Bab 3. Arjuna Vs Janu

Makan malam kali ini bukanlah di restoran mewah, Kafe, atau warung makan berkelas. Arjuna yang pekerjaan sebagai montir hanya bisa membawa Trisha makan Bakso.

Mereka pun sepakat untuk bertemu di sana. Kata sepakat didapatkan di dalam pesan grup chat WhatsApp mereka. Semula Trisha menolaknya, tetapi Arjuna memaksa. Dia juga sudah meminta maaf telah mengabaikan dirinya.

Trisha datang lebih awal. Ada perasaan cemas menderanya. Hubungannya dengan Arjuna sedang tidak baik. Sementara dengan Janu, Trisha merasa ragu. Dia tidak menolak ataupun mengiyakan ungkapan cinta laki-laki itu.

"Hai, Tris. Rupanya kamu datang lebih dulu. Terima kasih sudah menerima undanganku," sapa Arjuna saat dia duduk tepat di hadapan Trisha.

"Sama-sama, Juna. Aku ingin meminta maaf sudah membuat kamu kecewa beberapa waktu lalu." Trisha tertunduk. Sebenarnya hati dan ucapannya tidak berjalan searah melainkan bertolak belakang.

"Tidak masalah. Aku sudah melupakan hal itu. Oh ya, aku penasaran dengan Juna."

Sebuah kalimat yang mampu membuat Trisha mendongak. Saat mendengar nama sahabatnya yang lain, Trisha terlihat tertarik untuk mendengarkan kisah selanjutnya.

"Kenapa dengan Juna? Bukankah dia juga akan datang ke sini?" Spontan rentetan pertanyaan yang diucapkan Trisha membuat Arjuna merasa heran dengan sikap sahabatnya.

"Kamu terlihat khawatir dengan Juna. Apa aku melewatkan sesuatu?" tanya Arjuna sebelum memesan Bakso.

"Tidak. Bukankah hubungan kita juga sama seperti ini. Maksudku, hubunganku dengan Juna juga sama seperti denganmu. Hanya sahabat," jelas Trisha. Dia tidak ingin menggiring opini bahwa Trisha dan Janu juga terlibat kejadian yang sama seperti dengan Arjuna.

Perbincangan keduanya terputus saat Janu datang membawakan satu buah buket bunga yang berukuran tidak terlalu besar, tetapi sangat indah. Ya, Arjuna dan Janu memang bersahabat, tetapi memiliki cara romantis yang berbeda.

Jika Arjuna hanya bisa membawa Trisha makan Bakso, sedangkan Janu bisa memberikan segalanya buat gadisnya itu.

"Hei, buket bunga untuk siapa itu?" tanya Arjuna.

"Juna, di sini yang suka bunga hanya wanita. Kurasa kamu tahu kalau aku akan memberikannya pada sahabatku, Trisha. Terimalah!" Janu menyodorkan bunga itu ke tangan Trisha sehingga gadis itu menerimanya.

"Terima kasih." Trisha meletakkan buket bunga itu tepat di kursi sebelah tempat duduknya.

Posisi Janu dan Arjuna berada di kursi yang sejajar menghadap ke arah Trisha. Arjuna melambaikan tangan memanggil penjual Bakso supaya segera menyiapkan pesanannya.

"Pak, tolong ke sini sebentar! Kami mau memesan tiga mangkok Bakso, dua campur, satu lagi tanpa mie. Minumnya es teh," jelas Arjuna.

Trisha hanya menyukai Bakso dan kuahnya saja. Polos tanpa mie seperti yang dipesan oleh Arjuna. Sedangkan Arjuna dan Janu memiliki selera makan yang sama.

"Es tehnya juga tiga?" tanya penjual Bakso karena laki-laki yang barusan memesan tidak menyebutkan jumlahnya.

"Iya, tiga. Satunya esnya sedikit saja, Pak," sahut Janu. Dia tahu kalau Trisha suka minuman yang tidak terlalu dingin.

Menunggu dalam diam itu sangat membosankan. Janu tidak tahu ada masalah apa antara Arjuna dengan Trisha. Tidak biasanya keduanya terlihat canggung seperti itu.

"Sebenarnya kalian berdua kenapa, sih?" tanya Janu.

"Tidak apa-apa. Sudahlah, ayo nikmati saja Baksonya, Bro," ucap Arjuna. Sesekali dia melirik ke arah Trisha yang sedang memandangi buket bunga.

Semangkok Bakso mendarat sempurna di depan masing-masing. Bakso Juna sempat tertukar dengan punya Trisha sehingga keduanya lekas menukarnya.

"Sambal, Tris!" ucap kedua laki-laki itu bersamaan.

Tidak biasanya kedua sahabatnya bisa sekompak itu. Apakah disebabkan perasaan yang sama juga?

"Terima kasih." Trisha mengambil sambal sedikit saja. Tak lupa dia juga mengambil sedikit cuka untuk dituangkan ke dalam mangkok baksonya.

Menikmati satu mangkok Bakso dengan orang-orang yang disukainya membuat Trisha merasa nyaman sekali. Terkadang dia teringat nasihat ibunya bahwa dirinya tidak boleh serakah untuk mengambil keduanya. Pada dasarnya wanita hanya boleh memilih satu di antara dua.

"Enak?" tanya Arjuna.

Suasana yang seperti ini sudah lama dirindukan Arjuna. Dia sangat menikmati makannya walaupun dalam kesederhanaan.

"Iya, enak," jawab Trisha.

Janu mencoba berdamai dengan keadaan. Sebenarnya ada sesuatu yang berbeda antara Arjuna dan Trisha, tetapi Janu mencoba menutup mata mengenai apa pun itu. Terpenting baginya adalah bagaimana cara membuat Trisha nyaman kemudian mau menerima cintanya. Jangan sampai ada orang lain yang mendahuluinya.

"Kamu tidak mau coba makan pakai saos? Ini enak juga, loh." Janu mencoba mengalihkan pandangan Trisha pada dirinya.

Benar saja, fokus Trisha berganti padanya. Sayang sekali karena Trisha tidak menyukai saos sehingga dia hanya tersenyum saja.

"Terima kasih, Janu. Aku tidak terlalu suka itu. Apa kamu lupa?"

Janu tersenyum. Bagaimana mungkin dia bisa lupa dengan apa yang menjadi favorit dan tidak? Janu masih hapal betul semuanya.

Trisha pikir setelah makan Bakso, dia akan langsung pulang. Nyatanya Arjuna malah mengajak pergi sebentar ke taman. Sejujurnya Arjuna sangat rindu pada Trisha.

"Juna, aku harus pulang. Ibu pasti sangat marah padaku," tolaknya.

Sebenarnya Janu sudah siap untuk mengantarkan Trisha pulang. Terlambat lima menit saja sudah dipastikan kalau ibunya akan marah. Bahkan, dia terancam tidur di luar.

"Tris, sebentar saja," pinta Arjuna.

"Juna, tolong mengertilah. Trisha harus segera pulang. Kalau sampai terlambat, kamu juga tahu kan kalau ibunya tidak menyukai keterlambatan?" Janu berusaha mengingatkan Arjuna.

"Janu, kenapa kamu berubah? Atau, jangan-jangan kamu suka sama Trisha?" tuding Arjuna.

Deg!

Beruntung mereka ribut di luar warung Bakso. Kalau sampai keributan ini terjadi di dalam, tidak tahu lagi kejadiannya akan seperti apa.

Tudingan tersebut memanglah benar, tetapi Janu tidak mungkin menunjukkan kebenaran itu di hadapan sahabatnya yang lain. Hubungan mereka bisa hancur saat ini juga.

"Kamu bicara apa, Juna? Mana mungkin aku suka sama sahabatku sendiri?" Janu berkilah.

Trisha yang mendengar pengakuan dua sahabatnya itu merasa bersalah. Hubungan mereka jelas tidak baik-baik saja. Sebentar lagi pasti ketahuan kalau keduanya saling mencintai.

"Sudah, sudah! Apa kalian akan bertengkar terus? Juna, aku harus pulang. Kalau kamu ada perlu, lebih baik kirim pesan saja. Aku juga sudah bilang pada ibu kalau Janu akan mengantarkan aku pulang."

Trisha berusaha membuat kedua sahabatnya itu untuk tidak bertengkar. Nyatanya pilihan Trisha salah. Arjuna mengira kalau Trisha sudah menjauhinya, padahal itu tidak benar sama sekali.

"Tris, aku yang akan mengantarmu," pinta Arjuna.

Janu yang merasa diserobot jadi tak enak hati pada ibunya Trisha. Bisa saja wanita itu akan salah paham karena Janu tidak bertanggung jawab.

"Juna, maaf. Lain kali saja kamu bisa antar Trisha pulang. Malam ini aku sudah terlanjur janji pada ibunya Trisha," ucap Janu beralasan.

Kenyataannya adalah Trisha meminta Janu untuk mengantarkannya karena ingin jujur dengan perasaannya sendiri. Kalau Trisha pun memiliki rasa yang sama pada Janu, tetapi juga tidak menampik bahwa Trisha juga menyukai Arjuna.

Terpopuler

Comments

AdindaRa

AdindaRa

Naaah kaaan, jadi pada berlomba-lomba dapetin hatinya Trisha. Bikin Trisha tambah gak bisa pilih salah satu dari Janu dan Juna.

Aku jadi penasaran, ganteengan yang mana kaaak?

2022-10-11

1

AdindaRa

AdindaRa

Ini Janu mungkin yaa. Namanya mirip antara Juna dan Janu 😍

2022-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!