Hal Yang Sama

El masuk ke kamar Primily, ia dapat melihat apa yang di lakukan wanita itu lewat kamera pengawasnya, "Makanlah," bentaknya sembari menyodorkan piring makanan.

Primily menatap El dengan sorot tatapan tajamnya, "Tidak, aku tidak mau makan. Aku ingin mati saja," bentak nya.

"Kau mau makan, atau kau mau melihat ayahmu dan ibumu mati?"

Primily terdiam, mulutnya terkunci.

"Jangan pernah membantah perintah ku kalau kau tidak mau kehilangan."

Primily mengambil piring makanan dari tangan El dan mulai makan sambil menangis.

"Berhentilah menangis, berisik."

Primily menghapus air matanya dan mencoba untuk tidak menangis lagi, namun sayangnya Primily tetap tidak bisa menahan air matanya mengalir.

Di tempat lain ada seorang pria paruh baya yang tengah terduduk lemas di kursi ruang kerjanya, "Kita harus lakukan sesuatu, kita tidak boleh diam saja," ujarnya sambil bangkit dan pergi mengambil telpon.

Ruang kerja pria itu tampak berantakan karena ia baru saja marah-marah, pengawalnya tidak dapat menjaga putrinya dengan benar, "Aku akan bunuh kalian semua jika sampai putriku kenapa-napa," bentaknya.

Pria itu adalah walikota Los Angelos yang putrinya di culik oleh El, ia menghubungi kepolisian setempat untuk mencoba menangkap El agar putrinya selamat. Pria ini bernama Thomas Aquinas, tak lama setelah menghubungi aparat kepolisian datanglah mereka ke tempat Thomas.

Thomas menjelaskan semua rincian kejadian yang terjadi pada putrinya, dan kasus ini di tangani oleh pasukan khusus Amerika. Mereka tau yang mereka hadapi bukanlah penjahat biasa, jadi mereka harus punya rencana yang matang terlebih dahulu.

"Saya akan lakukan apapun asal anak saya dapat selamat," ujar Thomas.

"Baik, kita akan lakukan yang terbaik. Namun untuk itu kita hanya perlu sabar dan ikuti semua permainan El terlebih dahulu," balas seorang pria yang menjadi ketua di kasus ini.

Pria ini bernama Charles, ia masih terhitung muda namun kemampuan bela diri dan mengatur strateginya tidak usah di ragukan lagi. Ia di latih jadi pasukan khusus sedari kecil hingga walaupun usianya masih terbilang muda, Charles tidak bisa di remehkan begitu saja.

Bahkan beberapa tahun lalu El juga hampir terbunuh oleh Charles, untungnya saat itu El menggunakan baju anti pelurunya. Jadi El tidak mati saat tertembak Charles dari jarak ribuan meter, saat ini El menerima misi ini karena keinginannya sedari dulu adalah menangkap El.

Kembali ke Mansion El, pria itu saat ini sedang bercocok tanam dengan wanita bayarannya.

"Terus," ucap El yang sudah berada di puncak kenikmatannya.

Wanita itu menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh El sembari menjerit merdu kenikmatan, El meremassss payudara wanita itu. Kini mereka berdua mulai ******* dan sama-sama menjerit, wanita itu jatuh ke tubuh El karena kelelahan.

"Bagaimana Sayang, kau menyukainya?" tanya wanita itu dengan nafas yang terengah-engah.

El terdiam sembari memejamkan matanya, ini bukan kali pertamanya El tidur dengan wanita ini. Wanita ini turun dari tubuh El lalu mulai mengambil pakaiannya dan kembali berpakaian karena ia harus pulang.

El pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, selesai dari kamar mandi El duduk di sofa dan membuka laptopnya untuk melihat apa yang di lakukan Primily.

Gadis itu sedang melamun di atas kursi, sesekali wanita itu juga berjalan-jalan untuk membaca buku. Di kamar Primily terdapat perpustakaan yang sengaja El buat agar wanita itu tidak terlalu bosan di kamarnya, El juga tau kalau Primily suka sekali membaca.

El pergi ke kamar Primily, saat Primily melihat El ia sangat ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di balik buku yang tengah ia baca, "Ku mohon aku lelah sekarang."

"Aku hanya ingin mengambil buku," El mengambil sebuah novel lalu duduk di kursi dan mulai membacanya di sana.

Primily mengintip El dan memastikan kalau El tidak akan berbuat hal aneh lagi padanya, Primily mencoba tidak peduli dan kembali meneruskan membaca bukunya walaupun hatinya benar-benar ketakutan dan tidak tenang.

Beberapa saat kemudian El menyimpan buku itu lalu mendekati Primily, ia mengangkat dagu wanita itu. Primily bergetar ketakutan, hembusan dan tarikan nafas Primily juga mulai tidak karuan.

"Saat melihat wajah polos mu ini ingin sekali rasanya aku membunuhmu," bentak El yang kembali mengingat apa yang telah Thomas lakukan pada orang tuanya dulu.

"Aku salah padamu sampai kau sejahat ini padaku?"

"Kamu memang tidak salah, namun orang tuamu yang salah dan kau juga harus menanggung kesalahan mereka."

"Memangnya apa yang orang tuaku lakukan padamu?"

El menghempas dagu Primily, pipinya merah bekas cengkraman tangan El yang sangat kuat. Primily memegang rahangnya yang sakit.

"Dia sudah membunuh orang tuaku tepat di depan mataku, dan aku ingin membuatnya juga merasakan apa yang aku rasakan."

"Kau akan membunuhku?"

"Sekarang saja."

"Aku akan membunuhmu di hadapan orang tuamu agar mereka juga dapat merasakan apa yang aku rasakan saat itu, jadi kau tenang saja akan ada saatnya kamu mati suatu hari nanti."

Primily menarik baju El, "Sekarang saja."

"Berani-beraninya kau menarik bajuku," El mendorong Primily sampai tersungkur ke lantai, punggung Primily bahkan terbentur kursi.

Primily memegang punggungnya yang kesakitan, luka akibat goresan El juga kembali mengeluarkan darah, El mengangkat dagu Primily, "Jangan pernah lakukan itu lagi padaku, atau akan ku balik rencana ku, ku bunuh mereka di depanmu."

"Tidak, jangan lakukan itu. Tapi aku yakin polisi akan menangkap mu dan membebaskan ku."

El tersenyum sambil bertepuk tangan dan berdiri dengan tegak di hadapan Primily, "Kalau polisi bisa menangkap ku, sudah sejak dulu mereka melakukan itu. Polisi tidak sehebat yang kau kira."

"Tapi aku tetap yakin ayahku dapat membawaku pergi dari rumah iblis ini."

El tertawa kecil, "Aku suka semangat mu, sekarang kau tidur sana," El menarik tangan Primily padahal darah dari tangan Primily sudah kembali keluar.

Setelah keluar dari kamar Primily, El juga meminta perawat rumahnya untuk kembali mengobati Primily. Pokoknya Primily tidak boleh mati sebelum rencana indahnya yang sudah ia rancang beberapa tahun ini hancur, di luar tiba-tiba Haruto menghampiri El.

"Tuan ini berkas laporan dari markas utama," Haruto menyodorkan sebuah maps berisi data-data penjualan dan pemasukan.

"Tuan ayahnya Primily minta bukti jika anaknya baik-baik saja dan belum meninggal."

"Kau kirim saja vidio yang ada di komputer ku, aku ingin tidur sekarang. Masih banyak yang harus ku kerjakan besok," El menguap sambil berjalan ke kamarnya.

Di kamar Primily, ia sedang ganti perban. Primily sesekali meringis kesakitan apalagi saat lukanya di beri alkohol, Primily juga sampai menjatuhkan air matanya.

Terpopuler

Comments

botak

botak

knpaa ada Narutoo disinii wahh kereeennnn

2022-10-18

0

SuLis Tya

SuLis Tya

tunggu saatnya kau akan marasakan jatuh cinta pd Primily El...dan kau akan menyesali smua perbuatanmu 😏

2022-09-23

1

Nani kusmiati

Nani kusmiati

Awas EL yang tadinya BENCI bisa berubah menjadi BUCIN/CINTA sama Primily 🤭, lanjut author semangat 👍🏻👍🏻👍🏻

2022-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!