Malam Pesta

Malamnya ruang tengah di mansion El sudah terlihat banyak tamu yang berdatangan, di luar semua sudut di jaga dengan ketat. El turun dari tangga dan di sambut tepuk tangan meriah oleh para anggota yang ada di lantai bawah, malam ini mereka merayakan kemenangan mereka dengan sangat bahagia.

Jadi satu bulan yang lalu El berhasil menambah koleksi berharganya yang ia curi dari museum terbesar Amerika, yaitu lukisan yang harganya cukup mahal sekali.

"Mari kita nikmati malam ini dengan bahagia," El mengangkat gelas minumnya di ikuti oleh yang lain, setelah itu barulah El minum.

El menyimpan gelas minumnya di meja, ia berjalan ke kamar Primily untuk mengecek keadaan wanita itu. Saat masuk ke kamar Primily, El membuka lemari baju yang ada di sana El mengambil satu dress hitam secara acak.

El melempar baju itu ke wajah Primily, "Pakailah cepat," tegasnya.

Primily dengan wajah yang masih pucat turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk ganti pakaian, El duduk di kasur menunggu Primily keluar. Setelah menunggu beberapa menit Primily keluar dari kamar mandi, El menarik Primily untuk keluar dari kamarnya.

Saat di ruang pesta semua orang langsung menatap ke arah El yang menarik Primily ke meja makan, di meja makan sudah terdapat 10 anggota tertinggi El, mereka termasuk orang paling di percaya oleh El untuk mengurus pekerjaannya yang berada di negara lain.

Mereka juga menatap El yang di sampingnya berdiri Primily, "Duduk," El mendorong Primily agar duduk di kursi.

El duduk di sebelah kursi Primily.

"Maaf, dia siapa Tuan?" tanya Leksa salah satu orang paling di percaya El.

"Kalian tidak usah mementingkan dia, nikmati saja hidangan malam ini. Tidak usah pedulikan dia."

"Baik Tuan."

Makan malam mereka di mulai, tanpa El sadari Charles sudah berhasil masuk dan mengawasi El sedari tadi. Charles sedang minum di dekat pintu keluar, ia juga sesekali mengawasi El dan Primily.

"Wanita itu ternyata masih hidup, yang walaupun tidak terlihat sehat, tampaknya El memang tidak akan membunuhnya sebelum Thomas melakukan apa yang ia inginkan. Baguslah itu akan memberiku waktu untuk berpikir," batinnya, Charles juga tidak hanya mengawasi El saja, ia mulai menelaah setiap sudut mansion ini.

Kembali ke El, "Makan yang benar."

"Iya, ini juga aku sedang makan."

Acara party malam ini berjalan dengan lancar, Charles juga dapat keluar dari Mansion itu tanpa di curigai orang-orang. Ke 10 anggota tertinggi El masih berada di Mansion El, kemungkinan mereka akan pulang besok atau mungkin minggu depan tergantung perintah dari El.

Primily di dapur membantu para pelayan mencuci piring dan beres-beres, "Non, apa Nona tidak lelah? Nona keliatan pucat sekali malam ini. Lebih baik istirahat saja biarkan semua ini di kerjakan pelayan," ujar Kim tidak tega melihat Primily.

Primily tersenyum tipis sambil terus cuci piring, "Tidak papah aku masih kuat kok."

Sementara itu di kamar El malah sedang main gila dengan Iris, Iris juga salah satu 10 anggota yang tadi ikut makan malam bersama dengan El. Iris memang sedari dulu sering melakukan ini dengan El, ini adalah pertemuan pertama lagi setelah 1 tahun berpisah karena Iris harus pergi ke Jepang.

Iris berdesah di atas tubuh El yang sudah mulai *******, El memegang pinggang Iris sembari menaik turunkan tubuh Iris yang ada di atasnya.

"Sayang, aku mencintaimu," ucap Iris sebagai pengujung aktivitasnya.

Karena keduanya sudah keluar, Iris yang kelelahan tidur di atas tubuh El sambil tersenyum bahagia, "Aku rindu padamu El."

El tampak tidak menjawab ucapan Iris.

"El bolehkan aku bertanya?"

"HM."

"Siapa wanita tadi?"

"Primily?"

"Yah, wanita yang tadi kau ajak makan malam bersama."

"Dia hanya gadis tawanan ku saja."

Iris tersenyum bahagia, ia turun dari tubuh El lalu menatap El, Iris mencium kening El lalu mengambil bajunya yang berserakan untuk kembali ia pakai.

"Sampai jumpa nanti," Iris keluar dari kamar El, saat ingin menuju kamarnya Iris melihat Primily sedang nyapu di lantai atas.

Ia punya ide licik di otaknya, Iris turun dari lantai dua untuk menghampiri Primily, Iris berhenti di hadapan Primily membuat Primily ikut terdiam.

"Ternyata kau hanya wanita sandraan El," Iris menertawakan Primily.

Primily terdiam.

"Jangan pernah kau mencoba menggoda Tuan El, dia milikku dan sampai kapan pun akan tetap milikku, lagipula Tuan El tidak mungkin mau bersama wanita rendahan seperti mu."

"Maaf Non, saya tidak berniat sedikitpun untuk merebut Tuan El dari Non jadi saya mohon jangan menganggu saya."

"Berani sekali kau bicara seperti itu padaku, kau tidak tau siapa aku?"

"Saya memang tidak tau Anda siapa, namun saya hanya minta untuk Non agar minggir saya sedang menyapu," pinta Primily menatap wajah Iris tanpa rasa takut, menurutnya yang paling menakutkan di rumah ini hanya El.

Lagipula jika sampai saat ini ia di bunuh juga ia tidak masalah, karena memang kan ingin mati saja daripada harus lihat orang tuanya menderita.

Iris tertawa meremehkan sambil memalingkan wajahnya, ia tidak percaya ada orang yang berani melawannya. Para pelayan yang melihat itu mulai ketakutan, Iris adalah wanita yang selalu El bela sesalah apapun Iris.

"Kau harus tau satu hal, Tuan El selalu mempercayai ucapan ku sesalah apapun aku," ancam Iris yang langsung menjatuhkan vas buka berbahan dasar kaca yang berhasil melukai kaki Iris juga kakinya Primily.

Iris meringis kesakitan, El keluar dari kamarnya karena mendengar keributan di lantai bawah. El berjalan menghampiri kedua wanita itu, Iris duduk di lantai sambil memegang kakinya karena kesakitan.

Sementara Primily hanya berdiri menatap tajam ke arah El yang mendekatinya, kaki Primily juga terluka bahkan lukanya lebih besar dari luka di kaki Iris.

"Tuan El," Iris menarik celana El untuk membantunya bangun.

El masih terdiam dengan tatapannya yang saling bertabrakan dengan tatapan tajam milik Primily, El tiba-tiba mengendong Primily yang membuat semua orang di sana keheranan.

"Tuan El," ujar Iris menatap El.

El melirik ke arah Iris, "Kau itu adalah ketua yang memegang pekerjaanku di Jepang, mana mungkin bisa terluka hanya karena jatuhnya Vas bunga. Kau pasti punya reflek yang bagus untuk menghindarinya jika benar itu Primily yang melakukannya."

"Apa-apa?" Iris kebingungan sendiri.

"Kau tidak usah pura-pura tidak mendengar ucapan ku barusan yah."

El berjalan pergi ke kamar Primily, "Bereskan pecahan kacanya," titah El pada pelayannya.

Sesampainya di kamar El membanting tubuh Primily ke atas kasur, "Aw....... Jika tidak berniat menggendongku mending tidak usah dari awal," oceh Primily pelan.

"Apa kau bilang?"

"Tidak," Primily memegang bokongnya yang sakit karena di lempar El.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!