"Cepat matikan, diam disana dan jangan banyak bergerak," kata Richard lalu tidur kembali.
Bulan duduk disofa dalam gelap. Seperti patung dan tidak bergerak sama sekali. Jika dia bergerak, maka bosnya akan terbangun dan akan memarahinya.
Satu gerakan langkah kakinya saja bisa membangunkanya karena suasana sangat sunyi. Nafasnya sendiri bahkan terdengar ditelinga bulan, saking sunyinya ruangan itu.
Diluar mulai terang, namun didalam kamar masih sangat gelap karena gorden yang begitu tebal dan tidak tertembus oleh cahaya matahari.
Bulan duduk diam dan hanya melihat bosnya yang masih pulas tertidur dengan suara dengkuran yang halus.
Perlahan, Richard membuka matanya dan menurunkan selimutnya. Dia lalu menoleh kearah Bulan. Dia tersenyum simpul saat melihat Bukan masih ada disana duduk dengan diam dan patuh pada perintahnya.
Wanita seperti ini yang pantas menjadi istriku, menurut apa perintahku, dan tidak akan membuatku terluka, karena aku tidak akan mencintainya. Jika tidak ada cinta maka tidak ada kata kecewa dan terluka.
Patah hati dan disakiti hanya akan dirasakan bagi dua insan yang jatuh cinta. Tapi suami istri yang tidak saling terikat dan mencintai maka tidak akan merasakan kecewa dan sakit hati.
Hahahaha...aku sudah menemukan wanita yang bisa dijadikan istriku juga pelayan setiaku. Dia juga tidak jelek-jelek amat....dia bekerja tanpa membantah, itu yang aku suka darinya.
"Jika Tuan sudah bangun maka saya akan membuka jendelanya," kata Bulan karena melihat bosnya sudah bangun maka dia membuka tirai jendelanya.
"Ya...bukalah...." kata Bosnya.
Bulan lalu membuka tirai dan mengikatnya. Setelah itu dia merapikan selimut bosnya dan berdiri didekatnya.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Bulan karena sebenarnya dia sudah sangat lapar dan tiba-tiba terdengar suara aneh dari perutnya.
Richard menoleh dan melihat pada perutnya.
"Suara apa itu....?" tanya Richard dan melihat jam ditanganya. Jam 11 siang.
"Ohh mau God, kau belum makan? Oke, jika begitu aku akan menyuruh pelayan kemari untuk kita makan, duduk disini dan bantu aku kekamar mandi," kata Richard.
Dengan cepat seorang pelayan datang dan membawakan sarapan kekamarnya untuk mereka berdua. Pelayan itu menatap Bulan dengan penuh selidik karena dia tidur di kamar Tuannya.
"Jika sudah selesai, kau boleh pergi," kata Richard pada seorang pelayan itu.
Ceklek.
Pintu tertutup dan Richard segera kekamar kecil untuk kencing dibantu oleh Bulan.
"Aku akan keluar," kata Bulan saat sudah mengantarkan bosnya kekamar kecil.
Tidak lama kemudian bosnya memanggilnya.
"Bulaaannnn,"
"Ya..." sahut bulan dari luar.
"Tutup matamu dan masuk kemari. Aku tidak bisa menaikkan celanaku, kakiku tidak seimbang..." kata Richard dan berpegangan pada tembok agar tidak jatuh.
Bulan lalu menutup matanya dan menaikkan celana bosnya lalu memapahnya keluar.
"Kau sangat merepotkan. Kenapa tidak membawa suster jompo saja untuk mengurusmu,"
"Apa kau bilang? Kau samakan aku dengan orang jompo?"
"Tuan lebih merepotkan daripada mereka," kata Bulan kesal karena berulang kali dia harus menutup matanya dan membantu bosnya memakai celananya.
"Heh! Dengar! Aku bisa membayar seratus orang untuk mengurus semua keperluanku. Tapi....aku...lebih suka kau yang melakukanya dan melihatmu menderita...."
"Kenapa? Kenapa kau ingin melihatku menderita? Apa salah saya pada anda?"
"Kau masih bertanya apa kesalahanmu? Kau membuat kakiku sakit, aku kehilangan milyaran uang karena tidak bisa rapat, tapi kau masih bertanya apa kesalahanmu padaku?"
Bulan diam saja, dan enggan berdebat. Karena setiap kali berdebat, maka bosnya akan mengungkit masalah kecelakaan itu.
"Kenapa aku harus menabrak orang sepertimu?"
"Apa kau bilang?" suara lirih bulan terdengar oleh bosnya.
"Tidak ada...."
"Oke....sekarang kita makan. Kau pasti sudah lapar bukan?" tanya Richard dengan nada suara yang tiba-tiba berubah.
Mereka dengan cepat menyelesaikan makanya, begitu juga bulan. Dia tidak bisa menikmati makanannya karena dadanya masih kesal tapi perutnya sangat lapar.
"Jika sudah selesai. Ayo kita turun dan kita akan kesalon," kata Richard.
"Untuk apa?"
"Untuk merapikan rambutmu dan kukumu. Kau akan sering memijatku dan aku tidak mau kukumu yang tajam itu mengenai kulitku," kata Richard.
Bulan lalu mengambil tasnya dan memapah Tuanya sampai kemobil. Mereka lalu pergi ke salon kecantikan dan Richard menginginkan agar rambut Bulan dipotong sesuai seleranya dan itu yang membuat bulan kesal.
"Ini rambutku, kenapa harus Tuan yang menentukan model apa yang pantas untukku?"
"Kau masih bertanya kenapa? Kau adalah pelayanku, aku melihatmu setiap hari. Jadi model rambutmu harus sesuai dengan seleraku, sekarang kau mengerti?"
Bulan diam saja dan mengangguk. Membiarkan rambutnya dirapikan sesuai keinginan Tuannya.
Dia bahkan tidak mau melihat kekaca. Namun setelah dirapikan pelayan itu menyuruhnya untuk melihat kekaca didepanya.
"Kau cantik dengan model rambut ini Nona, kau terlihat sangat manis..." puji pelayan itu dan memang diakui bulan. Kali ini dia setuju dengan apa yang dikatakan pelayan itu.
Ternyata model yang dipilih Richard membuat dia tampak cantik dan anggun.
"Kau suka? Itulah bedanya selera pelayan dan selera bos. Bos tahu apa yang terbaik untuk pelayannya...hahaha..." Richard seakan tahu jika Bulan sedang memuji pilihannya didalam hati.
Apa yang dikatakan Richard membuat Bulan kesal karena dia begitu congkak dan sombong.
Suka memuji diri sendiri dan sering merendahkanya hanya karena sekarang dia menjadi pelayannya akibat kecelakaan.
"Sekarang kau akan merapikan kukumu itu. Aku yang akan memilih cat kuku yang pantas untukmu," kata Richard lalu memilih model cat kuku untuk Bulan.
"Terserah kau saja," kata bulan kali ini karena enggan berdebat dengan bosnya yang ujung-ujungnya dia direndahkan dan dihina.
Tidak lama kemudian mereka keluar dari salon dan pergi ke butik.
"Kau akan memakai baju yang aku sukai," kata Richard pada Bulan.
"Apa? Bahkan sampai bajupun harus sesuai keinginanmu?"
"Kau keberatan? Jika begitu pergilah dan berikan 10 milyar padaku...."
"Pria ini.... benar-benar keluar dari neraka...." umpat bulan dan akhirnya berjalan disampingnya.
"Hahahaha....uang memang begitu hebat. Dia bisa mengendalikan apapun...." gumam Richard sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka masuk ke butik dan Richard memilih baju untuk dipakai Bulan.
"Warna ini lebih cocok untukmu," kata Richard yang memberikan bulan gaun indah.
Bulan lalu masuk keruang ganti sementara Richard duduk dan menunggu diluar.
Bulan keluar dengan gaun yang dipilih Richard.
"Wooooowww pelayanku sudah menjelma menjadi bidadari. Kau seperti angsa yang cantik dan anggun...." kata Richard mengagumi kecantikan Bulan setalah didandani dan memakai gaun pilihannya.
"Sekarang kita akan bertemu mama...." kata Richard lalu mengajak bulan masuk kemobil dan Bulan yang menyetir.
"Kau hanya akan mengangguk tanpa bertanya jika bertemu dengan ibuku, kau mengerti?" pesan Richard pada Bulan dan Bulan tidak menjawabnya bahkan tidak menoleh padanya.
Pertama dia memuji jika dirinya cantik, setelah itu mengatakan jika dia mirip angsa.... benar-benar keterlaluan.....gumam Bulan dalam hati sambil terus menyetir pada alamat yang diberikan Richard
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments