Jodoh Dari Semesta

Jodoh Dari Semesta

Bab 1. Cinta Dalam Persahabatan

"Tris, aku mencintaimu."

Satu kalimat keluar begitu saja dari mulut seorang Arjuna Ekawira. Laki-laki berusia 23 tahun itu menyatakan perasaannya kepada Trisha Yudistia, gadis yang sudah lama menjadi sahabatnya. Perbedaan usia antara Arjuna dan Trisha tidak jauh. Trisha berusia setahun lebih muda ketimbang Arjuna.

Deg!

Trisha tidak pernah memikirkan akan terjadi hal seperti ini. Sepulang dari tempat kerjanya, Arjuna memang menjemputnya. Trisha tidak menyangka kalau hari ini dia akan mengetahui perasaan sahabatnya yang lebih dari sekadar sahabat.

"Arjuna, perasaan kamu itu salah!"

"Salah bagaimana, Tris? Apakah ini gara-gara Janu?"

Ya, Trisha tidak hanya bersahabat dengan Arjuna, tetapi juga dengan Janu Mahesa. Laki-laki yang paling muda di antara ketiganya.

"Tidak, Juna. Itu bukan salah Janu. Kita semua bersahabat. Mana mungkin aku bisa menerima kamu sebagai seorang kekasih, sementara hubungan kita terikat lama seperti ini."

Setelah pertemuan sore itu, hubungan Arjuna dan Trisha merenggang. Kesibukan Arjuna sebagai montir di sebuah bengkel membuatnya bisa mencari alasan untuk tidak bertemu dengan Trisha.

Janu, sahabatnya juga tidak menaruh curiga pada keduanya. Pernah sekali waktu Janu mengirimkan pesan di grup chat bahwa dia meminta kedua sahabatnya itu datang ke Kafe yang baru dirintisnya itu. Namun, Arjuna menolaknya dengan alasan lembur di bengkel.

Trisha merasa bersalah pada penolakannya kala itu. Tidak hanya pada dirinya sendiri, tetapi pada Arjuna. Sebenarnya kalau boleh menjawab, Trisha akan mengatakan iya saat Arjuna mengungkapkan perasaannya. Dia memiliki rasa yang sama pada laki-laki itu.

"Tris, kenapa melamun?"

Pertanyaan Janu barusan telah membuat Trisha tersadar. Saat ini, dia sedang berada di Kafe kecil yang sedang dikelola oleh satu lagi sahabatnya.

"Ah, tidak. Aku hanya merasa kalau Arjuna sangat sibuk. Dia bahkan tidak bisa datang ke sini hanya untuk sekadar ngobrol atau bercerita."

"Mungkin saja bengkelnya sedang kebanjiran order."

Janu benar. Seharusnya Trisha tidak boleh berpikir negatif pada sahabatnya yang lain. Dia mencoba menerima kenyataan bahwa mereka sudah bekerja. Waktu untuk berkumpul tidak sepadat dulu.

"Kurasa kamu benar, Janu. Oh ya, aku ingin nasi goreng. Aku pesan pada pelayan dulu, ya!"

Trisha yang sudah kelaparan terpaksa memesan makanan. Namun, Juna mencegahnya.

"Ini Kafeku. Kamu tidak perlu memesannya. Biar aku yang akan meminta koki menyiapkan permintaanmu."

"Juna, aku keseringan makan gratis di sini. Lama-lama kamu bisa bangkrut!"

Juna cuma tersenyum memandang gadis yang sudah menjadi sahabatnya selama ini. Dia tidak akan bangkrut jika cintanya pada Trisha bersambut. Selama ini Juna memendam perasaan seorang diri. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya tanpa diketahui oleh Arjuna.

Janu bergegas masuk ke dapur. Dia meminta salah satu koki untuk membuat nasi goreng spesial seperti yang sudah dirancang di dalam benaknya.

Sekadar informasi, Janu memang membuka Kafe. Dia anak orang kaya sehingga Kafenya cepat berkembang. Modalnya pun mudah didapat. Jadi, tidak heran di usianya yang masih muda, dia memiliki Kafe yang berkembang pesat.

"Sudah mencoba mengirim pesan pada Arjuna?" tanya Janu saat dia kembali dari dapur tanpa membawa apa pun.

Ya, setelah koki selesai menyiapkan nasi goreng pesanan Janu, maka pelayan yang akan mengantarkan ke meja yang dimaksud.

Trisha menggeleng. Memang sudah lama Arjuna tidak muncul di Kafenya. Tidak ada kecurigaan sedikitpun bahwa diam-diam Arjuna sudah mengungkapkan cintanya pada Trisha. Gadis itu bungkam. Rasanya akan menyulut perkara terlalu jauh bila Trisha bercerita pada Janu yang notabene masih berhubungan dekat sebagai sahabat.

Nasi goreng spesial dengan berbagai hiasan yang unik. Trisha tidak menyangka akan mendapatkan hal seromantis ini menurutnya. Ada Nori berbentuk love di atas nasi goreng itu.

"Kurasa kokimu salah membuat nasi goreng ini."

"Tidak. Itu memang untukmu."

Nasi goreng spesial untuk orang yang paling spesial di hatinya. Ini pun nasi goreng pertama yang dihias begitu indah. Seandainya dua orang itu sedang memiliki hubungan dekat sebagai seorang kekasih, misalnya. Tentu saja Trisha langsung paham bentuk love itu.

Tanpa banyak bicara, Trisha menikmati sepiring nasi goreng tanpa tahu maksud dan tujuannya. Pandangan mata Janu tentunya tidak pernah terlepas dari gadis itu.

Trisha merasa menjadi pusat perhatian, dia menghentikan makannya.

"Kenapa melihatku seperti itu?" protesnya.

"Tidak. Aku hanya melihat kalau kamu lapar dan doyan tidak ada bedanya. Apa seenak itu nasi goreng buatan kokiku?"

Trisha ingin tertawa. Sebenarnya bukan karena nasi gorengnya saja yang terlalu enak, tetapi karena dia menikmati makanan itu tanpa harus membayarnya.

"Aku malu mengatakannya, Janu!"

"Ayolah, Trisha! Berikan komentarmu mengenai nasi goreng ini."

Trisha tidak peka sekali. Nasi goreng itu merupakan pengungkapan cinta Janu padanya. Namun, daya kepekaan Trisha tidak tersentuh sama sekali.

"Oke, kalau kamu memaksa. Pertama, nasi goreng ini sangat enak sekali. Ini nasi goreng pertama yang entah dibumbui pakai apa oleh kokimu."

Tentu saja itu pakai cinta, Trisha.

"Lalu, yang kedua?" Janu berusaha menggiring pendapat Trisha pada kata-kata cinta.

"Tentu saja semakin nikmat karena ini gratis!"

Tawa sepasang sahabat itu menggema. Beberapa orang yang sedang berada di sekitarnya memandang ke arah mereka.

"Cukup, Janu! Aku minta maaf sudah membuat kegaduhan di Kafemu."

Janu sudah menduga kalau Trisha tidak peka dengan tanda yang diberikan padanya. Sinyal dan tanda itu seharusnya sudah cukup, tetapi bagi Trisha ini semua hanya makanan biasa yang dihias cantik. Itu saja.

Pikirannya jauh tertuju pada Arjuna. Seharusnya Trisha bisa menerima laki-laki itu sebagai kekasihnya. Ingatannya kembali pada hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama ini.

"Tris, lagi-lagi kamu melamun. Apa sebenarnya yang kamu pikirkan? Kalau kamu tidak mau bercerita, untuk apa kita bersahabat?"

Glek!

Kenapa seolah Janu menyudutkan dirinya? Kalau persahabatan itu berakhir, itu artinya kesempatan bagi Trisha untuk dekat dengan Arjuna. Bahkan, mereka bisa menjalin hubungan lebih dari sahabat.

"Baiklah. Kalau kamu diam, ayo ikut aku!" Janu menarik tangan gadis itu.

Niat Janu kali ini ingin menunjukkan betapa spesial Trisha di matanya. Bukan hanya sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai orang yang namanya tertaut di hatinya. Sejak kapan Janu memiliki perasaan itu, dia tidak menyadarinya. Tiba-tiba saja dia ingin mengungkapkan perasaannya itu.

"Mau ke mana?" tanya Trisha. Pada akhirnya dia pun menurut saja ke mana Janu mengajaknya pergi.

"Nanti kamu juga akan tahu."

Sampailah keduanya di balkon. Sejauh mata memandang, keindahan terlihat jelas di depannya. Walaupun kanan kiri Kafe itu adalah pertokoan, tetapi untuk memandang langit tidak ada penghalang sama sekali.

"Tris, aku mencintaimu."

Tidak hanya satu, tetapi dua kalimat sama yang diucapkan dua orang berbeda. Trisha merasa sikap kedua sahabatnya itu telah membuatnya pusing. Rupanya mereka sama-sama mencintai Trisha. Apakah Trisha akan menolak Janu seperti yang dilakukan pada Arjuna?

Terpopuler

Comments

Sri Ningsih

Sri Ningsih

aku baca nih, kayaknya juna dan janu bakal jd rival
penasaran sia

2022-10-29

0

Sri Ningsih

Sri Ningsih

aku baca nih, kayaknya juna dan janu bakal jd rival
penasaran siapa ya yg di pilh trisa??

2022-10-29

0

AdindaRa

AdindaRa

Hai kak, ceritanya seru. Satu tips iklan mendarat buat kakak 😍

2022-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!