Setelah malam itu, Trisha memutuskan untuk tidak berhubungan dengan kedua orang itu hingga dia mendapatkan jawaban dari apa yang dipikirkannya selama ini.
Trisha bekerja seperti biasa, tetapi dia sengaja menjauh dari dua sahabatnya itu. Namun, usaha Trisha tidak membuahkan hasil.
"Tris, kamu kenapa?" tanya Amanda, rekan kerjanya.
"Aku bingung, Manda."
"Kenapa lagi? Kamu disakiti laki-laki yang menjemputmu itu?"
Ya, Amanda tahu saat Arjuna menjemput tempo hari. Trisha tidak menceritakan jika Arjuna hanyalah sahabat yang dicintainya. Dia lebih memperkenalkan laki-laki itu sebagai temannya.
"Tidak, Manda. Aku bingung, harus memilih siapa? Aku dicintai dua orang terdekatku."
Amanda memberikan tepuk tangan pada rekan kerjanya itu. Tumben sekali ada gadis yang dikejar dengan dua laki-laki sekaligus.
"Manda, kamu apa-apaan, sih? Aku malu!"
"Hei, harusnya kamu beruntung. Usiamu masih muda, tetapi banyak laki-laki yang mengejarmu. Sedangkan aku, umur tidak lagi muda, tetapi tak satu pun laki-laki yang mendekat."
Trisha merasa bersalah harus menceritakan kisah hidupnya. Sementara Amanda memiliki kisah hidup yang dia pendam sendiri. Tak banyak yang tahu bagaimana Amanda menjalani hidupnya.
"Aku minta maaf, Manda. Aku sudah membuat kamu sedih, ya?"
Amanda malah tersenyum. Baginya tidak ada yang lebih menarik selain kisah hidup Trisha yang sangat menggemaskan.
"Tidak. Aku malah senang bisa menjadi saksi hidup kisahmu yang unik ini. Aku masih penasaran kelanjutannya."
Trisha menceritakan bagaimana kedua laki-laki itu mengutarakan cinta dengan cara yang berbeda. Namun, tak satu pun dari mereka yang diterima oleh Trisha. Perasaan Trisha yang sama besarnya menjadi penghalang kelanjutan hubungan mereka.
"Kalau begitu, kenapa kamu tidak mengutarakan perasaanmu saja? Mungkin saja mereka bisa mengerti," saran Amanda.
"Maksudmu, aku harus mengatakan pada mereka berdua bahwa aku juga mencintainya?"
Amanda menggeleng. "Tidak seperti itu juga, Trisha. Kamu pasti sulit mengatakannya. Kenapa kamu tidak mengirimkan surat balasan cintamu? Itu akan lebih terkesan menarik, bukan? Kamu kirimkan balasan pada dua laki-laki itu beserta alasanmu kenapa tidak bisa menjawab ungkapan cinta mereka. Pasti seru!"
Saat membingungkan seperti ini, Trisha mendapatkan ide yang cemerlang. Tidak mungkin terus-menerus menghindari mereka. Setidaknya Trisha sudah jujur dengan perasaannya sendiri.
...🍄🍄🍄...
Janu sedang termenung di Kafe. Dia sangat merindukan kehadiran Trisha, tetapi gadis itu tidak pernah muncul. Sebelumnya, Trisha sudah pamit padanya untuk tidak mengganggu selama beberapa hari ke depan. Dia sedang fokus mengurus pekerjaannya.
Sepucuk surat diterimanya. Janu merasa heran karena pengirimnya adalah Trisha Yudistia. Zaman yang serba modern seperti ini, Trisha masih menyempatkan diri untuk mengirimkan surat padanya.
Tidak masalah untuk Janu. Dia merasa senang karena gadis yang dirindukannya itu hadir dalam selembar kertas.
Perlahan Janu masuk ke ruangannya. Dia memiliki satu ruang khusus untuk bekerja. Ruangan itu juga yang digunakan untuk mengelola Kafe sampai detik ini.
Janu membuka amplop suratnya secara perlahan. Tulisan tangan Trisha terlihat jelas karena gadis itu memang selalu rapi. Ada sedikit kejanggalan, tetapi Janu mencoba mengabaikannya.
"Surat saja bisa typo seperti ini," ucap Janu.
Dear Juna,
Sebelumnya aku meminta maaf telah membuatmu tidak nyaman dengan kondisi ini. Maaf juga tempo hari aku sudah menolak ungkapan cintamu.
Deg!
Setahu Janu, Trisha belum memberikan jawaban apa pun perihal ungkapan cintanya. Namun, kenapa sekarang dia mengatakan sudah menolaknya? Daripada penasaran, Janu melanjutkan membaca surat tersebut.
Sebenarnya, jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku pun memiliki perasaan yang sama padamu. Persahabatan yang berubah menjadi cinta.
Janu tersenyum kemudian melanjutkan membaca.
Tapi, aku merasa perlu mengatakan ini padamu, Arjuna.
Glek!
"Jadi, surat ini ditujukan pada Arjuna? Kenapa Trisha mengirimkan padaku? Juna juga memiliki perasaan yang sama sepertiku."
Janu merasa sudah terluka dengan perasaannya ini. Ternyata Trisha lebih memilih menyukai Juna daripada dirinya.
Janu pun mengatakan hal yang sama. Dia mencintaiku. Lalu, aku bisa apa? Aku juga tidak mungkin menerima kalian berdua sebagai kekasihku, bukan? Sejujurnya aku pun memiliki perasaan yang sama pada kalian berdua. Itulah alasannya mengapa aku tidak bisa menjatuhkan pilihan. Kalian berdua sangat spesial di hatiku.
Deg!
Rupanya persaingan ketat akan terjadi setelah ini. Bisakah Janu melepaskan Trisha untuk sahabatnya? Lalu, kalau surat ini dikirimkan padanya, itu artinya Arjuna mendapatkan surat yang seharusnya untuk dirinya. Surat Trisha tertukar.
Janu rasanya ingin menyudahi membaca pesan dari Trisha. Rasa penasaran terus membuatnya ingin menghabiskan selembar surat itu sampai menemukan jawabannya.
Selebihnya, aku serahkan kepada Allah hatiku condong ke mana. Yang pasti, saat ini aku menganggap kalian spesial di hatiku. Terserah kalian menganggap aku seperti apa? Yang pasti, aku salah karena mencintai kalian berdua.
Sahabatmu, Trisha.
Janu mengembalikan surat itu ke dalam amplopnya. Dia meletakkan ke dalam laci yang ada di meja kerjanya. Bersamaan dengan itu, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.
"Masuk!" perintah Janu.
Tatapan mata dua pasang manusia itu langsung bertemu. Ini memang masih jam kerja, tetapi hari ini Arjuna mendadak minta izin untuk pulang lebih awal. Selembar surat yang diterimanya telah membawa Arjuna menemui Janu.
"Juna, ada apa?" Janu berusaha bersikap biasa saja seperti tidak mengetahui apa-apa.
Berbeda dengan tatapan Arjuna yang seolah mengintimidasi. Dia menatap lekat wajah sahabatnya itu.
"Kamu juga mencintainya?" tanya Arjuna langsung ke intinya.
"Kamu mendapatkan surat yang sama. Kurasa kita perlu meluruskan masalah ini." Janu tetap bersikap setenang mungkin.
"Tidak perlu, Janu! Kurasa sudah saatnya kita bersaing secara sehat. Maksudku, kita bisa bersaing mendapatkan Trisha. Apa pun akan aku lakukan," jelas Arjuna menggebu.
Hubungan persahabatan yang di dalamnya berisi cinta akan membuat orang-orangnya merasa tidak senyaman sebelumnya. Akan terjadi keributan kecil di sana. Selain itu, persaingan pasti memerlukan tenaga dan pikiran ekstra. Sampai kapan keduanya akan seperti ini?
"Itu tidak perlu, Juna. Kalau kamu mau, silakan ambil Trisha untukmu."
Arjuna terkejut. Semudah itukah Janu melepaskan gadis yang dicintainya? Padahal Arjuna tahu kalau Janu juga mencintainya.
"Kamu yakin dengan ucapanmu barusan?" Arjuna mencoba memastikan.
Janu sebenarnya berat melepaskan Trisha untuk sahabatnya. Tak ada salahnya mengalah untuk kebaikan bersama.
"Ya, aku yakin, Juna. Kamu juga tahu kan kalau Trisha tidak mungkin memilih kita berdua. Kalau aku mundur, setidaknya dia bisa bebas memilih kamu."
Arjuna merasa tidak enak hati pada keputusan sahabatnya. Dia merasa ini tidak adil untuknya maupun Trisha. Kalaupun secara kompetisi, itu malah akan lebih baik untuk mereka semua.
"Tapi aku tidak, Janu. Aku merasa Trisha tidak akan suka dengan keputusanmu, Janu. Dia mencintai kita berdua. Itu artinya dia akan selalu ada untuk kita, kan?"
Janu tersenyum. Secara logika, Trisha akan memilih salah satu dari keduanya. Tidak akan mungkin Trisha menikahi dua laki-laki sekaligus, bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
AdindaRa
Hiyaaaa, salaaaah kirim suraaaat 😅. Yang baca ikutan dag dig dug ini. Gimana si Janu yaaa 😔
2022-10-11
2
Arka Abian
up LG thor
2022-09-29
1