Paginya Primily sedang sarapan bersama perawatnya, tubuhnya sedikit demam.
"Selesai makan minumlah obat, agar demam mu turun," perawatnya bernama Cassi.
Primily hanya menganggukkan kepalanya, wanita ini tampak sudah lelah jika harus melawan lagi. Sementara itu El sudah berada di markas utamanya bersama Haruto mengecek barang kirimannya, "Baiklah semuanya sudah sesuai dengan apa yang ku inginkan," El pergi ke kursinya dan duduk.
"Tuan, para anggota Tuan dari setiap Negara sudah mulai berdatangan."
"Suruh mereka segera ke rumahku saja."
"Baik Tuan."
Kembali para Primily, gadis itu sedang mengoleskan salep ke luka di tubuhnya di bantu oleh Cassi, "Lukanya sudah kering, sebentar lagi sembuh."
"Iya kalau Pria jelek itu tidak melukaiku mungkin lukanya memang akan sembuh secepatnya, tapi entahlah mungkin nanti dia akan menyiksaku lagi dan lukanya kembali terbuka."
"Baiklah, saya pergi dulu," selesai mengobati Primily, Cassi pergi dari kamar itu.
Di gerbang depan terlihat mobil-mobil mewah mulai memasuki rumah ini, Primily yang penasaran akan suara berisik di gerbang depan berlari kecil keluar kamarnya. Primily mengintip di belakang pilar depan pintu masuk kamarnya, terlihat beberapa orang masuk ke rumah El di sambut meriah oleh penjaga rumah ini.
"Mereka siapa?" tanya Primily pada pelayan rumah yang ada di dekatnya.
"Mereka masih bawahan Tuan El, malam ini akan ada pesta tahunan yang di rayakan di rumah ini."
"Pesta?" Primily sangat menyukai pesta.
"Benar Nona."
Primily berjalan ke arah dapur berniat membantu para pelayan menyiapkan segala kebutuhan untuk pesta nanti malam, Primily di hampiri oleh Kim seorang ketua pelayan.
"Nona ada yang perlu saya bantu?" tanya Kim di hadapan Primily.
"Boleh tidak aku ikut masak? Aku bosan berada di kamar terus."
"Tapi Nona nanti Tuan El marah."
"Aku hanya ingin bantu masak dan persiapan lainnya untuk pesta nanti malam, aku tidak akan mengacau," Primily memasang wajah memohon.
"Baik lah Nona jika itu kemauan Anda, silahkan saja," Kim mengizinkan Primily, namun setelah itu Kim juga berusaha menghubungi Tuan El untuk minta Izin.
El mengizinkannya dengan syarat Primily tidak kabur, kalau sampai Primily kabur maka semua pelayan di rumahnya harus tanggung jawab. Sambil masak para pelayan itu juga mengawasi Primily, namun Primily tanpa menikmati aktivitasnya tidak terlihat mencurigakan.
Di markas kepolisian Charles sudah bersiap menyamar untuk datang ke acara pesta El nanti malam, Charles akan memakai topeng silikon di wajahnya. Ia juga sudah menyiapkan beberapa identitas palsu miliknya, kini Charles sedang di temani rekan wanitanya yang bernama Kelly.
"Hati-hatilah, ingat pemikiran El tidak sesederhana yang kita pikirkan," Kelly memperingati Charles.
"Kau tenang saja, aku datang ke pesta nanti malam bukan untuk langsung membawa pulang wanita itu. Aku datang ke pesta nanti malam hanya untuk melihat suasana rumahnya dan cela-cela di rumah itu. Juga seberapa banyak penjaga rumahnya."
"Baiklah ku percayakan semuanya padamu, walaupun begitu kau harus tetap hati-hati jangan sampai membuat curiga mereka."
Di tempat lain El sedang berbicara dengan seorang pria paruh baya, "Ini uangnya. Aku serahkan padamu sekarang," pria paruh baya tersebut memberikan koper pada El.
El membuka koper tersebut untuk mengecek uang di dalamnya, takutnya uang itu adalah uang palsu. Setelah yakin kalau uangnya asli El menutup kopernya lalu bersalaman dengan pria tersebut sambil tersenyum tipis, "Senang bekerja sama dengan anda."
"Barangnya kau kirimkan saja ke tempat biasa."
"Baik, akan ku kirim sekarang," El menelpon Haruto untuk mengirimnya, setelah itu El pergi untuk pulang.
Di perjalanan tiba-tiba El mendapat telpon dari Haruto yang mengatakan bahwa bawahan El ada yang tertangkap oleh polisi saat dalam perjalanan pengiriman barang. El terlihat kesal sembari membanting ponselnya ke kursi belakang mobil.
"Sialan, bodoh sekali mereka," umpat nya sembari memukul setir mobil.
Saat sampai di rumahnya El masuk dengan keadaan masih kesal, ia menarik Primily dari dapur ke arah kamarnya. Ia akan melampiaskan kekesalannya pada Primily, "Sakit," rintis Primily yang di seret El.
El menutup pintu kamar Primily dengan kasar, ia menarik Primily ke dalam kamar mandi El mendorong Primily masuk kedalam bak mandi.
Primily mengigit bibir bawahnya karena ketakutan, El mengangkat dagu Primily, "Mengapa kau mengigit bibir bawah mu? Kau mencoba menggodaku?" ledek nya tertawa meremehkan.
"Ti-Tidak."
"Kau tau? Aku tidak akan pernah tergoda oleh perempuan murahan sepertimu, kau terlalu rendahan untuk membuatku tergoda," El melepas dagu Primily lalu menyiramkan air dingin ke tubuh Primily.
Primily sedang demam dan sekarang ia di guyur air dingin membuat Primily akan semakin demam, Primily memeluk tubuhnya Sendiri. El merasa senang ketika melihat Primily menderita, El kemudian mengunci Primily di kamar mandi.
"Tuan aku dingin, ku mohon buka pintunya," Primily mencoba menarik gagang pintu.
"Itu adalah hukuman untukmu."
Baju El juga basah, jadi kini ia pergi ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap. Di kamar mandi Primily semakin kedinginan, wajahnya pucat bahkan bibirnya sudah membiru, Cassi hendak memberikan obat untuk Primily namun ia kaget Primily tidak ada di kamar.
"Dimana dia," Cassi menyimpan obat di meja samping tempat tidur.
Ia mendengar suara gemericik air, Cassi mendekati kamar mandi dan coba membukanya tapi pintunya terkunci, "Non, apa kau ada di dalam?"
"Tolong aku sudah tidak kuat," balas Primily dari kamar mandi dengan nada suara yang sudah hampir tidak terdengar.
"Kau di dalam?"
"Iya."
Cassi berdecak, ia berlari ke kamarnya El ia tau pasti El yang melakukan ini. Kunci kamar mandi juga di bawa oleh El, sampainya di depan kamar El, Cassi mengetuk pintu, "Tuan," panggilnya.
El keluar, "Ada apa?"
"Tuan, tolong keluarkan Nona Primily dari kamar mandi. Dia bisa mati jika terus di biarkan di kamar mandi, tadi bahkan tubuhnya sedang demam," pinta Cassi.
El berlari ke arah kamar mandi, nampaknya pria itu juga tak mau jika Primily mati hari ini. Cassi menghela nafasnya sebelum mengejar El, "Dia tidak mau gadis itu mati, tapi kelakuannya sudah seperti ingin membunuhnya saja. Aku tidak tau bagaimana otaknya bekerja," batin Cassi kebingungan.
El menggendong Primily ke kasurnya, setelah itu El meminta Cassi mengganti pakaian Primily karena basah. Primily kehilangan kesadarannya karena kedinginan, benar saja demamnya semakin parah saat ini.
Cassi menginfus Primily dan menyelimuti gadis itu, "Biarkan dia istirahat dulu, semoga saja demamnya tidak parah."
"Baiklah," El keluar dari kamar Primily, di lantai bawah semua kebutuhan pestanya sudah siap.
Haruto menghampiri El yang masih berdiri di hadapan El, "Apa kita harus kirim ulang barang yang di ambil polisi?"
"Ya, tapi lakukan itu besok saja. Sekarang kau ikut kita party terlebih dahulu."
"Baik Tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
SuLis Tya
moga aja misi penyelamatan Primily berhasil, gk tega bnget klo liat Primily tiap hari di siksa 😔.. sungguh gk punya hati si El 😡
2022-10-05
0
Nani kusmiati
tetap semangat author lanjut 👍🏻👍🏻👍🏻
2022-09-23
0