan. “Racun,”ucap hati Meri.

“Aku bilang apa yang kamu lakukan, lepaskan bosku,”ucap dia lagi yang masih menodong pistol di kepala Meri.

“Siapa yang memiliki kuasa penuh rumah sakit,”ucap Meri ke arah dokter di depannya.

“Itu saya,”ucap dokter.

“Apa ruang operasi kosong, jika masih dipakai siapkan satu ruang yang sudah di terjamin kebersihannya. Aku akan melakukan operasinya,”kata Meri.

“Lakukan saja jika kalian ingin selamat, kasihan para pasien yang lain terganggu untuk pemulihannya,”kata Meri.

Dokter yang tahu akan resiko yang dia dapatkan hanya bisa menuruti keinginan Meri untuk menyiapkan ruang operasi. Sampai perawat yang memeriksa ruang operasi memberitahukan kalau ruangan masih di pakai tapi ada satu ruangan yang tidak di pakai oleh mereka.

“Ada satu hanya saja itu ruang yang tidak sering kami pakai, apa bisa,”ucap dokter.

“Bisa bawa pasien ini ke ruang itu, aku yang akan melakukan operasinya,”kata Meri.

Meri mengambil ponsel dan menghubungi Erik untuk datang ke rumah sakit sekarang karena dalam kondisi darurat. Meri yang masih mendapatkan todongan pistol langsung melihat ke arah preman tersebut.”Sampai kapan kamu menodongkan pistol itu kepadaku, kamu ingin tidak ketua kamu selamat,”ucap Meri dengan tatapan tajam.

Preman itu langsung menurunkan pistolnya sampai Jesi dan John datang ke arah mereka karena khawatir.”Meri,”ucap Jesi.

Meri melihat ke arah mereka,”Ada apa?.” Jesi dan John hanya menatap ke arah Meri dan bingung ingin berkata apa kerena dia datang di kerumunan preman.

Sampai Erik datang dengan wajah lelah,”Untuk apa kamu memanggilku ke rumah sakit. Kamukan tidak sakit.”

“Kamu ikut denganku sekarang,”ucap Meri. Erik yang melihat sekelilingnya tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya mengikuti Meri dari belakang. Sampai di ruang operasi yang tidak dipakai. Perawat memberitahukan kalau semua persiapan sudah selesai. Meri dan Erik masuk ke dalam, sampai Erik berkata,”Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi.”

Meri yang melihat para preman yang ingin masuk di hentikannya.”Kalian mau kemana?,”ucap Meri.

“Kami ingin masuk, kita tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan didalam. Kami berhak tahu, apa yang kamu lakukan dengan orang di samping kamu,”kata preman.

“Kalian ini ingin ketua kalian mati atau mau dia hidup,”ucap Meri.

“Itu pilihan yang harus kalian pilih mulai sekarang, jangan sampai kalian masuk dan mengacaukan operasinya dan ketua kalian tewas,”kata Meri lagi dengan tajam.

Mendengar perkataan Meri mereka hanya terdiam, hingga Meri dan Erik masuk ke dalam. Pintu ruang operasi di tutup hanya ada Meri, Erik dan salah satu perawat yang membantunya.

Erik yang sudah melihat pasiennya langsung menatap Meri yang sedang memakai sarung tangan.”Apa dia terkena racun dan peluru,”ucap Erik dengan singkat.

Meri menatap wajah Erik dengan tersenyum,”Mulai sekarang kita hanya fokus ke dua hal dalam mengoperasi pertama peluru dan kedua racun.” Perawat yang ada di dalam hanya bisa mendengarkan sampai dia berkata,”Apa kamu tahu cara mengoperasi orang itu?.”

Episodes
1 Rahasia Meri
2 RM 2
3 RM 3
4 RM 4
5 RM 5
6 RM 6
7 RM 7
8 RM 8
9 RM 9
10 RM 10
11 RM 11
12 RM 12
13 RM 13
14 RM 14
15 RM 15
16 RM 16
17 RM 17
18 RM 18
19 RM 19
20 RM 20
21 RM 21
22 RM 22
23 RM 23
24 RM 24
25 RM 25
26 RM 26
27 RM 27
28 RM 28
29 RM 29
30 RM 30
31 RM 31
32 RM 32
33 RM 33
34 RM 34
35 RM 35
36 RM 36
37 RM 37
38 RM 38
39 RM 39
40 RM 40
41 RM 41
42 RM 42
43 RM 43
44 RM 44
45 RM 45
46 RM 46
47 RM 47
48 RM 48
49 RM 49
50 RM 50
51 RM 51
52 RM 52
53 RM 53
54 RM 54
55 RM 55
56 RM 56
57 RM 57
58 RM 58
59 RM 59
60 RM 60
61 RM 61
62 RM 62
63 RM 63
64 RM 64
65 RM 65
66 RM 66
67 RM 67
68 RM 68
69 RM 69
70 RM 70
71 RM 71
72 RM 72
73 RM 73
74 RM 74
75 RM 75
76 RM 76
77 RM 77
78 RM 78
79 RM 79
80 RM 80
81 RM 81
82 RM 82
83 RM 83
84 RM 84
85 RM 85
86 RM 86
87 RM 87
88 RM 88
89 RM 89
90 RM 90
91 RM 91
92 RM 92
93 RM 93
94 Tambahan Cerita (Cerpen)
95 RM 94
96 RM 95
97 RM 96
98 RM 97
99 RM 98
100 RM 99
101 RM 100
102 RM 101
103 RM 102
104 RM 103
105 RM 104
106 RM 105
107 RM 106
108 RM 107
109 RM 108
110 RM 109
111 RM 110
112 RM 111
113 RM 112
114 RM 113
115 RM 114
116 RM 115
117 RM 116
118 RM 117
119 RM 118
120 RM 119
121 RM 120
122 RM 121
123 RM 122
124 RM 123
125 RM 124
126 RM 125
127 RM 126
128 RM 127
129 RM 128
130 RM 129
131 RM 130
132 RM 131
133 RM 132
134 RM 133
135 RM 134
136 RM 135
137 RM 136
138 RM 137
139 Rm 138
140 RM 139
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Rahasia Meri
2
RM 2
3
RM 3
4
RM 4
5
RM 5
6
RM 6
7
RM 7
8
RM 8
9
RM 9
10
RM 10
11
RM 11
12
RM 12
13
RM 13
14
RM 14
15
RM 15
16
RM 16
17
RM 17
18
RM 18
19
RM 19
20
RM 20
21
RM 21
22
RM 22
23
RM 23
24
RM 24
25
RM 25
26
RM 26
27
RM 27
28
RM 28
29
RM 29
30
RM 30
31
RM 31
32
RM 32
33
RM 33
34
RM 34
35
RM 35
36
RM 36
37
RM 37
38
RM 38
39
RM 39
40
RM 40
41
RM 41
42
RM 42
43
RM 43
44
RM 44
45
RM 45
46
RM 46
47
RM 47
48
RM 48
49
RM 49
50
RM 50
51
RM 51
52
RM 52
53
RM 53
54
RM 54
55
RM 55
56
RM 56
57
RM 57
58
RM 58
59
RM 59
60
RM 60
61
RM 61
62
RM 62
63
RM 63
64
RM 64
65
RM 65
66
RM 66
67
RM 67
68
RM 68
69
RM 69
70
RM 70
71
RM 71
72
RM 72
73
RM 73
74
RM 74
75
RM 75
76
RM 76
77
RM 77
78
RM 78
79
RM 79
80
RM 80
81
RM 81
82
RM 82
83
RM 83
84
RM 84
85
RM 85
86
RM 86
87
RM 87
88
RM 88
89
RM 89
90
RM 90
91
RM 91
92
RM 92
93
RM 93
94
Tambahan Cerita (Cerpen)
95
RM 94
96
RM 95
97
RM 96
98
RM 97
99
RM 98
100
RM 99
101
RM 100
102
RM 101
103
RM 102
104
RM 103
105
RM 104
106
RM 105
107
RM 106
108
RM 107
109
RM 108
110
RM 109
111
RM 110
112
RM 111
113
RM 112
114
RM 113
115
RM 114
116
RM 115
117
RM 116
118
RM 117
119
RM 118
120
RM 119
121
RM 120
122
RM 121
123
RM 122
124
RM 123
125
RM 124
126
RM 125
127
RM 126
128
RM 127
129
RM 128
130
RM 129
131
RM 130
132
RM 131
133
RM 132
134
RM 133
135
RM 134
136
RM 135
137
RM 136
138
RM 137
139
Rm 138
140
RM 139

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!